─┈─
Notifikasi ponsel yang berbunyi membuat atensi pria berjaket hitam itu teralih. Ia mengambil ponselnya dari dalam saku, kemudian memasukkan kembali saat sudah mengetahui bahwa bayarannya telah dikirim.
Ia melihat dari kaca spion tengah yang memperlihatkan seorang pria paruh baya terletak mengenaskan disana dalam keadaan sekarat.
Setelahnya, Ia menghidupkan mesin mobil, kemudian menjalankannya menjauh dari parkiran, meninggalkan tempat itu.
─┈─
Petir dan hujan deras yang terus menghujam tidak sedikitpun membuatnya takut. Manik hitamnya menatap kearah luar jendela, yang sudah diberikan teralis sebagai pembatas, menampilkan kilatan-kilatan sekilas cahaya petir.
Bau darah menyengat memenuhi kamar. Tapi sekali lagi, hal itu tidak membuatnya terganggu sedikitpun.
Hanya perasaan bahagia dan rasa tidak sabar yang menyala-nyala diseluruh tubuhnya. Indra pendengarannya yang tajam menangkap suara langkah kaki mendekat, membuat pria itu mengalihkan perhatiannya pada pintu.
"Chanyeol!"
Si mungil berlari, gemerincing besi pun ikut bersahutan. Ia tertahan dan tercekik, namun pancaran wajahnya tidak menunjukkan rasa sakit sama sekali. Chanyeol, pria yang disambut dengan baik tertawa geli. Tahanan manisnya itu sangat tidak sabaran seperti biasanya.
Mata yang memancarkan binar bahagia, entah itu untuknya dirinya, atau pada hidangan makan malam yang baru saja ia siapkan.
"Merindukanku, atau merindukan makananmu hm?"
Tanya Chanyeol sembari berjalan menuju meja kayu. Ia duduk dikursi setelah meletakkan nampan yang ia bawa ke atas meja. Menatap Byun Baekhyun, monster kecil yang sudah lama menjadi tahanannya dirumah ini, kini sudah berada tepat didepannya.
"Tentu saja merindukan Chanyeol-ie!" Baekhyun melompat ke pangkuan Chanyeol dan memeluknya erat, disambut oleh pria bermarga Park itu.
Tangannya memeluk erat, bibirnya bergerak mencium kening, serta telapak tangannya naik mengelus surai lembut Baekhyun. Sedangkan pria manis semakin mengeratkan pelukannya dan mengusal-ngusal pada Chanyeol.
Detik selanjutnya, keadaan berubah total.
Chanyeol menyeringai, lalu menjambak rambut Baekhyun hingga membuat kepalanya tersentak keras.
"Kau berbohong, little monster. Siapa yang menyuruhmu mencoba meraih piring itu dari belakangku hm?"
Baekhyun terkikik geli. Ia tidak takut, tidak kesakitan, justru merasa terhibur; karena pikirnya ia dapat mengelabui Chanyeol, tapi nyatanya tidak.
"Aku lapar. Chanyeol tahu itukan? Jadi biarkan aku makan sekarang." Rengut Baekhyun kesal dan menunjuk ke piring diatas meja.
Hidangan daging yang menggiurkan terletak disana. Hati, salah satu makanan favoritnya telah disiapkan oleh Chanyeol.
Tentu saja Baekhyun menjadi tidak sabaran.
"Berani membantahku?" Senyum Chanyeol hilang tergantikan raut dingin.
Baekhyun bergetar kecil. Ia tidak takut akan hukuman pria itu; palingan hanya dibenamkan, dicambuk atau di tinggalkan dalam tengah hutan selama 2 hari, tapi sangat takut saat Yuta mengabaikannya dan tidak memberikan sedikitpun hidangan daging-daging favoritnya.
Baekhyun yang membayangkan hal itu akan terjadi segera menggelengkan kepala. Ia tidak berkutik. Chanyeol yang melihat reaksinya tersenyum.
Si manis memang benar-benar sudah ketergantungan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Obsession | Bl
Fanfiction[ First story ] Mereka tersembunyi. Berada di sekelilingmu, Bahkan di dekatmu. Berbaur dengan baik. Siasat yang cerdik. Rencana nan apik. Dan senyum yang tersembunyi di balik topengnya yang cantik. Berhati-hatilah. Mereka ada hanya untuk satu alasan...