Taeyong hari ini benar-benar merasa frustasi. Ia telat datang ke kampus dan juga skripsinya harus di revisi ulang. Ah, tidak tahukah sang dosen jika Taeyong sudah bekerja lembur bagai kuda demi skripsi sialan itu?
"Nangis kan lo. Makanya besok-besok stel alarm lebih pagi."ucap Doyoung kesal
"Gue udah stel alarm dari jam lima Doy huaaaa."tangis Taeyong pecah sembari menendang - nendang kaki mejanya
"Terus kenapa jam tujuh lo baru bangun?"tanya Yuta
"Ya alarm nya gue—g-gue matiin lagi."sahut Taeyong dengan suara semakin mengecil
"Besok-besok kalo alarm lo bunyi, lo langsung bangun. Jangan malah molor lagi."ucap Yuta
Taeyong mengangguk sembari mengusap air matanya yang terus mengalir.
"Eh, pulang ngampus lu pada sibuk ga?"tanya Yuta sembari meneguk teh sisrinya.
"Gue engga sih."sahut Doyoung
"Gue juga engga."timpal Taeyong
"Kita clubbing yuk. Sekalian refreshing otak."ajak Yuta sembari menaik turunkan alisnya
"Astagfirullah, berdosa banget lu."ucap Doyoung sembari mengusap kasar wajah Yuta dengan telapak tangannya
"Sesat."timpal Taeyong
"Sok alim amat lu pada ah, mau kaga?"tanya Yuta
"Ya udah lah gas."sahut Taeyong
"Doy gimana?"tanya Yuta sembari menatap Doyoung
"Dengan kekuatan bulan—ayo gas."sahut Doyoung
~~~~~><~~~~~
Kini mobil putih Yuta sudah sampai di depan sebuah club yang ramai pengunjung.
Mereka membuka perlahan pintu tempat tersebut.
"Wow."celetuk Yuta ketika melihat pemandangan yang terpampang jelas di hadapan mereka.
"Gue ngerasa sedikit berdosa pas masuk sini."ucap Doyoung sedikit menyesal.
"Berdosa apaan, ini namanya surga dunia lur."ucap Yuta
"Mata lo surga dunia. Tuh liat, orang-orang pada pake baju kekurangan bahan. Surga dunia mah pengunjungnya pake baju ketutup semua."ucap Taeyong
"Udah lah, jangan banyak bacot kalian. Ayo masukkk!!"pekik Yuta semangat sembari menarik Doyoung dan Taeyong masuk ke dalam gedung yang penuh dengan lampu kerlap-kerlip tersebut.
Ketika memasuki ruangan tersebut, Taeyong di sambut dengan musik yang amat keras dan pemandangan yang—uh tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
"Yo brooo!!!"pekik Johnny—bartender di club tersebut
"Wih Johnny, makin kece aja lu bang."ucap Doyoung
"Yoi dong."sahut Johnny
"Tiga bang."ucap Yuta kepada Johnny
"Sip, gue buat dulu."sahut Johnny sembari mulai meracik minuman yang di pesan Yuta.
Taeyong duduk di depan meja bartender sembari melihat sekelilingnya.
Tempat seperti ini masing cukup asing untuk Taeyong, karena ia anaknya jarang pergi ke tempat-tempat seperti ini.
"Tumben anak-anak alim main ke club, ada masalah di kampus kah?"tanya Johnny sembari meletakkan 3 gelas minuman di depan mereka.
"Ga ada bang, cuma mau refreshing otak aja."sahut Yuta seadanya
Johnny mengangguk paham.
"Minum, Yong."ucap Yuta sembari memberikan satu gelas minuman untuk Taeyong
Taeyong sekilas mencium aroma minuman tersebut.
Aneh.
Jujur, aroma minuman ini aneh di indra penciumannya.
"Minum Yong, jangan di liatin aja."ucap Doyoung sembari meneguk minuman miliknya
Taeyong langsung saja meminum minuman tersebut.
"Kamar masih kosong lagi empat loh, Yut."ucap Johnny menggoda Yuta
"Ga dulu bang."sahut Yuta sembari memfokuskan pandangannya kepada para wanita - wanita yang baru saja datang
"Yut, disono tuh ada cewek yang liatin lu mulu."ucap Doyoung sembari menunjuk ke arah gerombolan wanita dengan pakaian minim akhlak.
Tanpa basa basi, Yuta langsung pergi menghampiri wanita - wanita itu.
"Widih, ada mangsa tuh."celetuk Doyoung sembari ikut pergi meninggalkan Taeyong di meja bartender
"Yong, lu gamau booking kamar?"tanya Johnny
Taeyong menggeleng dengan pandangannya yang mulai kabur.
"Alim banget lu."ucap Johnny sembari terkekeh
"Bang,"panggil Taeyong sembari memegangi kepalanya yang terasa sakit
"Kepala gue kok sakit?"tanyanya sembari meringis kesakitan
"Itu reaksi minumannya, lu tumben minum begituan makanya pusing."sahut Johnny
Taeyong merasakan nyeri di kepalanya dan juga gejolak aneh pada tubuhnya.
Entah kenapa, tiba - tiba badan Taeyong terasa sangat gerah.
"Bang, Taeyong—enghh ini kenapa ya?"tanya Taeyong tak bisa mengontrol gejolak pada tubuhnya
Taeyong ambruk, ia tak kuat menahan rasa aneh pada tubuhnya itu.
Samar - samar Taeyong mendengar Johnny tengah berbicara dengan seseorang, namun Taeyong tidak tahu apa yang mereka bicarakan karena suara musik yang begitu kencang.
Tiba-tiba Taeyong merasa tubuhnya di angkat oleh seseorang. Entah itu siapa, Taeyong tidak bisa menyadari siapa orang yang mengangkatnya itu. Matanya sudah tidak bisa untuk di buka lagi.
TBC