7. Berulah lagi

88 6 0
                                    

WARNING, ADA ADEGAN DEWASA, BOCIL BISA SKIP⚠️⚠️🔞

Happy reading^~^

Vaden menghampiri Carina, daritadi gadis itu sama sekali mendiamkan dirinya sedari tadi.

"Baby, kenapa?" Carina menatap Vaden sejenak dan meletakkan kepalanya pada dada bidang Vaden, gadis itu memeluk erat kekasihnya.

"Sakit perutnya"

"Tamunya dateng? Iya?" Carina hanya mengangguk dan berpindah posisi duduk, gadis itu duduk diatas pangkuan Vaden dan melingkarkan kakinya pada pinggang laki-laki itu.

"Eskrim mau?"

"Mau" Carina mencium leher Vaden sekilas, gadis itu menyandarkan kepalanya pada bahu Vaden, tangan gadis itu bahkan masuk kedalam kaos Vaden dan mengusap ABS laki-laki itu.

"Mau digigit tangannya? Nakal banget, heran"

"Aaaa, mas😠" Carina mengigit bahu Vaden dan memukul pelan dadanya.

"Nakal banget sih?"

"Bacot jeyek"

"ASTAGA MULUT, CIPOK JUGA NIH LAMA-LAMA!"

"Nih cipok"

"Dah ah, tinggal aja Carina nya nakal"

"Aaaaa, nda mas, aaaaa" gadis itu berlari dan menarik tangan Vaden, namun yang ditarik justru tertawa pelan.

"Lo berdua ngebucin mulu dah, bosen gue liatnya"

"GAK USAH DILIAT KALO GITU GEMBEL, JELEK, HIDUP LAGI!" Argus langsung bungkam dan menutup matanya.

"Jahat mulutnya, Vaden marah" Vaden langsung menghempaskan tangan Carina, sedangkan Carina gadis itu menatap Vaden yang menaiki anak tangga, bibir gadis itu melengkung ke bawah, dan sedikit bergetar, mata gadis itu perlahan memanas dan memerah, pandangan gadis itu buram karna air mata.

"Huwaaaaa, mas jahat" pecah sudah tangis gadis itu, Carina terduduk dilantai dan menangis dengan kuat.

"Bisa diem gak sih lo?! Ganggu tau gak?" Melva datang dan langsung menampar pipi Carina.

Vaden yang sedari tadi mengamati, segera berlari menghampiri Carina dan menarik gadis itu kedalam pelukannya.

"Jauhin tangan lo yang kotor dari wajah pacar gue bitch"

"Dia berisik, lagian malem-malem nangis, bocah banget sih" Melva melipat kedua tangannya dan menatap kearah lain.

Vaden bangkit dan berdiri tepat didepan Melva.

"Jaga cara bicara lo, lo bukan siapa-siapa kalo bukan karena Carina"

"Apaan sih?"

"Lo yang apaan, norak" Valentina datang dan langsung mendorong gadis itu hingga terjatuh.

"Lo, gue gak ada urusan ya sama lo" Valentina tertawa remeh dan berjongkok menyamakan tingginya dengan Melva.

"Heh, lonte jahanam, lo itu gak ada bedanya sama sampah, sama-sama gak berguna dan dibuang"

Melva berdiri dan merangkul pundak Kelvin, menghampirinya dan melumat bibirnya.

Valentina yang melihat dengan segera mendorong tubuh Melva kesamping dan mencekik leher gadis itu.

"Santai dong"

"Bangsat lo, manusia iblis" Valentina mengeratkan cekikan pada leher Melva dan terus menahannya hingga Melva tidak bisa bernafas.

"Val, udah" Kelvin datang usai mencuci mulutnya, laki-laki itu nampak ketakutan menatap Melva.

"Val, don't do that, main pake cara kakak aja" Carina menyeret gadis itu dan mendorong Melva ketengah-tengah ruang tamu, gadis itu pergi dari sana dan mengambil segelas air.

Perfect coupleWhere stories live. Discover now