I. Takdir

525 43 0
                                    

Kisah sebelum Xicheng dipersatukan

***

Jiang Cheng menghela nafas, ia menopang dagunya seraya melirik kesana kesini melihat beberapa kendaraan yang tengah melaju dihadapannya.

"Sialan, sebenarnya kemana anak itu?!" Sungut Jiang Cheng menggeram.

Sejak tadi ia terus duduk menunggu didepan supermarket tersebut, sudah 20 menit berlalu, Xue Yang bahkan tak kunjung menjemputnya.

Jiang Cheng menyentuh perutnya, ia mengulum bibirnya.

"Ah, aku lapar." Jiang Cheng merogoh sakunya, betapa keajaiban dirinya bisa menemukan beberapa kertas uang yang didalam sakunya tersebut.

Jiang Cheng menghitung beberapa lembar uang kertas tersebut sebelum beranjak berdiri kemudian masuk kedalam supermarket tersebut.

Sekitar 5 menit dirinya celingak celinguk untuk mencari beberapa Snack untuk dicemilnya.

Segera berjalan ke kasir begitu telah selesai, kemudian berjalan menuju ke arah pintu kaca tersebut setelah telah selesai membayarnya.

"Jangan lari-lari!"

"Aduh!"

Seorang anak kecil yang tengah berlarian spontan terjatuh begitu badannya bertabrakan dengan kaki Jiang Cheng.

Jiang Cheng sedikit terkejut, masih sempat dirinya melirik celananya yang telah terkena sebuah coretan dari sebuah spidol yang dipegang anak tersebut.

"Astaga! Maafkan anak saya!" Sepertinya- ibu dari anak tersebut menunduk tidak enak melihat celana putih Jiang Cheng yang telah terkena noda hitam tersebut.

Jiang Cheng terdiam sesaat, sebelum ia berjongkok dan membantu anak kecil tersebut berdiri.

Jiang Cheng mengukir senyuman dibibirnya tersebut. "Kau baik-baik saja?"

Anak kecil tersebut dengan air matanya yang telah keluar mengangguk pelan, sekali lagi ia menarik ingusnya tersebut masuk.

Jiang Cheng menepuk-nepuk lembut lutut anak tersebut yang sedikit kotor karena terjatuh, setelah itu ia mengambil alih spidol yang berada ditangan anak itu.

Jiang Cheng mengangkat spidol tersebut. "Tidak boleh membawa benda seperti ini dengan berlarian seperti itu, orang lain bisa terluka karena benda kecil ini, mengerti?"

Sekali lagi anak tersebut mengangguk, Jiang Cheng tersenyum senang melihatnya, kemudian dirinya membuat sebuah gambar pada celananya yang tercoret tadi.

"Tada~ lihat, tebak ini apa?" Jiang Cheng melirik anak tersebut setelah selesai menyempurnakan gambar tersebut.

"...matahari?" Gumam anak tersebut.

Jiang Cheng mengulum bibirnya, ia menggeleng. "Salah! Coba tebak lagi."

Anak tersebut terdiam sesaat, dirinya terlihat tengah berpikir keras, ekspresi lucunya tersebut membuat Jiang Cheng sangat ingin mencubit pipi bakpaunya tersebut.

"Bunga!"

"Pintar." Jiang Cheng tersenyum, mengangkat sebelah tangannya dan mengusap kepala anak tersebut lembut sebelum kembali berdiri.

Jiang Cheng menoleh dan memberikan spidol itu kepada ibu dari anak menggemaskan ini.

"Terima kasih, sekali lagi saya minta maaf." Wanita itu menunduk rendah sekali lagi.

Sekarang Jiang Cheng yang merasa tidak enak. "Ah, tidak apa-apa, lain kali tolong jangan biarkan hal seperti ini terjadi lagi. Ngomong-ngomong, saya duluan." Ia menunduk dengan senyuman tipis.

Aporia  [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang