Setelah sampai di rumah, Taeyong segera mengganti pakaiannya dan bergegas berangkat ke kampus.
Seperti biasa, lelaki berparas cantik itu pergi ke kampus dengan menumpangi kendaraan umum, yaitu bus.
Hari ini, bus yang Taeyong tumpangi sangatlah ramai penumpang. Tidak ada kursi kosong satupun di dalam bus tersebut. Jadinya mau tidak mau, ia berdiri sembari berpegangan pada Handle Grip.
Semakin banyak orang yang naik ke bus tersebut. Otomatis semakin sempit dan semakin sesak di dalam bus itu.
Pria paruh baya di depan Taeyong berdiri saat ini, terus saja menatap tubuh Taeyong dari atas sampai bawah dengan tersenyum mesum.
"Cantik."ucap om-om itu sembari berusaha meraih dagu Taeyong
"Astagfirullah om, saya berbatang om."ucap Taeyong menepis kasar tangan om-om tersebut.
"Kamu cantik, ayo jadi istri om."ucap om-om itu
Taeyong mendelik.
"Astaga om, inget umur. Udah mau sakaratul maut, masih aja ganjen!"sarkas Taeyong
Orang - orang di bus ini hanya menontoni mereka tanpa ada niat membantu Taeyong dari om - om cabul di depannya ini.
"Ayo lah dek."ucap om-om itu sembari terus berusaha meraih dagu Taeyong
"Ekhm."dehem seorang pria sembari melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Taeyong.
"Berani - beraninya kamu menyentuh hak milik saya."ucap Jaehyun sembari menatap sengit om-om itu
"M-maaf mas. Saya khilaf."ucap om-om itu sembari menyuruh supir bus untuk menghentikan laju mobilnya dan ia segera turun dari dalam bus.
Taeyong menoleh ke arah Jaehyun sembari bergerak menjauhi Jaehyun.
"Sini, deketan sama saya."ucap Jaehyun sembari menarik lengan Taeyong agar kembali mendekat dengannya.
Namun, Taeyong langsung menepis lengan Jaehyun.
"Social distancing."celetuk Taeyong
Jaehyun segera menarik pinggang Taeyong dan merangkulnya dengan erat.
"Antara saya sama kamu, tidak ada istilah social distancing."ucap Jaehyun sembari mencium sekilas kening Taeyong
Taeyong segera mendorong tubuh Jaehyun hingga pria bongsor itu sedikit terhuyung ke belakang.
"Kita segender om!"kesal Taeyong sembari menatap Jaehyun heran.
"Memangnya kalau saya sama kamu segender, kita tidak bisa pacaran? bisa dong."ucap Jaehyun dengan wajah menjengkelkan
Taeyong benar-benar dibuat depresi hiksrot dengan pria aneh ber-dimple itu.
"Pak berhenti pak."ucap Taeyong kepada supir bus
Tak lama, si supir menepikan busnya.
"Nih pak, makasih."ucap Taeyong sembari membayar ongkos bus dan keluar dari dalam bus
Di jalan Taeyong terus saja menggerutu tak jelas.
"Kenapa sih gue harus ketemu orang aneh kaya dia?"gumamnya sembari menendang kerikil jalanan
"Ya mungkin itu sudah takdir."sahut Jaehyun
Taeyong menoleh ke arah belakang dan benar saja dugaannya. Jaehyun mengikuti dirinya.
"Kenapa ngikutin saya astaga."ucap Taeyong frustasi
"Saya ga ngikutin kamu."sangkal Jaehyun
"Buktinya waktu saya naik bus, kamu juga ikut. Lalu sekarang saya turun bus, kamu juga ikut."ucap Taeyong
"Ya terserah saya."sahut Jaehyun sembari terus berjalan mendekat ke arah Taeyong.
Astaga dragon, Taeyong benar-benar frustasi dengan Jaehyun. Bisa-bisanya di bumi ada mahluk sepertinya.
"Udahlah, depresi saya ngomong sama anda."ucap Taeyong sembari berjalan meninggalkan Jaehyun.
"Saya juga depresi karena terlalu jatuh cinta sama kamu."ucap Jaehyun
Taeyong membalikan badannya sembari melempar daun mangga yang barusan ia petik ke arah Jaehyun.
"KITA LAKI, INGAT ITU!"pekik Taeyong sembari melanjutkan perjalanannya menuju kampus.
"KAMU PUNYA SAYA, LEE TAEYONG!!"pekik Jaehyun
Taeyong kembali membalikan tubuhnya sembari ancang-ancang melempar Jaehyun dengan batu kerikil yang ia genggam.
"SAYA CINTA KAMU TAEYONG!!!"pekik Jaehyun sembari berlari berlawanan arah dengan Taeyong.
"NAJONG!!!"sahut Taeyong sembari melempar baru kerikil yang ia genggam itu ke sembarang arah.
Pria manis itu kembali berjalan sembari menghentak - hentakkan kaki mungilnya.
TBC