28 jaga jarak

2.8K 403 53
                                    

"Chih Cheng, ayah pikir akan lebih baik jika kau tidak ada disini. Kehadiran mu sangat merepotkan" kata Yibo mengambil tubuh daging bulat hendak membawanya kembali ke kamarnya.

Daging bulat merasa tubuhnya tergeser. Diapun segera memeluk lengan Xiao Zhan.

Yibo meletakkan dia kembali.

.
.
.

Pagi itu ketika Mereka sarapan Wang Yibo berkata pada Xiao Zhan "Zhan jika nanti kau menemui ibu, ingat jaga jarak dari semua keluarga perdana menteri."

"Kenapa begitu?"

"Dengarkan saja apa kataku." Yibo.

"Baiklah." Xiao Zhan.

Setelah Wang Yibo pergi, di susul Wang Chih Cheng hendak masuk sekolah.
Xiao Zhan menghadiri undangan ibu ratu, guna mempelajari tentang aturan istana dalam.

Kedatangan Xiao Zhan di kediaman ibu ratu di sambut hangat oleh ipar dan mertuanya.

"Xiao Zhan, Kau sudah datang!" Kata ibu Ratu.

"Iya, aku datang yang mulia." Kata Xiao Zhan membungkuk.

"Kakak ipar, mari duduk" ucap Reba.

"Terima kasih Putri" ucap Xiao Zhan lalu mengambil duduk.

Ketika Xiao Zhan tiba di sana sudah banyak keluarga yang berkumpul.

"Puteri mahkota!" Sapa keluarga kerajaan lainnya.

Xiao Zhan mengangguk tersenyum.

"Xiao Zhan ini nyonya Lu, dia yang akan membimbing mu" ujar ibu ratu.

"Senang bertemu denganmu mu nyonya Lu!" sapa Xiao Zhan.

"Jadi orang terpilih adalah sebuah kehormatan bagi ku Yang mulia Puteri mahkota." Nyonya Lu.

"Mari kita mulai." Ujar Puteri Reba.

Ketika acara hendak di mulai, seseorang tiba-tiba bersuara "Yang Mulia Ratu, aku ingin menyampaikan keluhan rakyat yang tidak pernah sampai ke telinga Yang mulia!"

Ratu "katakan apa yang ingin kau katakan nyonya Bai."

"Jadi begini Yang mulia, banyak orang yang protes tentang gender Puteri mahkota. Bagaimanapun juga kerajaan butuh banyak keturunan demi kelangsungan bangsa ini. Seperti yang kita ketahui, seorang pria tidak akan pernah mengandung. Aku tahu Yang mulia, mereka memiliki seorang pangeran. Tapi bagaimanapun juga, pangeran kecil hanyalah anak tiri Puteri mahkota. Semua orang tahu anak itu lahir dari wanita lain yang bukan pasangan  putra mahkota." Nyonya Bai berkata sambil menggandeng tangan putrinya Bai Yueng.

Reba "nyonya Bai, apa itu artinya kau memiliki kandidat lain untuk jadi Puteri mahkota?"

Nyonya Bai "aku tidak meminta. Tapi ini hanya saran saja."

Reba ingat bagaimana Bai Yueng memperlakukan Xiao Zhan tempo hari.
"Apa kau yakin nyonya Bai? Kau tidak ingin bilang jika Puteri mu lebih pantas di posisi itu bukan!?" Ucap Reba yang menyimpulkan makna dari ucapan istri perdana menteri.

Ucapan Reba sukses membuat seluruh keluarga kerajaan terkejut. Mereka semua menatap nyonya Bai dan puterinya.

"Kau memiliki ambisi" ucap saudara perempuan Raja dengan tatapan merendahkan.

"Puteri Wang Zi, anda salah karena Bermimpi saja aku tidak berani." Ucap nyonya Bai mulai merasa di pojokkan.

Sejak tadi Xiao Zhan terdiam.

Istri dari adik laki-laki raja berkata "Puteri mahkota, jangan menjadikannya beban pikiran. Kita semua keluarga, kami selaku keluarga kerajaan menerima mu dengan tangan terbuka."

Against The Fate [YiZhan] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang