23. Mad or Sad?

44 4 0
                                    

Carina menatap Zefran yang duduk dimeja makan dengan tenang, menunggu telur mata sapi yang dibuat Carina matang, Zefran menjatuhkan beberapa alat makan.

"Heh bocil, tangan lu mau gue potong?"

"Coba kalo lo berani, gue sunat anu lo dua kali" sahut Vaden membuat Lyndi mengusap kepala belakang Zefran dengan lembut.

"Becanda"

Carina meletakkan piring yang berisi telur mata sapi dengan sayuran yang ia tumis.

"Mami, tadi kata om itu tangan Zeflan mau dipotong" Carina menoleh kearah dagu sang anak yang menunjuk ke Lyndi.

"Awww, Lyndi"

"Aku becanda"

"Gw santet besok biji mata lo"

"Udah diem, makan" Carina melirik Argus dan memilih menyuapi anak dan calonnya.

"Carin, gw seret mau meninggal, ambilin minum"

"Lo mau minum racun atau mau minum air urine kadal Val?"

"Gue ambil sendiri" Carina menepuk pelan bahu Vaden membuat Vaden memegangi bahunya dan menatap kearah Zefran yang makan dengan pelan namun tetap berhamburan.

"Mami, Zeflan ini tangannya nda bica bawa cendok"

"Nah bayangin aja tangan lu udah dipotong cil" Rega tersenyum usai menatap Carina yang menatapnya dengan melotot.

"Kok galak sih anjrot" Carina kemudian memukul bahkan menarik rambut Rega dengan kencang.

"Dasar anak setan, berani lo jahat sama anak gue hah?!" Carina mengatakan kalimat itu dengan menarik rambutnya dan memukul bahunya dengan kuat. Kebayang sakit sama perihnya.

"Aduh, anjing, bantuin cok, woy bantuin bangsat, mati gue disini anjir"

"Haha, enggak enggak gue disini sama yang lain dukung Carina buat nyiksa lu"

"Ya Tuhan, maafkanlah kesalahanku sewaktu aku masih hidup, Amin".

Carina yang mendengar doa dari Rega akhirnya melepaskan tangannya dari rambutnya dan memukul pipi laki-laki itu geram.

"Jangan mati dulu, Carina mau membabu Rega"

"Nasib gue gini amat YA TUHAN, TOLONG"

"Diem, ayo ikut Carina"

Sudah 1 jam Rega belum keluar dari kamar Carina. Vaden sedari tadi sudah seperti setrikaan, mondar-mandir tak tahu harus apa.

"Calon gue diapain?" Vaden segera berlari menuju kamar dan membuka pintu, menatap kearah Rega dengan wajah penuh make-up.

"Astaga bapak, kek jablay ahahahaha" Vaden tertawa dengan kencang melihat wajah Rega, alis hitam dengan bedak berwarna putih yang diyakini bedak milik Zefran, blush-on warna merah apel itu nampak senada dengan bedak berwarna putih itu, liptint warna merah maroon itu pun nampak kontras dengan bibir sang korban.

"Gila ya, mirip dakocan anjir"

"Bangsat lo sama-samain gue sama dia"

"Lucu bangsat ngakak"

Rega bangkit dengan tersenyum menatap Carina dan memasuki kamar mandi untuk mencuci wajahnya.

"Jangan lupa nanti malem" Vaden mengangguk dan mengantarkan teman-temannya itu sampai di gerbang, sedangkan Carina tengah makan, jika dilihat-lihat mungkin ia hanya makan 3 sendok makan saja.

"Sayang makan yang banyak buat bayinya juga" Carina mengerutkan keningnya dan menggeleng pelan.

Zefran terduduk dengan manis diatas karpet berbulu itu dengan tangan yang menggenggam biskuit bayi.

Perfect coupleWhere stories live. Discover now