hujan dan semangkuk kehangatan

12 1 0
                                    

Potongan memori kadang kadang datang tanpa diundang
Bisa jadi mengukir senyum geli atau pun rasa sesak yang memenuhi hati
Jadi konotasinya mungkin otak cenderung lebih mengingat kenangan menyakitkan dan kekonyolan ketimbang kebahagiaan

Buktinya cemara sangat hafal hari ini
Tanggal ini tapi dimasa 2 tahun yang lalu,dimana ia baru mengenal cinta
Dan memberikan sepenuh hatinya
Lalu diputuskan secara sepihak oleh mantan pacarnya

"Gimana aku mau lanjutkan,sedang persentase sayangku ke kamu aja sudah hilang" alasan logis dan sarkas bukan

Hari itu adalah hari terberat nya
Ia harus terbiasa sendiri lagi
Dan alasan itulah yang membuat dinding kokoh antara ia dan khalayak

"Ra,nih udah dateng bakso nya"
Ucapan bika menyadarkan lamunan cemara

Gadis itu hanya mengangguk
Ia sangat membenci orang itu
Ditanya masih cinta atau tidak
Mungkin cemara ragu
Karna hakikatnya benci adalah luka yang tersakiti,dasarnya ya sama
Dari kata cinta
Beda saja pembelahan nya

Cemara ternyata sangat menyukai pedas,terlihat kuah bakso milik cemara berubah menjadi hijau membuat bika sedikit meringis

"Awas sakit ra"
Himbau bika,bika ingin melarangnya tapi takut dengan respon cemara yang mengalihkan artian larangan bika lalu membuat nya ilfeel
Dan menjauh dari bika,oh god bika tak mau itu

Cemara terlihat sangat menikmati semangkuk bakso mang jaja,seorang pria paruh baya yang berusia hampir 48 tahun

Diam diam bika tersenyum bahagia
Satu langkah lagi telah dicapainya menuju cemara

Apakah bika suka cemara?
Pertanyaan retoris,sangat terlihat oleh binar bika saat melihat cemara
Cemara adalah cinta pertama bika
Orang yang sangat mudah mengambil hatinya

Sekitar 15 menit mereka melewati riuh nya hujan yang berlomba lomba turun membasahi bumi
Dalam ricuhnya jalan raya dan umpatan dari pengendara yang terjebak macet

"Balik kesekolah"
Kata cemara singkat
Dan untungnya bika faham
Setelah bika membayar dua mangkuk bakso spesial,satu gelas teh hangat dan air mineral dengan total tak mencapai 50 ribu,sangat bersahabat dengan kantung anak SMA

Bika mengantar cemara kembali kesekolah dengan senyum yang tak bisa dikontrol
Bika akan mengingat tanggal,hari,nama jalan bahkan nama mang jaja
Untuk menunjukan betapa istimewanya kejadian ini

Saat sampai digerbang sekolah
Seorang pria menatap nyalang kearah mereka berdua,tampak kilatan kemarahan disana

"Kenapa kamu nggak nunggu dikelas aja?!" hardik pria itu dingin

"Cemara ingin keluar,merasakan hujan dan memakan bakso"
Jawab realita cemara

"Bersama pacarmu hah?!" hardikan pria itu semakin menjadi kali ini nadanya membentak

" peduli apa papi?" oh jadi orang dengan aura arogan yang kental ini adalah orang tua cemara

"Maaf om,saya yang mengajak cemara"
Jujur bika dengan canggung
Kesan pertama yang sangat baik- rutuk bika dalam hati

"Anak saya sangat tidak suka hujan"
Kata papi cemara

Sedang cemara hanya terseyum masam,padahal ia sangat suka hujan
Toh ia kebal dengan air hujan
Dan papinya ini terlalu mengekang nya
Cemara sangat muak

Tanpa ingin mendengar ocehan mereka berdua,cemara langsung turun dari motor bika dan berjalan menuju mobil keluaran terbaru itu

Persetan dengan dirinya yang basah tanpa mencopot jaket bika

"Jadi pacarmu ini yang mengajarimu berani membangkang papi!" naik satu oktaf bentakan papinya

"Dia ngga ngajarin itu,dia baik
Jangan sakiti dia"
Kata cemara yang samar samar terdengar bika

Papi cemara segera masuk kemobil dan menginjak pedalnya dengan emosi
Menjauh dari sekolah

Bika mematung,jantungnya sangat tidak kondusif
Apakah artinya cemara mulai menerima keberadaan dirinya?
Atau hanya kalimat pelindung dari amukan papinya?
Atau memang benar opsi pertama?

Entahlah bika hanya berharap bila pilihan pertama itu nyata
Semoga saja

Cemara BikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang