1. Babak Penyisihan

933 103 14
                                    

Alpha bermahkota cokelat tua itu menyeringai puas ketika berhasil membuat tim lawan, Karasuno kewalahan untuk menipiskan jarak poin di antara mereka. Service ace terus dilambungkan oleh sang Raja Besar dari Seijoh tersebut. Dadanya semakin membusung saat melihat mantan adik kelasnya saat SMP itu mendecih, membuat keinginan untuk membantai para burung gagak pun meninggi.

Tingkat persen Karasuno untuk memenangkan sesi penyisihan Inter-High semakin menipis. Seijoh semakin gencar memojokkan kawanan burung gagak tersebut. Kondisi para pemuda berseragam hitam itu semakin memburuk, Oikawa tersenyum penuh kesenangan. Kemenangan sudah menunggu mereka.

Tapi, beberapa detik kemudian alis pemuda alpha itu menukik turun, mengernyit saat seseorang dengan nomor 2 turun untuk menggantikan si nomor 9, si mantan adik kelas yang jenius. Seorang anak kelas 3 bersurai abu sekaligus wakil kapten dari Karasuno yang belum pernah Oikawa lihat pola permainannya. Yah, tapi hal ini tidak akan memengaruhi sang Kapten Seijoh untuk lengah sedikitpun.

Pemuda anomali itu memasuki lapangan dan menyikut perut si kepala dari tim Karasuno. Dia juga memukul dan menyikut beberapa pemain lainnya, lalu memberi omelan pada mereka. Suaranya memang tidak terlalu terdengar karena jarak, namun Oikawa mendengar dia berbicara "Yang semangat, jangan letoy! Kita pasti akan memenangkan pertandingan ini!" walau secara samar-samar. Oikawa mendengus saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan si abu anomali. Dia kembali melangkahkan kaki ke posisinya.

'Mari kita lihat, apa yang akan kau lakukan, pemuda abu.'

Oikawa memasang ancang-ancang untuk kembali melakukan serangan andalannya yang mematikan, jump service. Tangannya dengan lihai melambungkan bola tiga warna itu, lalu kedua kaki miliknya yang sudah terlatih melompat sesuai dengan tinggi bola dilambungkan. Tangan kanannya mengayun kedepan, memukul bola sekuat tenaga ke titik di antara si nomor 1 dan 4 Karasuno. Poin yang didapat menandakan dia lagi-lagi melakukan service-ace. Oikawa tersenyum puas. Poin selanjutnya pun kembali ia sumbangkan pada Seijoh.

Namun service berikutnya berhasil dihadang oleh sang kepala tim voli Karasuno. Bola itu terus dilempar dan melambung hingga sampai di tangan si setter abu. Dengan ahli, jemarinya yang lentik itu melemparkan bola kepada si spiker andalan Karasuno, si botak nomor 5. Kunimi dan Kindaichi (kedua adik kelasnya yang imut) berusaha melakukan block, namun gagal. Poin pun berhasil didapatkan oleh tim lawan.

Mereka (nomor 2 dan 5) menepuk tangan ke satu sama lain ketika berhasil mendapat poin dari jump service kepunyaan sang kapten berseragam putih. Si abu anomali menepuk punggung adik kelasnya sambil melontarkan pujian yang menyebabkan si spiker nomor 5 mesam-mesem. Mereka memuji satu sama lain. Setelah selesai dengan adik kelasnya yang botak, si abu juga menyanjung rekannya yang lain.

Oikawa melirik, memerhatikan gerak-gerik si nomor 2 yang perlahan-lahan membangkitkan semangat para prajurit gagak untuk mengembalikan momentum menyerang Kastil Biru yang dipimpin oleh seorang Raja bernama Oikawa Tooru. Hal ini tentu membahayakan kejayaan dari Kastil Biru. Karena perlahan namun pasti, Karasuno berhasil mengembalikan momentum lapangan kepada mereka. Oikawa mendecih, penyebab dari semua ini adalah seekor Ibu Gagak yang seperti membagi makanannya pada anak-anak Gagak. Mereka belum pernah bertanding melawan si nomor 2 dari Karasuno, Oikawa tahu jelas dia harus segera mempelajari pola permainan milik si Ibu Gagak jika tidak ingin kemenangan yang sudah di depan mata direbut oleh kawanan Gagak.

Kini, tiba giliran Oikawa untuk bermain di zona tengah. Berkali-kali serangan dari Seijoh ditangkis oleh Karasuno dengan ulung, lagi-lagi karena nomor 2 Karasuno yang entah menggunakan strategi apa. Menyegarkan dan menenangkan namun mematikan, frasa yang Oikawa bentuk untuk menggambarkan pesona Sang Ibu Gagak. Saat melihat permainannya langsung, Oikawa tahu bahwa Refreshing-kun (julukan yang ia sematkan pada si abu anomali) bukanlah setter berkemampuan rendah. Memang tidak seahli Kageyama, namun pengalaman dan pemikirannya jauh lebih unggul dari mantan adik kelasnya.

***


Kedua manik hazel itu berpapasan, mempertemukan Oikawa pada dua mata yang berwarna senada dengannya. Oikawa diam tidak berkata apapun, sedangkan hazel yang lain menyipit saat menyunggingkan kurva manis yang biasa ia berikan pada rekannya. Deretan gigi putih ditunjukkan, lalu dia melambaikan tangan kecil kemudian berlari ke posisinya. Senyum yang manis dan mampu membuat Oikawa tersentak, namun akhirnya dia membalas perilaku menyinggung (karena kali ini Karasuno sudah mengungguli Seijoh) dari si nomor 2 dengan senyum (masam).

Set ke-2 dimenangkan oleh Karasuno. Dengan ini, set ke-3 resmi diputar demi menentukan kemenangan dari babak penyisihan Inter-High tahun ini. Kedua kelompok bertarung habis-habisan, namun pada akhirnya Kerajaan Kastil Biru berhasil menaklukkan para Prajurit Gagak dari desa kecil. Raja Oikawa beserta prajuritnya tersenyum penuh kemenangan, sementara para Gagak terpuruk, begitu juga dengan Sang Ibu.

"Ayo, kita harus segera bersalaman."  Si kepala tim voli Karasuno berbicara, wajahnya sendu namun dia harus tetap tegar sebagai kapten. Rekan timnya menjawab dengan lirih, lalu mengikuti sang kapten. Mereka bersalaman, namun tatapan kosong yang Oikawa dapatkan dari mereka. Kemudian kedua tim berbalik, berterima kasih pada para pendukung mereka.

Para burung gagak membawa barang-barang miliknya lalu beranjak pergi. Sementara itu, Oikawa masih sibuk dengan rekan timnya yang sedang kegirangan. Hazelnya melirik si pemilik hazel lain dari tim lawan, pemuda abu itu masih giat menyemangati rekan-rekannya. Memang refreshing-kun, sampai tidak sadar bahwa ia juga butuh waktu untuk menyemangati dirinya sendiri.

Yah, Refreshing-kun itu bukan dari timnya, jadi Oikawa tidak perlu repot-repot untuk mengurusinya.

Tak lama kemudian, Seijoh pun beranjak dari lapangan dan menaiki bus sekolah mereka untuk pulang. Oikawa masih setia untuk mengjahili teman kecilnya Iwaizumi, sementara yang lain sibuk dengan kegiatannya sendiri-sendiri.

"Kau lihat si nomor 2 Karasuno tadi?"

Hanamaki mengangguk. "Omega itu, kan?"

Matsukawa menjentikkan jarinya, "Benar!" Katanya. "Bukankah dia manis? Feromonnya juga." Lanjut si pemuda bersurai hitam itu. Hanamaki lagi-lagi mengangguk, dan menahan tawa karena jarang sekali ia melihat Matsukawa menggebu-gebu seperti ini.

"Tadi aku juga mencium aroma.. uh.. apa ya? Padahal si nomor 2 tadi sudah menggunakan scent-patch," Ujar Hanamaki, mengingat-ingat aroma feromon dari tim lawan mereka. "Oh, aroma seperti toko roti yang memanggang pastry di pagi hari. Manis dan harum kue, roti-rotian."

Meski Oikawa menyibukkan diri dengan Iwaizumi (walau akhirnya dia ditendang di dalam bus dan kepalanya ditempeleng), kapten Seijoh itu tetap bisa mendengar percakapan dari temannya yang seangkatan. Omega? Refreshing-kun yang tadi ternyata adalah omega. Kalau diingat-ingat, dia juga sekilas mencium aroma yang didikte oleh Hanamaki tadi, tapi dia menghiraukannya dan lebih memilih untuk fokus pada pertandingan. Yah, memang wajar, pikir Oikawa. Aura menyegarkan, menenangkan, dan keibuan menguar di dirinya, tidak heran jika ternyata dia adalah omega. Omega memang terkenal memiliki aura keibuan yang pekat.

Setelah bersusah payah lepas dari Iwaizumi, Oikawa lari berpindah duduk di sebelah Kunimi untuk menghindari tendangan maut dari sang sahabat. Kunimi tidak masalah dengan hal itu, Oikawa tersenyum berterima kasih pada sang adik tingkat.

Alpha berpangkat kapten itupun menyandar ke kursi, menghela nafas untuk merileksesi diri. Otot-ototnya direnggangkan sebelum berdalih untuk menatap pemandangan yang tersaji di luar jendela. Pikirannya mengawang, memikirkan strategi lain untuk menang melawan tim angsa besok.

.

TBC

Bintang SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang