"Mungkin sedang mengunjungi anaknya yang lain? Mungkin saja, aku juga tidak tahu."
Degg!
Jisung lantas memelankan derap langkahnya, Ia ingin mendengar lagi. Katakan saja Jisung tidak sopan menguping pembicaraan Renjun.
"Jika kau memiliki adik tiri kau akan bersikap bagaimana?"
"Maksudku, hngg.. Katakanlah Ayahmu berselingkuh lalu memiliki seorang anak? Apa yang akan kau lakukan?"
Jisung menutup mulutnya, Ia terkejut Renjun akan mengatakan hal itu kepada seseorang yang di seberang sana.
Seseorang di seberang sana pun menjawab, walaupun tidak terlalu jelas, iya tahu itu suara Haechan, sahabat Renjun.
"Aku memiliki adik tiri,"
"Dan aku membencinya.."
Cukup, Jisung benar-benar tidak kuat lagi untuk mendengarkannya, terlalu sakit.
Jisung melangkahkan kakinya, melewati Renjun yang tengah melamun, Renjun juga tidak sadar bahwa Jisung sudah sampai dari tadi. Renjun fokus pada pikirannya sendiri.
Jisung masuk ke kamarnya dengan tangisan yang sedari tadi Ia tahan, Ia benar-benar kacau sekarang. Jisung terlalu berharap pada Kakak tirinya, berharap jika kakaknya berhenti membencinya, Ia ingin sekali di sayangi oleh Kakaknya.
"Jisung memangnya kau siapa?"
"Kau hanya anak haram, Jisung.." Ucapnya lirih sembari mengusap air matanya yang terus terjatuh