III. Mrs. Lan

812 73 4
                                    

Wei Wuxian menggeliat tak nyaman dari tidurnya, merasa silau karena sinar matahari yang mencoba masuk dari sela-sela jendela kamarnya.

Wei Wuxian mengerjapkan kedua matanya berkali-kali, kemudian ia merentangkan kedua tangannya ke atas, terasa sesuatu yang keras mengenai tangannya.

Wei Wuxian menoleh kebelakang, mendapati Lan Wangji yang tengah menatapnya datar dengan mendekapnya erat dari belakang.

Wei Wuxian mengecup singkat bibir suaminya tersebut (morning kiss), kemudian kembali memalingkan wajahnya dan menutup kedua matanya kembali, ia terlalu mengantuk.

Namun, kembali terganggu ketika Lan Wangji menarik dagunya paksa dan menciumnya lebih lama dari yang tadi, Wei Wuxian mengernyit dan menatap Lan Wangji kesal. "Jangan mengganggu tidurku."

Wei Wuxian membalik badannya menjadi berhadapan dengan Lan Wangji, kemudian ia menidurkan kepalanya dipundaknya.

Lan Wangji mengesampingkan beberapa helai rambut yang masuk kedalam matanya, ia mengusap kepala Wei Wuxian. "Tidak lapar?"

Wei Wuxian menggeleng pelan dalam pelukannya. "Jam berapa ini?" Ia bertanya dengan suaranya yang terdengar serak karena baru bangun.

"Setengah enam, masih terlalu pagi, tidurlah lagi."

Spontan Wei Wuxian langsung meluruskan badannya dan berdiri dari duduknya tersebut, ia meloncat turun dari ranjang.

Lan Wangji terkekeh melihat tingkahnya tersebut. "Kupikir kau lupa."

Wei Wuxian berbalik dan menatapnya tajam. "Berhenti mengucapkan omong kosong, dan cepat ganti pakaianmu."

Lan Wangji menarik sudut bibirnya tipis, mengibas selimut yang tadinya membalut sepenuhnya badan Wei Wuxian, menunjukkan dirinya yang telah mengenakan sebuah jas hitam.

Wei Wuxian mendengus, melengos begitu saja kedalam kamar mandi, sebelum ia menutup dan mengunci pintunya, terlihat sebuah tangan yang menahan disekitar pintu tersebut.

Wei Wuxian merngernyit. "Tidak sekarang!"

Lan Wangji tidak peduli, ia tidak ingin jatahnya dikurangi sedikit saja, dengan perbedaan kekuatannya dan Wei Wuxian yang jauh berbeda, dengan gampang ia menarik kembali pintu tersebut sampai terbuka lebar.

Langsung ia melangkah masuk, dan barulah ia mengunci pintu kamar mandinya.

"Bagaimana dengan jasmu?" Ucap Wei Wuxian dengan mundur beberapa langkah kebelakang.

Sampai dirinya tersandar disebuah dinding kaca, Lan Wangji dengan langsung menarik pinggangnya, menyatukan perutnya dengan pinggang sang empu.

Lan Wangji menangkap dan mengangkat dagu Wei Wuxian. "Jangan pedulikan itu."

.

.

Wei Wuxian menggerutu dalam hati.

Lan Wangji melirik dan melihat bagaimana ekspresi wajahnya, benar-benar kacau, sepertinya ia terlalu berlebihan.

Lan Wangji membelokkan mobilnya begitu telah sampai di perusahaannya, memakirkan mobilnya ditempat tersendiri, kemudian mematikannya.

Lan Wangji membuka pintu mobilnya dan keluar, beralih berjalan ke samping dan membukakan pintu untuk Wei Wuxian.

"Masih marah?" Lan Wangji mengulurkan tangannya agar membantu omeganya berdiri.

Wei Wuxian menatapnya sinis sebelum menerima uluran tangannya. "Tidak tahu."

Lan Wangji tertawa kecil. "Mn, ayo."

Aporia  [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang