21. Monster

5.3K 231 21
                                    

─┈─

 
Suasana tenang dengan angin sepoi yamg bertiup dan pepohonan yang rindang, total buyar saat suara mesin mobil yang terdengar perlahan mendekat. Semakin dalam masuk ke hutan, dan hanya meninggalkan jejak setapak dibelakang.

Suara decitan rem tanda mobil berhentipun terdengar. Disusul oleh pemandangan sebuah mansion mewah nan luas bernuansa gaya eropa klasik yang nampak memanjakan mata. Gerbang tinggi menjulang itu segera dibuka oleh pengendara mobil setelah keluar dari mobilnya.

Mata bak elang itu menatap tajam pada salah satu jendela paling atas disisi kiri. Raut wajahnya yang tanpa emosi seketika berubah drastis. Ia tersenyum sebelum akhirnya tertawa kecil yang terdengar mengerikan. Apalagi dengan suasana hutan yang kembali hening membuat tawa itu cukup besar dan menggema.

Setelah memasukkan mobilnya pada garasi dan menutup pagar, pria berpakaian total hitam itu segera memasuki mansion.

Langkah kakinya yang cepat namun tenang. Menyusuri lorong-lorong gelap satu persatu hingga akhirnya sampai pada salah satu pintu.

Membuka pintu dengan mudahnya karena tidak terkunci, kemudian disambut oleh kekosongan. Tidak ada siapapun. 

Taeil tersenyum.

Tampaknya, kelinci kecilnya berulah lagi.


─┈─


Doyoung memaksakan dirinya untuk berjalan. Matanya terus melihat kedepan berusaha untuk mencapai, mencari pintu keluar. Indra pendengarannya pun ikut bekerja mencoba mendengar suara mencurigakan dari pria bajingan yang telah mengurungnya yang tampaknya kini telah kembali.

"Ah, sialan." Gumamnya saat menemukan bahwa pintu yang ia temukan adalah pintu kamar. Meringis saat merasakan bekas ikatan tali yang sudah melebam dibagian pergelangan kaki.

Brengsek, terlalu banyak pintu disini sehingga ia tidak mengetahui letak pasti pintu keluar. Berdecak kesal, kembali ia berjalan agar tidak membuang waktu.

Langkahnya sontak terhenti. Bersamaan dengan detak jantung yang berdegup kencang dan badan yang berdiri kaku.

Setelah merasakan bahaya mengintai dibelakang, tanpa melihat Ia berlari sekuat mungkin mengabaikan rasa sakit, hanya berusaha lari dari jangkauan Taeil; pembunuh bayaran yang menculik lalu mengurungnya.

Doyoung tidak mengetahui motif pria itu mengurungnya, atau apapun tentang pria itu selain nama serta pekerjaan kotor, dan sifatnya yang sangat brengsek.

Doyoung abai saat merasa Taeil tidak mengejarnya. Tidak mempedulikan rencana gila apa lagi yang terpikir diotaknya. Ia menggertakkan gigin merasa sangat marah karena lorong mansion yang mengurungnya terlalu panjang.

Ia terlihat seperti mangsa empuk yang lari dari predator yang telah mengunci sasarannya.

Doyoung tidak akan sempat untuk bersembunyi bahkan dengan keadaan normal sekalipun, apabila Taeil sendirilah yang memburunya langsung.

Taeil terkekeh geli, merasa Doyoungnya yang marah bercampur ketakutan tengah berlari terlihat sangat lucu. Sangat menghibur.

Sepertinya Ia akan ikut bermain, kemudian  memeluk erat dan mengurung prianya.


─┈─


Doyoung nampak terengah-engah. Duduk dengan menyandar pada salah satu dinding yang cukup tersembunyi dari berbagai sisi, sehingga ia bisa berlindung disana untuk sementara.

Our Obsession | BlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang