VII. Hukuman

792 65 0
                                    

Lan Wangji menghempaskan begitu saja tubuh Wei Wuxian keatas ranjang, kemudian ia berbalik, menutup pintu dan menguncinya.

Lan Wangji kembali berbalik, ia melepas dasinya yang telah longgar tersebut, kemudian melepas seluruh pakain atasnya, hanya menyisakan celananya saja.

Beralih Lan Wangji menaiki ranjang, ia menarik dagu Wei Wuxian, keduanya saling beradu tatapan.

"Jelaskan."

"Jelaskan apanya?" Wei Wuxian mengerjapkan kedua matanya berkali-kali.

"Kau yakin tidak ingin jujur padaku?" Lan Wangji semakin merendahkan suaranya, sedangkan sang empu hanya tersenyum menantang dihadapannya.

Lan Wangji kembali menegakkan badannya, ia melepas sabuk celananya dan kemudian melipatnya.

Lan Wangji melepas ujung sabuk tersebut keranjang dengan memukul sprei tersebut, membuat Wei Wuxian bungkam.

"Lan Er Ge, kau ingin bermain kasar?" Wei Wuxian menidurkan badannya, jari telunjuknya menyentuh bibirnya, ia menjilat ujung jarinya tersebut, guna menggoda sang empu.

Lan Wangji menggeram kuat, Wei Wuxian jelas dapat melihat urat-urat tangannya yang semakin naik.

Lan Wangji menarik kedua paha Wei Wuxian, kemudian ia melucuti seluruh pakaian bawahnya, hanya tersisa kemeja putih yang dipakai sang empu.

Lan Wangji perlahan mulai mengangkat dan menciumi kaki Wei Wuxian, perlahan juga dirinya mulai naik.

Lan Wangji melirik Wei Wuxian dengan mata mengantuknya. "Jangan pikir kau akan baik-baik saja setelah ini, Nyonya Lan kedua."

Wei Wuxian cukup merinding mendengar pernyataannya tersebut, ditambah dengan nafas hangat Lan Wangji yang begitu terasa dipahanya begitu sang empu mengangkat suara.

Wei Wuxian tersenyum, ia mengangkat badannya kemudian menangkup wajah Lan Wangji dan menariknya, ia menciumnya.

Selama ciuman panas itu terus berlanjut, Lan Wangji tidak menutup matanya sekalipun, hanya memandangi mata Wei Wuxian yang mulai menyayu, juga mendengarkan suara erotis yang keluar dari bibir manisnya.

Lan Wangji menyentuh kedua tangan Wei Wuxian yang menangkup wajah tampannya, kemudian secara perlahan ia menurunkan tangan tersebut.

Wei Wuxian membuka kelopak matanya kembali begitu terasa sesuatu yang keras dan besar tersentuh oleh dirinya.

Wei Wuxian sedikit menurunkan wajahnya disela-sela ciuman tersebut, matanya mendapati dirinya yang tengah menyentuh sebuah tiang besar yang seolah-olah tengah menantang langit.

Tiang itu berdiri dengan tegak keatas, tingginya sekitar sedikit diatas pusar milik Lan Wangji. Memikirkan bagaimana jika benda tersebut masuk kedalam dirinya saja sudah membuatnya semakin tegang.

Para readers jangan coba-coba ngukur daging besar itu ᕙ(  • ‿ •  )ᕗ

Kembali pada adegan panas tersebut, Lan Wangji sedang memasukkan jari-jarinya pada lubang keperawanan milik sang omega.

Kembali mengeluarkannya begitu merasa sudah cukup, ia melirik jari-jari lentiknya yang telah basah dan terasa lengket.

Lan Wangji menahan kaki Wei Wuxian, ia menurunkan tangannya tersebut dan memasukkan jari-jarinya yang barusan kedalam mulut sang omega.

"Mnghh.." Slurp. Wei Wuxian menahan tangan Lan Wangji agar tetap diam, membiarkan dirinya yang mengambil alih dengan menjilatnya didalam.

Disaat ia tengah melakukan aksinya tersebut, Lan Wangji telah mempersiapkan dirinya, mengambil sebuah pelumas dan mengeluarkannya cukup banyak, ia mengocok miliknya.

Aporia  [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang