Chapter 1

1.7K 167 23
                                    

.

                       [DISCLAIMER]

TYPO IS BONUS

HARGAI KARYA SESEORANG..

HOPE YOU LIKE IT AND ENJOY IT

HAPPY READING!!!

No edit... Typo bertebaran

.

.

'Tap'

Langkah kaki itu terhenti di depan sebuah pagar yg menjulang tinggi.
Hembusan angin menerpa seorang gadis berkulit putih itu,menerbangkan helaian selembut sutra dari rambutnya

'Kriettttt'

Bunyi nyaring dari pagar besi yg di seret agar terbuka itu mengusik hatinya.
Keraguan dan ke-engganan terlukis di wajah cantik itu.
Pilihan yg ia ambil terasa begitu sembrono,namun ia juga tak punya pilihan lain..
Menjejakan kaki di Mension besar sang ayah,yg bahkan baru di kenalnya beberapa hari yg lalu,pada saat pemakan sang ibu.
Gadis itu menoleh,menatap sosok lain di sisinya.
Tidak pernah bahkan dalam mimpinyapun ia berharap bertemu dengan pria di sampingnya ini.
Namun tak di pungkiri perasaan bahagia itu masih terpatri dalam dirinya, sosok yg ingin ia temui bertahun-tahun yg lalu kini berada dekat dengannya,
Amarah juga masih bisa ia rasakan,bagamana ia dan sang ibu menantikan pria ini kembali,namun tak pernah kembali hingga sang ibu menghembuskan nafas terakhirnya yg bahkan dengan cara yg sulit untuk Renjun terima.

Kesedihan masih begitu kental menyelimuti dirinya, ia masih tak bisa menerima kenyataan pahit yg menimpa dirinya itu.
Namun ia tak bisa berlarut-larut dalam kesedihannya,ia tak memiliki siapapun lagi di dunia ini selain pria di sampingnya
Ia mengesampingkan egonya yg begitu tinggi..
Dan mulai menerimanya,seperti pesan terakhir mendiang sang ibu.
Sebenci apapun ia pada sang ayah,tetap saja darah pria itu mengalir dalam dirinya
Dan takan pernah bisa ia sangkal

"Renjun..." Panggil pria yg sudah cukup berusia itu,menyadarkan sang gadis dari lamunan panjangnya
"Sekarang ini rumahmu... Ku harap kau nyaman tinggal disini bersamaku"
Lanjut pria itu menuntun Renjun masuk
Renjun mengikuti langkah ayahnya hingga memasuki Rumah besar itu tanpa sepatah katapun.
Bangunan itu benar-benar sangat besar,jika harus di bandingkan dengan rumahnya yg dulu tentu saja itu tidak ada apa-apanya..
Bahkan bisa di katakan tidak layak untuk kandang ayam disini sekalipun.
Renjun terkekeh dengan pemikirannya sendiri
Pria itu terus menunjukan ruangan-ruangan dari Rumahnya itu
Menjelaskan setiap inci dari sudutnya
meskipun ia tahu Renjun mungkin tak tertarik untuk mendengarnya
Renjun sendiri hanya memperhatikannya, sesekali matanya terlihat seperti mencari
Ia agak sedikit aneh,Rumah ini begitu besar,namun juga begitu sunyi
Ia tak menemukan orang lain disana,mungkin seperti pelayan yg sering ia lihat di drama-drama yg sering di tontonnya ..
Ia hanya melihat beberapa bodyguard di pintu masuk,itupun cukup jauh dari Rumah..
"Kau bisa melihat tempat yg lainnya besok jika kau mau"
Renjun hanya mengangguk meng'iyakan ucapan Jaehyun
Rumah ini begitu besar,jadi mustahil untuk mengingatnya dengan cepat
Belum lagi pria di depannya seperti kelelahan,Renjun tak sampai hati jika harus bertanya atau membuatnya merasa terbebani karna pertanyaannya.

Renjun terus mengikuti sang ayah menaiki sebuah tangga spiral yg membuat Renjun terpesona,
Lampu yg begitu besar terlihat begitu jelas setelah ia menaiki tangga tersebut
Tangan Renjun bergerak di sepenjang pegangan tangga,ia begitu kagum di buatnya

"Ini kamarmu sayang.."
Lee Jaehyun,nama pria yg sedari tadi bersama Renjun itu membuka pintu kayu di depannya.
Ruangan yg cukup besar,atau bahkan bisa di bilang sangat besar bagi Renjun.
Renjun memelankan langkahnya,kemudian berjalan masuk ke ruangan yg di tunjukan ayahnya
Ia tak bisa tidak kagum dengan kemegahan semua ini
Rumah ini begitu mewah,dan di desain begitu baik.
Dan tak ada celah bahkan untuk dirinya menilai
"Kau suka?" Tanya pria itu
Renjun menghentikan langkahnya kemudian berbalik menatap sang ayah.
Ia mengangguk dengan pelan
"Terimakasih.." ungkapnya dengan tulus
Jaehyun menatap Renjun dalam seperti ingin menangis,namun masih di tahannya.
Jaehyun mengangguk
"Istirahatlah dulu.. kau mungkin lelah
Kau bisa turun nanti untuk makan malam"
Ucapnya kemudian berbalik untuk pergi,namun seakan teringat sesuatu ia berbalik lagi menatap Renjun.
"Renjun..." Ucapnya
Renjun menatap sang ayah lagi
"Ya?"
"Itu kamar Kakakmu... " Jaehyun menunjuk ke arah sebrang kamar Renjun
"Dan di sepanjang lorong itu adalah ruangan pribadi dan tempat bekerjanya..
Dan tepat di ujung sana.. itu ruang Studionya"
"Apakah aku membuatnya tidak nyaman?aku bisa pindah,aku tidak keberatan"
Ucap Renjun seolah mengerti
"Tidak..tidak... Bukan begitu
Ayah hanya memberi tahu saja
Kakakmu tidak akan keberatan tentu saja..
Hanya saja tempramennya cukup buruk
Ia pendiam,jarang berbicara pada siapapun..
Ia juga tidak suka kebisingan dan kermaian,karna itu tak ada banyak pelayan di rumah ini.. karna hal itu mengganggunya
Jadi... Ayah harap kau yg tidak keberatan dengan sikapnya" ucap Jaehyun menjelaskan
Renjun mengangguk seakan mengerti,
"Ya..aku tidak...
Aku baik-baik saja.." ucap Renjun
Memangnya siapa dirinya,ia cukup tau diri dengan mengikuti peraturan apapun di rumah ini,dan tak akan meminta lebih dari ini, baginya bisa tidur di tempat yg nyaman saja sudah menjadi suatu keberuntungan baginya

Mysterious,Brother!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang