9.misi yang merepotkan

388 39 2
                                    

"oh seperti nya ini akan jadi misi ku selanjutnya" kata ku santai sambil di pangku oleh Uzui.

kini gagak kasugai sedang menjelaskan secara rinci. aku hanya menyimak perkataannya itu

Aoi mendekat ke 3 pilar yang berbaring, ia sedang mengobati mereka . "oh gadis iblis ,jika kau benar benar ingin menjadi hashira . segeralah selesaikan misi mu di desa Kowa seorang diri" ucap nya pada ku

"apa benar-benar tak ada uang imbalan untuk ku?" tanya ku dengan tatapan datar seperti Mui-san. telinga ku langsung di tarik Uzui

"i-ittaii!!" teriak ku yang meringis kesakitan . tangan besar seperti nya malah menjewer ku dengan kuat?! sungguh tidak sopan.

"kau ini,sudah dapat misi malah meminta imbalan. menjadi hashira itu bukan karena imbalan tau! hashira adalah seseorang yang dengan suka rela melawan oni demi melindungi orang lain" jelas Uzui pada ku sambil berwajah tidak santai

mata ku terbelalak .aku seperti pernah mendengar kata-kata ini sebelumnya beberapa waktu lalu.

FLASHBACK ON

kakak tengah menyisiri rambut ku sambil menyanyi kan lagu bertemakan iblis,aku hanya mengikuti lantunan nyanyian kakak ku.

ketika kakak merapihkan sehelai rambut ku itu,aku bertanya kepada Kanae-oneechan. "onee-chan bagaimana rasa nya menjadi seorang pilar?"

"hee pilar ya? ternyata kau tertarik tentang itu ya (Name)-chan. kau sungguh ingin tau?" tanya nya

"tentu saja onee-chan!" jawab ku sungguh-sungguh.

"ha'ik-haik . pilar itu ialah orang yang melindungi orang lain dari iblis dengan segenap jiwa nya,(Name). tentu saja pilar memiliki tanggung jawab seperti itu" jawab Kanae-neesan

"kalau begitu aku ingin menjadi pilar yang hebat! menjadi pilar awan atau pun pilar cuaca sesuai dengan teknik pernapasan ku" tanggapan ku dengan semangat.

"hahah aku yakin kau bisa menjadi pilar yang hebat. bahkan sepertinya bisa melampaui ku" ucap kakak pada ku

"tapi onee-san. apa manusia dan iblis benar benar tidak bisa hidup berdamai ataupun berdampingan?" tanya ku sambil menunduk dengan raut wajah sedih

"nee-san juga ingin nya seperti itu. tapi sepertinya mustahil ya?"

"iie onee-chan. aku yakin suatu hari aku bisa membawa perdamaian juga!" ucap ku yang bersemangat

nee-san hanya mengelus kepala ku sambil tersenyum. "aku yakin itu akan terjadi (Name). nah sekarang ayo tidur, nee-san sudah selesai menyisiri rambut mu"

"haik wakarimashita onee-san" jawab ku lalu segera tertidur di samping kanao-neesan.

FLASHBACK OFF

hm. sepertinya benar kata Uzui-san. serga aku berdiri dari pangkuan Uzui, Uzui hanya menatap ku dengan tersenyum seolah dia sedang melepaskan anak nya yang segera bersekolah. 

"ittekimasu!" ucap ku sambil berjalan keluar untuk pergi ke desa Kowa.

"itterashai" jawab para 6 pilar itu serta Oyakata-sama dengan senyum nya pada ku

'sayang sekali aku tak bisa melihat Tanjirou,Zenitsu dan Inosuke melambaikan tangan serta tersenyum pada ku, sangat di sayangkan' batin ku yang merindukan mereka. namun saat ini mereka sedang latihan seperti biasa
.
.
.

sedari tadi aku merasa ada yang mengikuti ku, aku pun menghiraukan nya saja karena tidak terlalu peduli sekitar.

aku langsung menelusuri hutan, melompat dari dahan ke dahan pohon lainnya berharap cepat sampai ke desa Kowa.

tapi aku malah tersesat di hutan lebat ini. beberapa tetesan air turun dari langit. "hee hujan ya? padahal akan sangat mudah jika cuaca nya cerah. sungguh merepotkan, pakaian ku jadi basah semua" ucap ku kesal.

aku menggemgam tangan ku ke atas, dalam sekejap awan berhenti menurunkan air hujan, itu membuang banyak tenaga ku. padahal aku berniat menghemat tenaga sampai benar benar di butuhkan

krakk...'

bunyi injakan ranting patah membuat ku langsung menoleh dari arah suara itu. aku memakai indra mata ku yang tajam melihat dari kejauhan surai hitam yang tengah bersembunyi.

"keluar kau dari sana, jika tidak...kau akan tau akibatnya" ancam ku dari kejauhan.

tapi justru sosok itu malah kabur dari ku, padahal aku sudah menyiapkan batu untuk di lemparkan kearah nya

'uh menyebalkan sekali' batin ku.

melanjutkan perjalanan ku ke desa Kowa dengan mengadalkan arah matahari terbenam. sebenarnya aku benar benar tak bisa membaca arah angin hahah.

tiba-tiba ada kabut yang muncul, tapi hanya ada satu arah yang tak tertutup kabut itu. aku merasa kabut ini sedang berusaha menuntun ku ketujuan.

ku lihat matahari sudah tenggelam, untung saja dengan kata ku yang tajam aku tetap bisa melihat di dalam kegelapan ini.

"uh melelahkan, aku akan istirahat sebentar di bawah pohon ini" ucap ku sambil merebahkan diri karena merasa diri ku kurang kelelahan.

SOMEONE'S POV

aku melihat (Name) tengah beristirahat saat ini, sepertinya (Name) kelelahan. aku pun menghampiri nya. keringat nya bercucuran

segera aku mengecek suhu tubuhnya menggunakan tangan ku. panas sekali tubuhnya, bahkan tubuh ku tak sepanas ini.

'seperti nya ini karena (Name) mengubah cuaca tadi' batin ku. aku segera mencari air dan tanaman obat.

walau butuh perjuangan menemukan obat dan air ini di dalam kegelapan ini . tapi setidaknya aku menemukan yang aku cari.

aku berusaha meminumkan obat ini tapi bibir mungil (Name) daritadi tidak mau terbuka sama sekali. dengan terpaksa aku meminum obat itu lalu memberikan nya ke mulut (Name).

'aku tak ingin kehilangan (Name) seperti saat aku kehilangan Yuichirou' gumam ku pelan, aku benar benar khawatir. diri ku kemudian menunggu (Name) sampai bangun, menjaga nya agar teman kecil ku ini supaya aman.

setelah beberapa saat mata (Name) yang lentik terbuka secara perlahan. aku langsung kabur agar (Name) tak menyadari bahwa aku lah yang mengikuti nya.

ia sepertinya tengah dalam keadaaan kebingungan.

SOMEONE'S POV OFF

"lidah ku tiba-tiba pahit, sebenarnya aku habis meminum apa?" ucap ku sambil menjulurkan lidah

diri ku sungguh tak kuat dengan makanan dan minuman pahit. aku kemudian buru-buru berjalan kembali memfokuskan diri ku untuk menyelesaikan misi merepotkan ini dalam satu malam.

kabut itu masih ada sampai aku menemukan sebuah desa. aku masih melihat dari kejauhan, ramai sekali, lampu dari minyak tanah kuno masih di pakai disini dengan beberapa hiasan.

semua nya memakai kimono di desa itu sambil membawa permen apel merah. kedamaian desa sangat terlihat di kata ku.

bahkan banyak anak kecil berlarian saling mengejar serta bercanda tawa bersama.

'seandainya Mui-san berada disini bersama ku, pasti akan sangat menyenangkan disini' gumam ku pelan.

kabut-kabut itu menghilang perlahan. seperti hantu saja. aku segera memasuki desa itu sesuai tujuan ku. 

Little Sister of Kanao || Kimetsu No Yaiba - readers . PERBAIKAN CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang