Their love story #3

505 52 0
                                    

Wei Wuxian menghela nafas lega, ia melemparkan dirinya begitu saja keatas ranjang tersebut.

"Melelahkan sekali." Gumam Wei Wuxian menatap atap kamar hotelnya.

Dirinya baru saja kembali dari yang namanya kegiatan 'study tour' tersebut, yang dimana ia dan teman sekelasnya yang lain pergi berwisata di tempat untuk mengetahui tentang alam.

Dan lagi, lokasinya benar-benar tidak diberi atap sama sekali, menyebabkan dirinya harus berdiri terus selama 4 jam dibawah panas matahari tersebut.

Untung saja kulitnya bukan menjadi belang, melainkan merah. Bisa-bisa ia diejek oleh yang lainnya hanya karena masalah kulit tersebut.

Tapi, apa itu mungkin? Wei Wuxian adalah sosok yang sempurna dari segi fisik, mungkin tidak dengan sifatnya yang kasar dan blak blakan.

Wei Wuxian melirik kearah kamar mandi yang terbuka, memperlihatkan sosok Lan Wangji yang baru saja selesai mandi dengan handuk yang berada disekitar lehernya.

"Cepat sekali, kau yakin mandi dengan benar?" Tanya Wei Wuxian.

Lan Wangji ikut meliriknya. "Mungkin tidak, coba kau yang mandikan."

"..dasar gila!" Sungut Wei Wuxian mendengus kesal.

Alpha mesum ini dari kemarin terus menerus menggodanya seperti ini, apa karena saat kecil terlalu sering dimandikan oleh ibunya yang akhirnya menjadi manja seperti ini?

.....

Peduli siapa! Wei Wuxian beranjak turun dari ranjang, ia meraih handuk yang berada dileher Lan Wangji kemudian melangkah masuk kedalam kamar mandi.

Setelah pintu kamar mandi tersebut ditutup, Lan Wangji menatap pintu tersebut dalam diam selama beberapa saat.

Tanpa sadar, dirinya tersenyum miring begitu ia masih sibuk tenggelam dalam lamunannya.

Sekitar 10 menit Wei Wuxian didalamnya, setelah itu kamar mandi tersebut terbuka, memperlihatkan sosok yang badannya hanya dibalut oleh handuk kimono.

Wei Wuxian melangkah keluar, menoleh dan kembali menutup pintu tersebut, ia melirik ke arah Lan Wangji.

Wei Wuxian mengangkat sebelah alisnya. "Kau tidak mengganti handuk itu?" Telunjuknya terangkat menunjuk benda yang tengah membalut badan Lan Wangji tersebut.

Handuk kimono, mereka berdua sama-sama memakai benda tersebut.

"Aku hanya kepanasan." Jelas Lan Wangji kemudian menyenderkan kepalanya diujung ranjang.

Wei Wuxian tidak membalasnya kembali, ia lebih memilih untuk dengan segera mengeringkan rambutnya agar ia bisa beristirahat dengan cepat.

Merasa cukup, Wei Wuxian segera berbalik dan berlari kecil, ia melempar badan kecilnya tersebut ke arah ranjang.

"Nyamannya~"

Lan Wangji melirik Wei Wuxian. "Kau tidak mengganti pakaian?"

"Aku juga kepanasan, kau tahu berapa lama aku harus menunggu disaat orang lain tengah bersenang-senang dan berbincang bagai orang gila dengan hewan-hewan di Taman Zoo itu?

Untuk saja aku memakai sunscreen, jadi kulitku tidak terbakar, hanya sedikit merah." Jelas Wei Wuxian, ia melirik pergelangan tangannya yang telah normal kembali warnanya.

Yah, walaupun aku tetap akan baik-baik saja kalau tidak memakai sunscreen itu. Wei Wuxian menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

Wei Wuxian merangkak keatas, kemudian menidurkan badannya dengan bebas diatas ranjang hotel tersebut.

Wei Wuxian menutup kedua matanya, mencoba mencari posisi yang nyaman untuk tidur, dengan sebelah tangannya yang berada di atas perutnya.

Kadang, ia mengusap-usap perut ratanya tersebut, mungkin karena terasa lembut.

.....

Wei Wuxian mengernyit, terpaksa ia membuka kelopak matanya karena merasa tidak nyaman dan terganggu.

Wei Wuxian mengangkat kepalanya, ia menoleh dan menatap Lan Wangji tajam.

"Berhenti melihatku seolah-olah kau akan menerkam ku!" Sungut Wei Wuxian menyipitkan matanya.

"Justru itu." Singkat, padat, sangat jelas. Dua kata dan 9 huruf itu mudah dimengerti oleh Wei Wuxian yang memiliki otak cerdas.

Wei Wuxian segera tersadar, ia mendengus. "Pokoknya berhenti menatapku seperti itu, aku tidak nyaman."

"Hm..."

Wei Wuxian kembali terdiam, bukannya mendapat jawaban, Lan Wangji malah bergumam tidak jelas seraya terus menatapnya lurus.

"Hei, apa kau masih ingat dengan adegan tadi malam?" Tanya Lan Wangji yang tiba-tiba saja mengubah topik pembicaraan.

"......" Wei Wuxian bungkam, tiba-tiba saja ia merasa kesal. "Kalau kubilang tidak, bagaimana?"

Lan Wangji menarik sudut bibirnya, omega kecil ini seolah-olah memancingnya untuk membuatnya mengingat kembali hal tersebut.

Lan Wangji beranjak turun dari ranjangnya, ia beralih berjalan menuju ranjang yang tengah ditempati oleh Wei Wuxian.

Sedangkan omega tersebut sudah memiliki firasat tidak enak, dengan spontan ia menempelkan badannya dengan ujung kasur tersebut.

Melihat Lan Wangji yang mulai naik ke atas, Wei Wuxian semakin siaga, ia menutupi dadanya dengan menyilang kedua tangannya.

"Jangan mendekat! Apa yang ingin kau lakukan?!" Panik Wei Wuxian.

"Apa lagi?" Lan Wangji menarik sudut bibirnya. Perlahan tangannya mulai turun, kemudian menarik tali handuk kimononya sendiri tersebut yang membentuk pita.

Hingga handuk kimono tersebut lepas dan seluruh badannya kini tidak dibaluti oleh sehelai kain sekalipun.

Alias, telanjang.

"Kalau kau lupa dengan yang kemarin, akan kubuat kau tidak akan pernah melupakan malam ini, seumur hidupmu."

Lan Wangji menjilat bibir atasnya.

.

.

Flashback end (?)

"Lan Zhan."

"Mn?" Lan Wangji menoleh, ia mengusap pucuk kepala Wei Wuxian lembut.

Wei Wuxian menyenderkan kepalanya didada Lan Wangji, menutup kedua matanya untuk merasakan sensasi lembut yang berada diatas kepalanya.

"Aku akan berhenti sekarang."

Pergerakan Lan Wangji terhenti, ia melirik Wei Wuxian dibawahnya. "Kau yakin? Selama ini kau selalu meminta untuk menyembunyikan hubungan kita dibelakang."

Wei Wuxian tersenyum tipis. "Tidak lagi, sepertinya aku sudah mulai mencintaimu."

"Maksudmu selama ini kau tidak mencintaiku?" Tatapan Lan Wangji mendingin, tangannya mulai mendekap dan memeluk erat Wei Wuxian.

"Mm.." Wei Wuxian tertawa kecil, ia berbalik dan memeluk Lan Wangji. "Anggap saja begitu."

Lan Wangji mendengus, ia mengecup singkat pucuk kepala omega ya tersebut.

"Lalu apa yang akan kau lakukan?" Tanya Lan Wangji. Ia menangkap dan memainkan jari-jari lentik milik Wei Wuxian, sesekali ia mengangkat dan mencium tangannya tersebut.

"Mungkin lewat sosmed? Aku terlalu malas untuk melabrak langsung." Jelas Wei Wuxian, ia sedikit merasa geli begitu Lan Wangji menjilat telapak tangan dalamnya.

"Mn, aku mengerti."






















END?!

Aporia  [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang