- Dix -

456 41 7
                                    

Jisung melangkahkan kaki panjangnya keluar dari halaman sekolah dengan perasaan sedih.

Nilainya turun, Ia kehilangan fokusnya dalam belajar.

Bahkan, Ia pernah di tegur sang guru jika nilainya terus-menerus turun Ia di pastikan akan tinggal kelas.

Ia tidak sepintar kakaknya, tidak belajar pun nilainya akan tetap baik-baik saja.

"Otak bodoh.." Rutuknya pelan

"Kenapa aku tidak bisa membagi fokusku? Kenapa aku sebodoh ini.."

Jisung duduk di halte sendirian, sembari memandang kosong langit di atasnya.

"Bagaimana bisa fokus jika keadaan Ibu terus membuatku takut kehilangannya, aku tidak bisa membagi fokusku, aku bodoh.."

Jisung menutup matanya merasakan terpaan angin yang menabrak wajah mulusnya.

Tanpa Jisung sadari jika di sebelahnya kini sudah ada Renjun, yang menyandarkan punggungnya.

"Tak apa, masih ada semester depan.."

Jisung membuka matanya, Ia terkejut Renjun sudah ada disini.

Tapi, sejak kapan kakaknya itu ada disini? -Batin Jisung

"Kakak?"

"Aku tahu, Jisung. Tak apa, masih ada semester depan. Perbaiki semuanya di semester depan yaa?"

"Aku bodoh, aku tidak sepintar kakak.." Renjun menegakan duduknya, Ia mengusap pelan bahu Jisung sembari menatap jalan yang kini semakin sepi.

"Kau tidak bodoh, kau pintar. Kau hanya kehilangan fokusmu, jangan terlalu memikirkan Ibu. Ibu akan sembuh, kakak yakin."

"Ibu bahkan tidak menunjukan tanda-tanda akan sembuh. Memikirkannya saja aku sudah stress."

"Percaya padaku semuanya akan berjalan dengan baik, Tuhan tidak akan membiarkan umatnya kesusahan. Pasti ada keajaiban yang Tuhan berikan untuk kita."

"Maka dari itu, jangan berhenti berdoa untuk kesembuhan Ibu. Jangan terlalu stress memikirkan semua itu, nanti bisa sakit. Aku hanya punya kau sekarang, jadi jangan sakit yaa?"

Mendengar ucapan sang kakak membuat hati Jisung menghangat, mulai sekarang Ia harus bisa membagi fokusnya.

"Aku sayang kakak!" Ucap Jisung sembari memeluk tubuh kecil Renjun

Renjun pun membalas pelukan Jisung "Kakak juga sayang Jisung, sayang sekali.."

Seungwan sedang menyiapkan makan siang untuk kedua anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seungwan sedang menyiapkan makan siang untuk kedua anaknya.

Hari ini cuacanya sedikit mendung, membuat suasana rumah ini jadi sedikit lebih sejuk.

Suasana hatinya juga sedang senang, karena sejak tadi pagi Ia tidak merasakan sakit kepala.

Sehingga membuatnya memutuskan untuk memasak.

𝐏𝐀𝐈𝐍 : 𝐑𝐞𝐧𝐣𝐮𝐧 & 𝐉𝐢𝐬𝐮𝐧𝐠 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang