- Un -

2.2K 121 3
                                    

Hari ini hujan turun begitu deras, seakan langit pun tahu jika ada remaja yang sedang bersedih merindukan sosok sang Ayah, Huang Jierui.

Ia menatap sedih kearah buku yang ada di hadapannya, buku yang dibelikan Jierui untuknya.

"Rindu.." Lirihnya pelan

Meski bukan pertama kalinya berada di situasi seperti ini namun remaja tanggung ini tetap saja tidak terbiasa.

"Ayah, aku rindu.."

Ia menghela nafasnya pelan, menutup buku yang ada di hadapannya itu dan menaruhnya di tumpukan buku lainnya.

Tokk! Tokkk!

Remaja itu membuka pintunya dengan kesal "Apa?"

"Ibu menyuruhku untuk memanggil Kakak"

"Bilang saja aku tidak ingin makan"

"Tapi, Kakak belum makan apapun sejak tadi pagi."

"Tidak usah memperdulikanku!"

Brakk!

Remaja tanggung yang bernama Renjun ini menghempaskan tubuhnya ke kasur.

Ia menatap lurus langit-langit kamarnya, Ia jadi teringat kejadian satu minggu lalu ketika Ibunya membawa seorang anak lelaki dan mengatakan bahwa dia adik tirinya.

Mengingatnya saja membuat Renjun kesal, beraninya Ibu mengkhianati Ayah.

Terlebih lagi Ayah meninggal karena serangan jantung, membuat Renjun semakin membenci Ibu dan Adik tirinya itu.

"Jika saja Ibu tidak memberitahu Ayah, mungkin saja sekarang Ayah masih hidup.."

"Jahat.."

"Aku tinggal bersama pembunuh.."

Ibu yang sangat Ia sayangi ini tega membohongi Ayah dan juga dirinya, selama ini Ia hidup dalam kebohongan yang Ibunya buat.

Lucu sekali bukan?

Itulah yang Renjun rasakan, terkadang Ia merasa lucu kenapa Tuhan membuat jalan hidup keluarganya seperti ini.

Renjun memejamkan kedua matanya, Ia jadi teringat akan rengekannya dulu kepada Ibu.

"Buuu??" Renjun kecil merengek pada Ibunya yang tengah memasak

"Injun ada apa sayang?"

"Injun mau Adik!"

"Adik? Kenapa tiba-tiba?" Tanya Ibunya dengan lembut sembari mengusak surai indah anak sematawayangnya

"Jeno punya Adik! Sedangkan Injun tidak! Injun mau Adik!" Tukasnya setengah kesal pada sang Ibu, melihat anaknya yang merengek minta Adik Ibunya tersenyum

"Injun memiliki Adik tidak semudah itu Nak, butuh waktu yang lama untuk memiliki Adik"

"Memangnya tidak bisa besok saja?" Renjun berujar dengan polosnya membuat Ibunya gemas sendiri

"Tidak bisa sayang, Ibu kan sudah bilang untuk memiliki Adik butuh waktu berbulan-bulan. Lama sekali bukan? Jika ingin memiliki Adik, Injun harus pintar dulu sekolahnya supaya nanti Adik Injun bangga memiliki Kakak yang pintar, apa Injun mau di banggakan Adik?"

"Huum~ Injun akan belajar dengan rajin agar pintar dan di banggakan oleh Adik!" Renjun kecil bertekad dengan semangat membuat Ibunya tersenyum

"Ibu bohong, bahkan saat aku mengatakan ingin adik, aku sudah memiliki adik..." Ucapnya miris sembari menatap sendu langit-langit kamarnya

𝐏𝐀𝐈𝐍 : 𝐑𝐞𝐧𝐣𝐮𝐧 & 𝐉𝐢𝐬𝐮𝐧𝐠 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang