12. Angsa vs Gagak

285 53 21
                                    

"Tooru, bangun! Nanti terlambat, lho!"

Sayup-sayup suara Miho mengetuk telinga sang anak. Sepasang hazel membuka, mengerjap, membangkitkan tubuh, lalu meregangkan lengan. Tangan kanannya menutup mulut yang terbuka lebar; menguap.

Tooru menyibak gorden, membiarkan cahaya matahari menyinari ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tooru menyibak gorden, membiarkan cahaya matahari menyinari ruangannya. Lengan diregangkan sekali lagi sebelum alpha itu mengambil handuk kecil dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah dua puluh menit dihabiskan untuk menyiapkan diri, akhirnya surai hazel itu keluar dengan seragam sekolah melekat di tubuhnya. Wajah dan rambut bantalnya pun sudah menghilang. Tooru tampak seperti gelandangan yang baru saja disihir oleh ibu peri; tampak tampan dan rapih. Tubuh tegapnya menambah sisi gagah pada remaja tanggung itu.

Tooru menuruni tangga bersama tasnya yang digantung di genggam tangannya. Sosok wanita bersurai senada dengan dirinya menyambut pandangan; itulah Miho Oikawa, ibu dari Sang Raja Besar. Miho menoleh, menyunggingkan senyum dan meletakkan menu sarapan Tooru di atas meja. "Selamat pagi, Tooru."

Tooru membalas sapaan sang ibu seraya menarik kursi, "Selamat pagi, Okaa-san!" Dengan senyum lebar. Miho mengangguk dan tersenyum tipis kala melihat Tooru kini sedang menikmati menu sarapannya.

Tooru meraih remote tv dan menyalakan benda pipih berbentuk persegi panjang itu. Tangan kanannya tetap setia menggandeng gagang sendok sembari mengganti-ganti saluran acara. Tooru melahap potongan omurice di sendok ketika saluran yang dia inginkan sudah berada di depan mata.

"Pertandingan Akademi Shiratorizawa dengan SMA Karasuno akan dilakukan hari ini, kan?" Miho membuka topik karena saluran teve yang anaknya inginkan. Tooru mengangguk kecil, "Iya. Aku ingin menontonnya di stadion hari ini, setelah pulang sekolah."

"Baiklah. Tapi, jangan pulang terlalu larut, ya." Ucap Miho, mengingat Tooru pulang jam setengah 12 malam kemarin. Si Oikawa kecil mengangguk, namun Miho enggan apakah dia benar-benar mendengar peringatan dari ibunya atau tidak, Karena seluruh indra Tooru sudah tertuju pada tayangan dan topik yang sedang dibahas dalam acara itu.

"Pertandingan final Turnamen Musim Semi prefektur Miyagi voli putra antara Akademi Shiratorizawa dengan SMA Karasuno akan dimulai hari ini, pada jam 3 sore, ya?"

"Ya, benar sekali! Pertandingan ini akan menjadi penentu sekolah mana yang akan bertanding di tingkat nasional untuk mewakili prefektur Miyagi."

Lawan bicara dari sang MC mengangguk. "Akademi Shiratorizawa selalu memiliki prestasi bagus dalam bidang olahraga voli. Bagaimana SMA Karasuno akan melawan mereka, ya?"

"Eits, jangan salah dulu! Dulu, SMA Karasuno adalah salah satu unggulan prefektur Miyagi. Apalagi, sekarang ada Kageyama Tobio dan Nishinoya Yuu di tim voli putra mereka."

Tooru mengangguk setuju. Adik kelasnya pada SMP dulu memang orang yang jenius dalam voli, dia akui itu. Lalu, Nishinoya Yuu adalah penerima penghargaan sebagai Libero terbaik saat dia masih SMP.

Bintang SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang