20. Taruhan [2]

30 5 0
                                    

⚠️18+ area, bocil bisa skip dulu⚠️

Happy reading

Daniel membawa Melva menuju rumah Carina, hanya mengantarkan lebih tepatnya, Vaden masih terus membenci laki-laki itu karna kejadian di prom.

Memasuki area pekarangan yang luas Daniel melepaskan seatbelt nya dan menatap beberapa remaja yang menikmati acara itu.

"Lo yakin Fathur pernah begitu?"

"Yakin lah, orang gue yang liat sendiri"

"Gila, bocah nerd kayak dia, bisa beringas juga ternyata"

Vaden menyenggol siku Lyndi, memberi kode ke arah Lilya yang sendirian di ruangan remang-remang.

"Ck, gak doyan gue sama yang modelan Lilya begitu"

"Kenapa"

"Ya gak apa-apa cuma ilfeel aja, tau lah dia lon-"

"Abang" Vella datang dengan dress hitam sebatas pahanya, menatap ke sekitaran ruangan itu.

Carina tercekat ditempatnya, menyadari perut Vella yang agak sedikit membesar.

"Kamu ngapain kesini, nanti kalo kamu ketauan hamil, kamu bisa di keluarin dari sekolah"

"Apaan sih, ada aku juga" Vaden menghela nafas panjang, menatap Vella jengkel dan memberikan segelas jus jeruk.

"Kamu belum cerita siapa cowo yang hamilin kamu" ucap Vaden usai meminum alkohol di atas meja.

"Daniel" ucap Vella menunduk, Vaden menatap kaget kearah Vella, jantungnya terasa berhenti berdetak, tangannya mengepal, tatapan tajam itu ia lemparkan kearah luar ruangan.

"D-dia bakal tanggung jawab bang"

Vaden menarik tangan Vella menuju kamarnya dan Carina, Carina mengikuti dua bersaudara itu, menutup pintunya dan menguncinya.

"LO GAK BISA PERCAYA SAMA OMONGAN LAKI-LAKI BEGO, DENGERIN GUE!" Vaden mencengkeram kuat kedua pipi Vella, Carina melotot dan menarik tangan Vaden dari kedua pipi Vella.

"Semua cowo bajingan, gue juga bajingan Vel, cowo bisa nepatin janjinya? Lo bisa dapetin itu di mimpi, apalagi Daniel, cowo brengsek kayak dia, lo mau percaya sama dia hah?!"

"JAWAB!" Carina menarik pelan tubuh Vella, ia juga mendorong pelan tubuh Vaden menjauh, menatap Vella yang menangis Carina memeluknya dengan erat.

"Gue bakal cari dia" Vaden melepaskan cincin lamaran itu membuat Carina menghela nafas dan menyimpan cincin itu di laci meja riasnya, ia juga melakukan hal serupa, menarik dengan pelan pergelangan tangannya.

"Jadi, lo mau tanggung jawab sama anak diperut gue?"

"Gila lo ya? Enggak, gue gak bisa"

"M-maksud lo?"

"Lo pikir gue bego? Cewe kayak lo udah pasti simpenannya banyak, jelas anak itu bukan darah daging gue dong*

Melva mendecih pelan yang dapat didengarkan oleh Daniel.

"Lagian, bukannya anak itu anaknya Ethan, anaknya dokter ternama, huhhh, seandainya aja gue gak tau"

"MAKSUD LO APA?!"

"Di hotel Starla jam 07.09 am, hari minggu bulan kemarin tanggal 29, lo sama Ethan check in"

"G-gak ya!"

"Eum, but, i think gue gak salah orang kok" Daniel mendekatkan tubuhnya dengan Melva dan membisikkan sesuatu.

"Kaget ya, hotel bokap gue by the way"

Perfect coupleWhere stories live. Discover now