7. Perasaan

1.3K 161 7
                                    

Lagi-lagi di meja makan hanya di isi dengan dentingan sendok dan keheningan.

Selesai makan Audelina memulai berbicara karena merasa hawa tak nyaman.

"Jadi Lady Amber bagaimana dengan perjalanan anda apakah menyenangkan?"

Audelina meminum teh nya dengan anggun, sesekali melirik ke arah Iris sekedar melihat ekspresi apa yang di keluarkan.

"Terimakasih atas jamuan anda Duchess, perjalanan saya sungguh menyenangkan karena sudah melihat pasar tadi"

"Saya sungguh terkesan karena anda bisa memelihara wilayah ini Duchess"

Audelina yang mendengar itu tertawa kecil dengan merdu nya, heh dia ingin menginjak harga diri ku secara tidak langsung.

"Ahahahahaha terimakasih atas ucapan anda, saya hanya tidak ingin bersantai dan menghamburkan uang untuk hal yang tidak berguna Lady"

Iris mengepalkan tangan di bawah meja sedangkan Cael yang melihat itu menyeringai puas dengan jawaban ibu nya.

4 anak lainnya duduk di seberang meja dengan tidak tau malu nya malah bergosip ria, Audelina dan Cael membiarkan itu toh mereka butuh ke akrab an sesama saudara.

"Ekhem ibu apakah dia tunangan kak Cael?"

Audelina menoleh ke arah anak bungsu nya Ethan lalu menanggapi dengan ringan.

"Iya Eth" Belum berbicara ucapan Ethan sudah di dahului.

BRAKKK

"IBU AKU TIDAK SETUJU DENGAN NYA"

"Betul tuh kak"

3 setan lainnya mengangguk dengan mata polos.

"Kenapa Renhard?"

"Aku tidak ingin karena tampang nya seperti pengemis bu"

"Betul betul"

"Renhard betul ibu, lagipula kenapa tunangan kak Cael seperti pelacur upsss....... Maafkan saya Lady, saya sengaja"

Kaiser menanggapi dengan tampang jijik nya menatap Iris.

"Ibu kita tidak pernah menerima tamu seperti pengemis ini"
Ethan menunjuk iris menggunakan Pisau makan nya.

"3 setan itu benar ibu, saya tidak yakin kalau masih polos seperti tampang nya apalagi mukanya seperti minta di hajar oleh ku" Steve menyahut dengan pedas nya, tanpa sepengetahuan yang lain Steve menyalurkan energi sihir nya ke arah Iris untuk menyelidiki.

Cael yang melihat 4 setan lainnya yang menjelma sebagai saudaranya memberi jempol secara terang-terangan ke arah mereka.

Audelina yang mendengarnya merasa senang, ahh...... Setan ini memang patut di acungi jempol.

Iris yang malu sendiri terburu-buru untuk pergi, Iris pulang dengan keadaan memalukan.

Setelah melihat kepergian nya Audelina segera membubarkan anak-anak nya untuk beristirahat.

Di tengah lorong gelap Audelina berjalan pelan, cahaya rembulan menembus jendela terlihat surai ke perakkan dengan mata hitam nya.

Audelina berhenti sejenak tanpa mengalihkan pandangan nya "Kaiser ada apa?"

Kaiser yang mendengar itu berjalan di belakang ibu nya "Kenapa ibu berubah"

"Apakah karena warisan"

Kaiser sedari dulu membenci ibu nya sendiri karena selalu menyuruh nya untuk menjadi sempurna seperti kakak nya yang lain apalagi setelah ayahnya tiada ibu nya semakin gila dengan menempatkan banyak jadwal belajarnya.

I Became A Tyrannical Grand Duchess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang