- Six -

718 78 0
                                    

Hari libur memang hari yang selalu di tunggu siapapun, dulu Jisung juga senang karena biasanya Seungwan akan mengunjunginya di hari libur.

Seungwan datang memeluknya melepaskan kerinduan yang selama satu bulan terpendam.

Seungwan memang tidak setiap minggu datang, namun Ibunya itu akan menyempatkan waktu satu atau dua hari dalam sebulan untuk menemui Jisung.

Seungwan juga selalu memasakan makanan kesukaan Jisung, sebenarnya Ia selalu suka apapun yang di masakan sang Ibu.

Sekarang Ia senang karena bisa bertemu Ibu setiap hari tanpa harus menunggu waktu yang lama. Tapi, justru kehadirannya membuat Renjun membencinya.

Jisung ingin sekali berbaikan dengan Renjun, tapi itu tidak mungkin. Kesalahannya hadir disini membuat semuanya hancur.

"IBU DATANG!! YEAYY!! IBU DATANG!!"

"Anak Ibu semakin besar semakin tampan saja ya??" Ucap Seungwan sembari mengecup kening anaknya

"Ibu bawakan hadiah untukmu!"

"YEAYYY!! Terima kasih, Ibu~"

.

"Ibu, hari rabu kemarin aku dapat nilai 100!"

"Pintarnya anak Ibu!"

"Kau mau makan apa? Akan Ibu masakan untuk Jisungnya Ibu!"

.

"Ibu, bagaimana?"

"Jisung, mulai sekarang kau tidak boleh makan makanan pedas lagi ya?"

"Ibu.."

"Tak apa, Nak. Ada Ibu, meskipun Ibu jarang datang kemari. Kau tetap harus menjaga kesehatanmu ya?"

"Anak Ibu tidak boleh sakit, kau harus sehat.."

.

"Ibu, apa aku boleh tinggal bersama Ibu?"

"Nak?"

"Aku.. Aku ingin seperti anak yang lain yang tinggal bersama orangtuanya.."

"Ibu kenapa diam saja?"

"Nanti, nanti kau akan tinggal bersama Ibu."

"Kenapa tidak sekarang saja?"

"Aku ingin ikut Ibu pulang.."

"Andai saja dulu aku tidak egois mungkin tidak akan seperti ini kejadiannya.."

Jisung bisa mengartikan jika Renjun hanya kecewa pada Ibu bukan perasaan benci yang sebenarnya.

"Aku berharap apa?" Ucap Jisung pada dirinya sendiri, telapak tangannya mengusap bulir air mata yang terjatuh membasahi pipi nya.

"Kakak dan Ibu akan bahagia jika aku tidak disini, dari awal tempatku memang bukan disini.." Ucap Jisung

"Harusnya aku tidak memaksa untuk ikut Ibu, mungkin sekarang Ayah Kak Renjun masih hidup.."

"Aku tidak pantas berada disini, sebaiknya aku pergi saja."

Jisung pun berjalan tertatih mengambil kopernya, Ia memasukan semua baju-bajunya kedalam koper.

Ia juga memasukan semua buku-buku sekolahnya kedalam tas.

Keputusannya sudah bulat, Ia akan pergi dari sini.

"Ayah.. Jika kau sudah tidak ada di dunia ini, aku mohon bawa aku bersamamu. Aku memang lemah, banyak mengeluh, hanya bisa menangis saja ketika aku di hina seperti itu. Aku tidak bisa melawannya, aku tidak bisa melawan Kakakku.."

𝐏𝐀𝐈𝐍 : 𝐑𝐞𝐧𝐣𝐮𝐧 & 𝐉𝐢𝐬𝐮𝐧𝐠 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang