IV. Online meet

783 74 1
                                    

Wei Wuxian berjalan gontai disetiap langkahnya.

Karena baru bangun, jelas nyawanya belum terkumpul sepenuhnya, mungkin setengahnya masih menempel dibantal kesayangannya.

Wei Wuxian membuka pintu kamar, melangkah keluar dan turun melewati tangga perlahan, ia berjalan menuju dapur.

Sampai di dapur, ia membuka kulkas dan mengeluarkan sebuah susu, mengambil gelas kecil dan menuangkannya perlahan, hanya setengah tidak penuh.

Selesai, gelas tersebut telah terisi dengan susu coklat kesukaan Nyonya Lan kedua ini, dirinya kembali menaruh susunya dan menutup kembali kulkas tersebut.

Wei Wuxian menghabiskannya hanya dengan enam teguk, menaruh kembali gelasnya dan mengelap bibirnya yang meninggalkan sedikit susu.

Ia menoleh ketika mendengar suara yang tidak asing ditelinganya, mendapati sosok Lan Wangji yang terlihat sibuk berkutik dengan laptopnya.

Wei Wuxian menghampirinya, menarik sebuah kursi dan mendudukkan dirinya tepat disamping tempat Lan Wangji.

Ia melirik laptop yang dimana Lan Wangji tengah melakukan online meeting dengan klien dan lainnya.

Manik kelabunya juga mendapati gadis yang dikenalnya. Sekertaris Lin, Ia adalah teman dekat Wei Wuxian saat sekolah dulu.

Tidak hanya itu, dilaptop juga memperlihatkan sosok kakak Lan Wangji— Lan Xichen yang terlihat tampan nan rupawan dengan mengenakan jas hitamnya.

Sedangkan Lan Wangji mengenakan sebuah jas yang berpaduan warna putih dan biru muda.

Warna putih terang dan biru muda sudah menjadi warna khas dikeluarga Lan. Walaupun begitu, tetap tidak ada yang melarang untuk mengenakan warna lain.

Namun, setidaknya katanya harus lebih sering mengenakan warna khas dari keluarganya tersebut.

Wei Wuxian menidurkan kepalanya dimeja, menatap wajah datar Lan Wangji yang sedatar kertas HVS tersebut.

Wei Wuxian menghela nafas, ia menutup kedua matanya, ia masih setengah mengantuk walaupun telah minum, mungkin karena ia belum cuci muka.

Tanpa sadar, sebelah kakinya telah dinaikkan ke atas paha Lan Wangji, walaupun saat itu juga ia masih menutup kedua matanya erat.

Kembali ia membuka kelopak matanya begitu terasa sesuatu yang cukup keras, Lan Wangji menyentuh kakinya dan menggenggamnya.

Kepala Wei Wuxian terangkat sesaat, lalu kembali menidurkannya begitu melihat Lan Wangji mengusap kakinya tersebut lembut.

Ketika ia tidur, Lan Wangji terus memandangnya, membiarkan orang-orang yang tengah online meeting dengannya dan fokus dengan dunianya sendiri.

"Tuan Lan kedua?"

"Wakil Presdir?"

"Wangji!"

Kembali perhatian Lan Wangji teralihkan begitu Lan Xichen berteriak kecil untuk menyadarkannya.

"Apa terjadi sesuatu, Wangji?" Tanya Lan Xichen dari seberang telepon.

Lan Wangji menggeleng. "Tidak."

Lan Xichen menghela nafas lega, ia tersenyum bak Buddhanya dan kembali melanjutkan pembicaraan disana.

"!"

Terkejut Lan Wangji begitu kaki Wei Wuxian yang berada di atas pahanya bergerak dengan aktif, bahkan tidak segan-segan untuk menyentuh kemaluannya tersebut.

Lan Wangji melirik Wei Wuxian dari ujung matanya dengan tajam. "Wei Ying!" Bisiknya pelan namun terdengar jelas ditelinga sang empu.

Mata Wei Wuxian menyipit seperti orang mengantuk, ia menopang dagunya dan menarik sudut bibirnya miring.

Aporia  [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang