DUA LIMA

141 4 0
                                    

Michel melangkah masuk ke dalam kelas, di dalam sana terlihat ketiga sahabatnya sedang duduk, Michel mendekat ke arah mereka.

"Lo udah tenang Freya?" tanya Michel yang hanya di balas anggukan kepala oleh Freya.

Michel menduduki kursi yang ada di depan Freya, dia tersenyum kepada Freya. "Maaf ya, gara-gara gue lo jadi kaya gini," ucap Michel pelan.

"Santai aja, gue tadi kaya gitu juga bukan semuanya salah lo."

"Maksudnya?" tanya Michel tidak mengerti.

Aleta tersenyum tipis, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Gue emang kesel sama lo, karena lo biasa aja pas si nenek lampir memperhatiin lo terus, emang sih itu masalah sepele, tapi gue lagi pengen ribut yaudah gue cari gara-gara aja," jawab Freya kelewat santai.

"Jadi lo emang pengen nyari gara-gara?" tanya Fiona tidak percaya.

"Iya."

Michel, Fiona, Aleta menggelengkan kepalanya. "Mau aneh, tapi ini si Freya," ucap mereka bertiga kompak.

***

Michel bejaan di kolidor sekolah yang tampak sepi, tiba-tiba pundaknya di rangkul oleh seorang laki-laki, Michel menolehkan kepalanya kaget.

"Hai sayang," sapa laki-laki itu membuat Michel menatap tajam berbeda dengan  perempuan yang baru saja ada di depan mereka menatap laki-laki itu tidak percaya.

"Ap---"

"Aduh sayang, maaf ya lama, pasti kamu tadi bete ya nungguin aku, terus jalan duluan deh," ucap laki-laki itu memotong ucapan Michel. Laki-laki itu membelai rambut Michel lembut.

"Kalian pacaran?" tanya perempuan itu.

"Iya," jawab laki-laki itu santai sedangkan Michel membulatkan matanya, tidak menyangka bahwa laki-laki yang ada di samping mengaku bahwa mereka pacaran.

Perempuan itu menatap Michel tajam. "Awas aja lo Michel," batin perempuan itu lalu pergi dari sana dengan perasaan kesal.

Setelah memastikan bahwa perempuan itu sudah tidak ada, Michel menepis kasar tangan laki-laki itu yang sedari tadi terus membelai rambutnya.

"Lo apaan sih Fiq, bilang ke si Aira kalau kita itu pacaran, pacaran aja enggak kan?" semprot Michel menatap laki-laki itu tajam.

Ya! Laki-laki dan perempuan itu adalah Shafiq dan Aira, tadi pas Shafiq keluar dari kelasnya sudah ada Aira yang menunggu di depan kelas Shafiq, dan mengajak laki-laki itu untuk pulang bareng, tapi di tolak mentah-mentah oleh Shafiq. Perempuan itu terus mengikuti setiap langkah Shafiq, membuat Shafiq jengah, dan Tanpa di sengaja penglihatannya menangkap seorang perempuan yang sangat dia kenal sedang berjalan di koridor yang sepi, buru-buru dia mempercepat langkahnya dan setibanya di depan Michel, Shafiq langsung merangkul pundak perempuan itu. Dan dari situ lah Shafiq pacaran sama Michel hanya di depan Aira. Alasannya karena, dia tidak mau di ganggu terus-menerus sama Aira.

Shafiq mengangkat sebelah alisnya. "Kode minta di pacarin beneran?" tanya Shafiq datar.

Michel mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Gak," ketus Michel.

"suka gue?"

Michel menoleh ke Shafiq. "Maksudnya?"

"Gak jadi." Shafiq memasuki kedua tangannya di saku celana, lalu dia berjalan meninggalkan Michel.

Michel menganga melihat kelakuan Shafiq. "DASAR MANUSIA ES, KALAU NGOMONG SUKA SETENGAH-SETENGAH!"

***

"Napa tuh muka?" tanya Galang saat melihat Michel memasuki rumah.

Michel terlonjat kaget, dia menatap Galang tajam. "Ck, ngagetin aja." Michel berjalan ke arah Galang, setibanya di sana dia menduduki bokongnya di sebelah Galang.

Galang mendekatkan kepalanya, memperhatikan muka Michel teliti. Michel yang merasa risih di perhatikan kaya gitu, dia langsung mendorong kepala Galang menjauh dari mukanya.

"Lo apaan sih liatin gue kaya gitu banget?" tanya Michel kesal.

"Habisnya lo aneh banget."

Michel menoleh sekilas ke Galang. "Aneh gimana?"

"Lo pulang-pulang muka ke baju kusut," jawab Galang sedikit terkekeh.

"Kesel gue sama si Shafiq."

Galang mengerutkan keningnya. "Kesel kenapa lo?" tanya Galang penasaran.

"Lo tau? Dia ngaku gue pacarnya di hadapan si nenek lampir," jawab Michel.

"Lo serius?"

Michel memutar bola matanya malas. "Yaela, mana ada gue bohong."

"Jangan-jangan dia suka beneran sama lo," bisik Galang, dia langsung berlari menaiki tangga, karena dia tau bahwa sebentar lagi Michel bakalan mengamuk.

"ABANG BANGSAT!" teriak Michel. Plis lah, mood dia sedang hancur, dia masih kesal terhadap Shafiq dan sekarang dia di bikin kesal sama Galang bikin mood nya makin hancur saja.

Michel terus mengumpati Galang dengan menyebut nama-nama binatang.  "Awas aja lo," gumam Michel.

***

Seorang gadis masih tertidur dengan menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut, jam sudah menunjukkan pukul 09.20 tapi dia enggan untuk bangun. Sekarang adalah hari Minggu, hari di mana dia pakai buat malas-malasan. Suara gedoran dan teriakan di balik pintu tidak mampu membuat si empu terbangun.

"MICHEL BANGUN ANJIR, INI UDAH SIANG!" teriak Galang sambil terus menggedor pintu kamar Michel.

Karena kesabarannya sudah habis, Galang membuka pintu, dan dia melangkah masuk. Galang berdiri di samping tempat tidur Michel.

"Lo kebo banget sih, bangun oy." Galang menarik paksa tangan Michel, membuat Michel terduduk.

Michel terdiam sebentar mengumpulkan  nyawanya, setelah nyawanya terkumpul dia menoleh ke arah Galang.

"Lo apaan sih, ganggu gue lagi tidur tau gak," omel Michel.

Galang berkacak pinggang, manatap Michel garang. "Iya gue tau lo lagi tidur, tapi liat noh udah jam berapa?" Galang sekarang udah kaya emak-emak yang memarahi anaknya karena Bangun siang.

Michel melirik jam yang ada di dinding. "Jam 9."

"Sonoh lo mandi terus sarapan, emang lo gak laper apa?"

Michel memutar bola matanya malas. "Laper sih, tapi gue males bang, lo tau kan sekarang hari Minggu, hari di mana gue malas-malasan."

"Gak ada malas-malasan, sekarang lo mandi terus turun ke bawah buat sarapan," titah Galang. Galang menarik paksa tangan Michel ke arah kamar mandi membuat si pemilik tangan berdecak kesal.

"Sekarang lo mandi ya, jangan lama-lama mandinya." Galang menepuk-nepuk puncak kepala Michel, setelah itu dia menutup pintu kamar mandi dan melangkahkan kakinya, tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar teriakan nyaring Michel.

"ABANG HANDUK GUE KETINGGALAN!" teriak Michel di dalam kamar mandi.

"AMBIL AJA SENDIRI!" Balas Galang, dia melanjutkan langkahnya yang tadi tertunda.

"Bener-bener tuh Abang gila, udah ngebangunnin gue secara kasar, sekarang dia suruh gue mandi cepet-cepet, udah gak waras tuh orang, ganggu waktu malas-malasan gue aja," gerutu Michel, kemudian dia melakukan ritual mandinya.

***

Maaf banget ya kalau aku up nya lama, karena lagi sibuk banget🥺🙏

JANGAN LUPA FOLLOW
AUTHOR

Terima kasih banyak buat yang
Baca cerita aku, dan jangan
pernah bosen semua

Jangan lupa vote and komen ya🙂

SAMPAI KETEMU DI PART SELANJUTNYA 👋

SHAFIQ [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang