16. Spill

45 7 0
                                    

Jam lima Carina terbangun saat mendengar suara tangisan Zefran, gadis itu terbangun dan menyalakan lampu tidur didekat meja rias dan menghampiri Zefran.

"Kenapa sayang?" Alih-alih menjawab, Zefran memegangi botol susunya dan berusaha naik ke tempat tidur Carina, Zefran juga berusaha masuk kedalam pelukan Vaden.

Vaden yang merasa terganggu membuka matanya dan menatap kearah Zefran dengan mata sembab. Carina datang dan memberikan botol itu kepada Zefran.

"By, dingin, peluk by" Vaden mengangkat tubuh Zefran dan memindahkannya kebelakang tubuhnya, memeluk Carina dengan erat.

"Aaaaa, papi janan cama mami, aaaaa nda boyeh" Zefran naik keatas tubuh Vaden dan tidur ditengah-tengah Vaden dan Carina.

"Dih, bocah maruk, balikin ke panti tau rasa lu"

"Papi jeyek" Zefran lanjut meminum susunya dan memainkan kancing piyama Carina, beberapa hari terakhir Vaden memang menyuruh Carina untuk memakai piyama saja, lantaran kehadiran Zefran membuat Vaden was-was jika bocah itu bisa saja merebut miliknya.

Carina memeluk Zefran dan sesekali ia mengusap rambut Vaden.

"Jam tujuh nanti aku ada prepare buat prom night, kamu mau ikut?" Carina menggeleng dan mencium pipi Zefran yang masih memainkan kancing piyama Carina.

"Aku bawain makanan aja ke sekolah ntar, jadi kamu gak usah bolak-balik rumah-sekolah"

"Aku suruh Rega nanti jemput kamu" Carina menganggukkan kepalanya dan kemudian bangkit untuk memasak sarapan.

"Mami mau themana? Zeflan itut" Carina menggendong anak itu dan menatap Vaden yang bermain game, Carina harap team laki-laki itu tak ada perempuan genit.

Baru membuka pintu suara teriakan Lyndi dan ucapan serak khas bangun tidur Vaden membuat tiga orang gadis ikut membuka mic nya.

"Terusin aja, ntar juga gak aku kasih makan"

"Papi genit, papi jeyek"

Terdengar dari sana suara tawa Lyndi membuat Vaden berdecak malas dan memilih hero asal.

"Weh, lo bisa pake itu?"

"Gue troll lo bangke"

"Yah, kak Vaden jangan dong"

Carina memasuki kamar dengan memegang pisau setelah mendengar suara gadis.

"Bacot babi, lonte, pantek, mati lo bangs-" Vaden membungkam mulut Carina, namun ia mendapat todongan pisau.

"Siniin hp nya" dengan pasrah ia memberikan ponselnya itu kepada Carina.

"Cukulin papi nda bica main, wleee" Zefran menyusul Carina diikuti Vaden.

Carina meletakkan ponsel Vaden diatas meja, dan beberapa kali Lyndi mengumpat karena tiga gadis itu tak bisa bermain dengan benar.

"Den, bantuin oy"

"Iya ih, kak Vaden mana?"

"Bacot anjing" Carina melemparkan piring itu membuat Lyndi yang ingin mengumpat langsung terdiam.

"Kamu kenapa sih? Aneh"

"Ya kamu, udah tau punya anak masih genit sama cewe, ngapain coba masuk klo udah tau itu cewe?!" Zefran mengamati kedua orang gua angkatnya adu mulut dengan memakan biskuit rasa pisang.

"Kamu jangan gitu juga tapi" sedetik usai mengucapkan itu Carina menangis membuat Zefran bangkit dan melemparkan kotak biskuit itu kepada Vaden.

"Papi jeyek, bithin mami nanis"

Perfect coupleWhere stories live. Discover now