Dahyun semakin berontak, kalau saja Jungkook tidak segera menarik Dahyun ke tengah rooftop, bisa jadi Dahyun sudah tergelincir ke bawah sana karena terus berontak.
"Lepas! Lepasin saya! Lepas!" Seru Dahyun sejak tadi dengan suara teriakan yang bercampur dengan tangis. Frekuensi suara yang di keluarkan Dahyun mampu menyentuh relung hati Jungkook hingga turut merasa pilu. Setelah diam-diam menguping pembicaraan Dahyun dengan Veronica tadi, Jungkook jadi sedikit tahu masalah mengenai ibu Dahyun.
Dahyun terus menangis meraung-raung, Jungkook saja sampai tidak mengenali Dahyun jika dalam mode seperti ini. Yang dilihat Jungkook saat ini adalah seorang perempuan yang penuh keputusasaan dan hampa. Padahal selama ini Dahyun selalu membranding dirinya sebagai orang yang tegas, kuat dan pemberani. Tapi saat ini Jungkook sama sekali tidak melihat Dahyun yang seperti itu.
Dahyun terus berusaha untuk melepaskan Jungkook yang memeluknya dari belakang itu.
"Kak aku mohon kak, kakak nangis boleh, ngeluh boleh, asal jangan loncat ke bawah sana," tutur Jungkook yang sudah sangat khawatir, Dahyun akhirnya berhasil melepaskan pelukan Jungkook itu. Dirinya langsung berbalik menghadap Jungkook dan menatapnya kesal dengan air mata yang terus menetes.
"Siapa bilang saya mau loncat?! Saya juga mikir paling jatuh dari atas sini gabakal bikin saya langsung mati, nanti malahan cidera yang ada, kalau saya pengen bunuh diri, kayaknya saya bakal cari cara lain yang lebih cepat, minum racun misalnya." Jungkook kayak spontan aja langsung nyomot bibir Dahyun pake tangannya.
"Duh kak jangan ngomong gitu dong! Saya jadi takut kehilangan semangat hidup kalau kakak gaada," ucap Jungkook sesaat setelah dia mencomot bibir Dahyun itu.
Dahyun keliatan agak kesel pas Jungkook spontan nyomot bibirnya itu, tapi setelahnya Dahyun tersenyum miring, "Jangan menggantungkan semangat hidup kamu sama orang gak punya semangat hidup kayak saya, hidup saya sehampa itu Jungkook."
"Kadang sesuatu yang kakak anggap biasa bisa jadi hal yang sangat berharga buat aku, begitupun sebaliknya. Mungkin sekarang kakak ngerasa kehadiran aku selama ini cuma ganggu kakak doang, tapi menurut aku kehadiran kakak disisi aku itu bener-bener merupakan sebuah anugerah, kakak berharga lebih dari siapapun, banyak orang yang sayang sama kakak." Dahyun tertegun mendengar penuturan Jungkook, tapi batinnya langsung menampik ketika ada orang yang berusaha perhatian dan sayang sama dia. Karena ia masih teringat kejadian dahulu saat ia dikhianati Jimin dan Veronica sehingga Dahyun jadi sulit lagi percaya sama orang lain.
Air mata Dahyun tak terasa mulai menetes kembali, jujur Dahyun malah jadi takut kalau ada orang yang mau berusaha mendekati nya lagi seperti ini. Ia terus menggeleng tidak terima dengan statement Jungkook sampai akhirnya Jungkook dengan nekat memeluk Dahyun erat, meskipun awalnya Dahyun berontak, tapi ternyata tenaga Jungkook lebih kuat. Sampai akhirnya Dahyun pasrah dan menangis di pelukan hangat Jungkook.
Jujur Jungkook berdebar sekali berada sedekat ini dengan Dahyun. Tak pernah terpikir olehnya hari ini akan tiba di hidupnya.
"Kak mau pulang? Aku anter ya?" Tanya Jungkook setelah beberapa menit mereka diem-diem an aja.
Akhirnya mereka mulai mengurai pelukannya, "Gak usah, saya masih harus jagain ayah saya."
Jungkook tersenyum kikuk, "Oh oke deh kak, aku pulang duluan kalau gitu ya?" Dahyun balas mengangguk saja.
"Eumm mau ikut turun ke bawah?" Tanya Jungkook lagi.
"Gak usah kamu duluan aja, saya masih mau disini."
"Tapi kakak janji jangan aneh-aneh!" Ancam Jungkook yang merasa khawatir.
"Iya tenang saya bisa jaga diri kok, udah sana kamu pulang." Jungkook mengangguk-angguk kemudian mulai berjalan keluar ke pintu keluar rooftop ini, tapi setelahnya Jungkook berbalik lagi.
"Kakak serius gapapa? awas jangan sampe besok pagi aku dapet berita seorang gadis ditemukan tewas lompat dari atas gedung rumah sakit."
Dahyun udah keliatan greget banget, "Iya Azkaaa gabakaal, udah sana pergi!"
Jungkook akhirnya terkekeh kecil gitu, "Hahaha oke oke, sampai jumpa lusa di kelas praktikum kak!"
Pas sosok Jungkook udah tidak terlihat lagi, Dahyun pun memerosotkan tubuhnya dan terduduk disana. "Gak yang tadi itu bukan gue! ihh amit-amit banget nangis-nangis gitu," ucap Dahyun yang tiba-tiba jadi bergidik geli sendiri.
........Jungkook salah, ia kira hari ini ia akan bertemu dengan kakak asprak pujaan hatinya itu ternyata nihil. Dahyun lagi-lagi digantikan oleh Nayeon, katanya Dahyun lagi ada urusan jadi gabisa ngeasprak. Temen-temennya Jungkook seperti biasa keliatan lega pas gaada sosok Dahyun di Laboratorium, berbeda dengan Jungkook yang mood nya langsung jatuh plus dia jadi khawatir.
'Kak Dahyun beneran gak loncat dari rooftop kan?'
Udah hampir seminggu Jungkook gapernah ketemu lagi sama Dahyun, dia mau ngehubungin Dahyun duluan juga agak sungkan, mereka belum sedekat itu soalnya. Sampai akhirnya pas hari Sabtu, Dahyun tiba-tiba ngirim pesan singkat ke Jungkook.
Kak Dahyun❤️
Kita bimbel ya hari iniSesingkat itu tapi berhasil buat Jungkook langsung berdiri dan loncat kegirangan, terus salto di kasur nya si Mina.
"Heh berisik lagi nonton film juga!" omel Eunha, mereka emang lagi nobar film horor gitu di kostnya Mina, mumpung libur meski masih banyak laprak menanti untuk dikerjakan. Emang tadinya mereka udah rencana mau nobar gitu biasalah ada film bajakan bagus. Dari pada ke bioskop mereka gapunya uang.
"Jungkook kasur gue jangan diberantakin ih! Itu udah dirapihin sama mbak pembantu gue, dia baru kesini lagi besok, gak mau ya nanti malem gue tidur di kasur berantakan," omel Mina yang jadi rese kasurnya berantakan di pake loncat-loncat sama Jungkook. Jungkook seakan tak peduli langsung saja melompat dari kasur dan pergi dari kamar itu.
"Gue pergi dulu mau ngapel sama ayang!"
Eunha dan Mina berdecak kesal mendengarnya, "Ayang-ayang mulu, gue sumpahin ayang lu kayang!"
.......
"Halo kak Dahyun hehe apakabar?" tanya Jungkook canggung karena semenjak sampe di perpustakaan, Dahyun cuma diem aja sambil nyiapin buku-buku dan laptop dia sebelum ngajarin Jungkook.
"Sebenernya hari ini saya belum mau ketemu kamu, tapi amanah tetap amanah, saya gak enak sama Pak Zainal," tutur Dahyun dengan cuek.
"Oh gitu kak, gapapa meski kakak terpaksa aku seneng bisa liat kakak baik-baik aja hari ini," ucap Jungkook sambil senyum manis.
"Kejadian minggu lalu itu lupain aja, anggap gak pernah ada," pinta Dahyun dengan tegas.
"Semuanya aku lupain kak? pas kakak mau loncat, nangis terus aku peluk—"
"Stop Azka, saya suruh lupain malah diungkit lagi," potong Dahyun dengan nada sedikit meninggi.
"Semuanya kak serius? termasuk perdebatan kakak sama perempuan di depan toilet—ups!" ucap Jungkook yang keceplosan, bikin Dahyun langsung membulatkan matanya kaget.
"Kamu denger itu juga hah?" Jungkook langsung kelabakan pas Dahyun tiba-tiba jadi dingin gitu auranya, mana tatapannya menajam gitu, dia jadi nyesel asal jeplak aja kayak tadi.
"Ah sial.." Dahyun terlihat seperti orang gusar, namun setelahnya Jungkook langsung menggenggam tangan Dahyun.
"Kakak santai aja, seburuk apapun latar belakang kakak yang kakak sembunyikan, aku bakal tetep sayang sama Kak Dahyun, masa lalu biarlah berlalu, ayo jadi lebih bahagia sama aku kak." Dahyun langsung aja nepis telapak tangan Jungkook.
"Kamu ngomong gitu seakan-akan bakal hidup lama aja." Sekarang gantian Jungkook yang dibuat kaget sama ucapan Dahyun itu.
"Maksud kakak apa?"
"Kamu kemarin di rumah sakit buat kontrol penyakit parah kamu kan?"
"Hah? Apasih kak kok tiba-tiba," timpal Jungkook yang merasa gak terima.
"Saya tahu semuanya Jungkook, kamu tidak usah mengelak lagi."
...
Mulai hari ini sampai end aku bakal up sehari se chapter, so stay tune yaa, makasi banyak sama yang masih setia baca ini 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Asprak Galak ✓
FanficHari Senin adalah hari paling menyebalkan bagi sebagian besar populasi manusia di muka bumi ini. Apalagi bagi anak kelas A jurusan Kimia yang harus bertemu dengan matkul praktikum kimia organik dengan asprak yang terkenal galak, cuek dan judes seant...