- Quatre -

776 76 2
                                    

"Mungkin sedang mengunjungi anaknya yang lain? Mungkin saja, aku juga tidak tahu."

Degg!

Jisung lantas memelankan derap langkahnya, Ia ingin mendengar lagi. Katakan saja Jisung tidak sopan menguping pembicaraan Renjun.

"Jika kau memiliki adik tiri kau akan bersikap bagaimana?"

"Maksudku, hngg.. Katakanlah Ayahmu berselingkuh lalu memiliki seorang anak? Apa yang akan kau lakukan?"

Jisung menutup mulutnya, Ia terkejut Renjun akan mengatakan hal itu kepada seseorang yang di seberang sana.

Seseorang di seberang sana pun menjawab, walaupun tidak terlalu jelas, iya tahu itu suara Haechan, sahabat Renjun.

"Aku memiliki adik tiri,"

"Dan aku membencinya.."

Cukup, Jisung benar-benar tidak kuat lagi untuk mendengarkannya, terlalu sakit.

Jisung melangkahkan kakinya, melewati Renjun yang tengah melamun, Renjun juga tidak sadar bahwa Jisung sudah sampai dari tadi. Renjun fokus pada pikirannya sendiri.

Jisung masuk ke kamarnya dengan tangisan yang sedari tadi Ia tahan, Ia benar-benar kacau sekarang. Jisung terlalu berharap pada Kakak tirinya, berharap jika kakaknya berhenti membencinya, Ia ingin sekali di sayangi oleh Kakaknya.

"Jisung memangnya kau siapa?"

"Kau hanya anak haram, Jisung.." Ucapnya lirih sembari mengusap air matanya yang terus terjatuh

"Kau merusak kebahagiaan kakakmu, kau jahat Jisung.." Kini Jisung terisak pelan sembari menjambak rambutnya

"Ma, ini salah siapa?"

"Aku bahkan tidak memintamu untuk melahirkanku!"

"Tsk! Bodoh Park Jisung bodoh ini salahmu. Salahmu karena sudah lahir ke dunia ini.."

"Salahmu.."

Jisung terlalu lelah menangis sampai matanya berat, pada akhirnya Jisung tertidur dengan wajah sembabnya.

Memasuki ruang mimpi yang mungkin akan membawanya pada kebahagiaan

Memasuki ruang mimpi yang mungkin akan membawanya pada kebahagiaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tokk! Tokkk!

"Nak, ayo makan malam?"

Namun tidak ada jawaban dari dalam, karena khawatir akhirnya Seungwan pun masuk ke kamar Jisung.

"Ya Tuhan?!" Pekik Seungwan terkejut meliht keadan anaknya yang babak belur seperti ini

Di pegangnya kening Jisung "Demam" Lirihnya

"Nak, ayo bangun??"

"I..Ibu?" Pekik Jisung terkejut melihat Seungwan ada di dalam kamarnya

"Kau kenapa? Bilang pada Ibu?"

𝐏𝐀𝐈𝐍 : 𝐑𝐞𝐧𝐣𝐮𝐧 & 𝐉𝐢𝐬𝐮𝐧𝐠 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang