- Huit -

576 46 5
                                    

Sudah dua minggu Seungwan di rawat di rumah sakit, setelah kecelakaan itu kondisinya naik turun membuatnya harus diam di rumah sakit lebih lama.

Kanker otaknya sudah semakin parah semenjak kecelakaan. Namun, Seungwan tetap pada pendiriannya untuk tidak jujur pada kedua anaknya meskipun kondisi tubuhnya semakin menurun.

Seungwan juga menolak untuk di kemoterapi, berulang kali Taeil menyarankan agar Seungwan melakukan kemoterapi, berulang kali juga Seungwan menolak saran dari Taeil.

Seungwan juga menolak saran Taeil untuk jujur pada anak-anaknya, Seungwan tetaplah Seungwan si wanita keras kepala.

"Ibu sebenarnya sakit apa? Bahkan luka Ibu sudah mengering"

"Ibu hanya sakit biasa sayang.."

"Ibu jangan bohong padaku?!"

"Ibu tidak bohong, Nak.."

"Buu.." Ucap Renjun memohon agar Seungwan jujur

Seungwan pun menunduk, rasanya untuk menatap wajah sang anak saja Ia tidak mampu.

Haruskah Ia jujur?

Haruskah?

Apa setelah Renjun tahu semuanya akan baik-baik saja?

Seungwan tidak ingin sang anak merasa terbebani dengan penyakit yang di deritanya.

"Aku mohon??" Lagi Renjun penuh harap, Renjun memegang jemari sang Ibu.

Seungwan pun menatap wajah Renjun, anaknya.

"....Ini mungkin balasan untuk Ibu karena sudah jahat pada Ayah, Renjun dan Jisung"

"Ibu bicara apa?"

"Ibu sakit, Nak.."

"Iya aku tahu, Ibu sakit apaa?"

"Kanker otak stadium tiga.."

Renjun terkejut mendengarnya, matanya memanas. Bagaimana bisa Ibunya menyembunyikan penyakit ganas ini dari kedua anaknya.

Lagi-lagi sang Ibu menyimpan semuanya sendirian

"A-aapa bisa s-ssembuh?" Tanya Renjun terbata

"Sangat kecil..."

"Ayo sembuh, aku tidak ingin di tinggalkan Ibu.."

"Ibu masih disini, itu artinya Ibu akan sembuh.."

Ketika Seungwan ingin menjawab namun Renjun memeluknya, memeluk Ibunya dengan erat.

Seungwan bisa merasakan bahu Renjun yang naik turun, anaknya menangis karenanya.

Seungwan menangis di pelukan anak sulungnya, anak lelaki yang selalu mengerti dirinya, anak lelaki yang selalu membawa keceriaan untuknya.

Anak lelaki hebatnya kini memeluk sang Ibu yang tengah menderita sakit parah.

"Tapi, di sisi lain Ibu juga merasakan sakit yang membuat Ibu ingin sekali menyerah.."

Tangisan Renjun terdengar memilukan, Seungwan memeluk anak sulungnya dengan erat.

"Ibu ingin bertemu Ayahmu, Renjun.."

"Ibu bicara apa?! Ibu harus sembuh! Aku tidak mau di tinggalkan lagi, sudah cukup Ayah saja.. Ibu harus sembuhhh.. hiks... hikss"

Renjun melepaskan pelukannya dari Seungwan "Apa Jisung tahu?" Seungwan pun menggeleng

"Dia pasti akan sakit sekali mendengar ini.."

Lagi-lagi mereka menangis,

Seungwan tidak sanggup jika nantinya Jisung tahu tentang penyakit yang di deritanya, anak itu sangat rapuh.

𝐏𝐀𝐈𝐍 : 𝐑𝐞𝐧𝐣𝐮𝐧 & 𝐉𝐢𝐬𝐮𝐧𝐠 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang