9. Kecewa

83 5 0
                                    

Siang ini Carina dibuat kelabakan karena lagi-lagi kekasihnya tak ada, padahal biasanya Vaden selalu nempel tapi ia tetap sering menghilang tanpa memberi tahu.

Pandangan Carina terkunci pada gadis berambut pendek, tubuhnya benar-benar indah, namun mata gadis itu memanas kala melihat perawakan laki-laki yang sangat mirip dengan Vaden. Carina membuntuti kedua remaja itu hingga digudang.

"V-vaden, aku takut"

"Gak apa-apa udah sepi kok" Carina tersenyum kecut mendengar ucapan kekasihnya.

Gadis itu bersembunyi sejenak disisi gudang, rasa sakit hatinya semakin menjadi kala suara-suara aneh terdengar di indra pendengarannya.

Senyum simpul menghiasi bibir gadis itu.

Carina dengan segera menghapus air matanya dan berlari menuju parkiran, lagi dan lagi, apa dunia tak bisa mengijinkan dia untuk bahagia sehari? Mungkin tidak.

Gadis itu mencuci wajahnya dan duduk diatas sepeda motor Vaden.

Vaden datang dengan gadis itu, Carina langsung menunduk dan pergi, Vaden yang melihat langsung mengejar gadis itu.

Carina terjatuh didepan halte, lutut gadis itu nampak memerah dan darah mengalir dari lututnya, Vaden menghampiri gadis itu dan membantunya berdiri, namun dengan cepat Carina bangkit dan menggeleng. Rega datang menjemput Carina dengan tatapan kecewa tepat dimanik mata Vaden dan perempuan berambut pendek yang Rega ketahui bernama Shafa.

"Rin gue-"

"Makasih Ga" Rega hanya mengangguk dan langsung pamit, Carina berusaha menahan tangisnya saat melewati ruang tamu, Vaden duduk sambil menunggu kehadiran gadis itu, Carina dengan cepat menaiki tangga, menahan rasa sakit dilutut dan hatinya.

"Non, disuruh bapak turun, katanya ada den Vaden"

"Vaden suruh pulang aja Bi, Carina gak mau diganggu dulu"

"Iya non" Carina merubah posisinya menjadi telungkup, suara ketukan pintu dan panggilan Galaxy ia acuhkan, ia menangis dan berteriak, suara teriakan itu, membuat Galaxy mengurungkan niatnya untuk terus mengganggu putrinya.

"Istirahat princess" ucap Galaxy yang tak mendapati balasan dari Carina.

9.30pm

Carina tak kunjung turun, dan gadis itu tak keluar dari kamarnya sedari ia pulang dari sekolah, Kelvin langsung meminta izin untuk ia saja yang membujuk Carina, bahkan Vaden laki-laki itu tak pulang sama sekali, ia masih menunggu gadisnya.

"O-om gak ada jawaban" Galaxy, Kelvin, Vaden, dan valentina bergegas menuju kamar Carina, Galaxy memukul pintu kayu itu dengan kuat. Namun tetap, tak ada jawaban dari Carina.

"CARINA, BUKA PINTUNYA!" Teriakan menggelegar dari sang papa pun juga tak mendapatkan jawaban.

"Di dobrak aja om" Kelvin langsung mengusap bahunya sebentar sebelum menghantamkan bahu itu kearah pintu.

"Kelvin, kalo gak bisa gak apa-apa"

"Enggak om, kak Carina dari siang belum makan" memang benar yang diucapkan Kelvin, gadis itu mengurung dirinya sepulang sekolah dan belum keluar dari kamarnya.

Pintu terbuka, pecahan kaca berserakan, Carina menggenggam dengan kuat pecahan kaca, Valen menghampiri kakaknya dan membuka perlahan genggaman tangan itu.

"Papa" suara pelan Carina membuat Valentina mendekap erat kakaknya.

Vaden buka suara atas kejadian sepulang sekolah tadi, Galaxy menatap kecewa kearah Vaden, bahkan Kelvin sampai memukul rahang Vaden, dan menghantamkan kepala Vaden kearah tembok.

Perfect coupleWhere stories live. Discover now