Terbayar

3 2 2
                                    

Part 7 


Akhirnya Nia bisa sedikit mengistirahatkan badannya di tempat tidur. Dia hanya menyelonjorkan kakinya sambil memijitnya sendiri karena hampir seharian berdiri. Untungnya Wida bisa mengantarkan sampai di depan rumah jadi tidak perlu berjalan kaki untuk pulang.


Nia bahkan mengabaikan ibunya yang menggedor pintu dari luar. 


"Nia ayo makan dulu." suara wanita itu lantang dari luar kamar Nia. 


"Iya, buk nanti Nia mau ganti baju dulu." Nia malah beristirahat sejenak dia terlalu banyak pikiran untuk makan. 


"Benarkah aku pernah bertemu dengan pak Daniel sebelumnya? " Nia bergumam sendiri dia kemudian mengingat uang yang dia temukan di saku celananya ketika bangun kemarin pagi. Nia perlahan mendekati almarinya dia mengangkat tumpukan baju karena Nia ingat tadi pagi telah menyimpannya di sana. 


Nia masih mengingat kalau malam itu dia berada di suatu tempat yang sangat asing apakah dia hanya mimpi. 


Nia perlahan mencarinya ternyata uang itu masih ada di sana di sebuah amplop coklat yang ada di bawah tumpukan bajunya. Nia perlahan membukanya dia tebelalak melihat betapa banyaknya lembaran merah yang ada di dalamnya. 


"Apa..? " Nia bahkan saking terkejutnya langsung berteriak dan mengundang perhatian dari ibunya. 


"Ada apa Nia? " Ibunya berteriak dari dapur. 


"Tidak apa-apa kok, Buk." ucap Nia dia kembali mengamati uang itu darimana dia mendapatkannya. Sekarang dia mengingat kembali peristiwa dimana dia berada di dalam sebuah rumah dia ingat dia benar-benar bertemu dengan pak Daniel dan dia mengajukan persyaratan. Apakah benar kalau ini adalah uang dari dia. 


"Kalau begitu aku harus mengembalikannya, aku tidak mau bernasib sama dengan ketika orang tuanya meminjam uang mereka akan Semena-mena." Nia membulatkan tekad untuk mengembalikanya. 


"Tapi bagaimana aku bisa bertemu dengan pak Daniel." Nia mondar-mandir sendiri di kamarnya memikirkan caranya dia hanya ingat  berada di rumah angker selebihnya sama sekali tidak mengingat Apa-apa. 


Suara ketukan pintu berubah jadi gedoran ketika suara Laki-laki mengunjungi rumah Nia. Ibunya Nia langsung bergegas ke depan membukakan pintu. 


"Selamat malam, Nyonya bagaimana apakah nyonya sudah menyiapkan uangnya, kemarin kami gagal membawa putri nyonya jadi juragan kami akan menggandakan lagi bunga uangnya." Laki-laki yang kemarin datang, datang lagi ke rumah Nia. 


Ibu hanya gemetaran, sementara Ayah Nia belum pulang dia mencari penghasilan tambahan entah apa yang penting bisa secepatnya mengumpulkan uang. 

Cinta Lelaki MisteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang