18. Surat

273 39 4
                                    


Beberapa hari setelah itu, Koushi keluar dari rumah sakit ditemani oleh rekan-rekannya dari klub voli. Oikawa memilih untuk skip karena dirasa tidak butuh. Untuk apa? Dia 'kan sudah menjenguk dan menjaga surai monokrom itu selama beberapa hari. Justru akan aneh jika dirinya bergabung dengan kawanan gagak untuk menjemput ibu mereka dari rumah sakit.

Ya, kalian tidak salah membaca. Setelah hari itu, Oikawa berinisiatif untuk datang ke ruangan Koushi setiap hari. Tidak peduli dengan buruknya cuaca, atau ketika kakaknya sudah pulang pun ia tetap datang. Seolah seperti itu memang sudah menjadi tugasnya. Oikawa sendiri tidak tahu mengapa ia menjadi sepeduli ini terhadap Koushi.

Ekhem, akan kuberi tahu satu rahasi a. Oikawa sebenarnya akan datang lagi ke rumah sakit hari ini, tapi ia langsung mengurungkan niat ketika jantungnya berdetak lebih kencang dari hari kemarin. Selalu seperti ini ketika dia memikirkan perkataan Koushi pada hari itu.

Aneh, padahal 'kan itu hanya kalimat biasa. Salah satu bentuk frasa yang sudah biasa Koushi bentuk. Iya, 'kan? Sempat terlintas pula di pikiran Oikawa jika mungkin saja ia terkena penyakit jantung yang akan kumat ketika dia melihat Sugawara Koushi. Itu terdengar kejam, Oikawa.

"Oi, kenapa kau melamun begitu?"

Gelengan menjadi jawaban dari sang alpha dominan. Hazelnya menatap jalan setapak yang sedang mereka lalui. Sesekali, kakinya menendang kerikil yang menghalangi jalannya.

Iwaizumi mendecih, kemudian menatap jalanan kembali. "Kau juga melewatkan banyak kesalahan yang dilakukan adik kelas kita. Apa karena Sugawara?"

Hazel membulat dan refleks mengalihkan pandangannya pada Iwaizumi yang melenggang santai. "E-enak saja! Mana mungkin!"

Iwaizumi menggelengkan kepalanya, "Pantas saja pacar barumu itu sering marah-marah. Yang kau pikirkan ternyata omega lain selain dirinya."

Jleb. Ingin membantah, tapi kalimat Iwaizumi itu 100% benar walau dia enggan mengakuinya. Oikawa mengerucutkan bibirnya, menggumamkan omelan tidak jelas sembari melangkahkan kakinya lebih cepat. Iwaizumi tanpa diberitahu pun sudah mengetahui bahwa tingkah Oikawa secara tidak langsung membenarkan pernyataannya.

"Dasar. Lalu, tadi ada yang menitipkan surat cinta untukmu," Iwaizumi merogoh kantung celananya, terlihatlah sepucuk amplop surat yang sudah lecek. "Nih."

Manik hazel melirik malas, kemudian meraih surat itu dan membacanya. Iwaizumi awalnya tidak tertarik sama sekali dengan isinya, tapi untuk pertama kali, dia tertarik untuk mengintip isi surat tersebut karena air muka Oikawa yang mengernyit.

"Sugawara Koushi adalah milikku."

Oikawa tersentak dan sontak menoleh pada Iwaizumi yang membacanya dengan suara keras. Iwaizumi menelengkan kepala, mengernyit dan menyambar kertas itu. Kertas kusam bergoreskan tinta dengan kanji rapih. Ditulis dengan sangat rapih dan halus, tidak ada coretan menyeramkan seperti yang ada di bayangan Iwaizumi. Meski begitu, kertas itu ditempeli aroma feromon alpha yang sangat pekat sehingga aura mencekam tetap terasa kental.

"Ini aroma dari alpha dominan," Ucap Iwaizumi sembari mengembalikan surat tersebut pada si penerima. "Kau memang brengsek. Jauhi Sugawara jika dia memang sudah mempunyai alpha, goblok!"

"Aku tidak tahu! Lagipula, aku tidak mendekatinya! Dia yang mendekatiku!" Bela Oikawa. Tangannya memperjauh jarak surat dengan dirinya, sedangkan tangannya yang lain menutupi area penciumannya. Aroma pekat dari sesama alpha dominan membuatnya mual setengah mati

Jika dia mengetahui identitasnya, berati alpha ini sudah mengintai dirinya dan Koushi sejak lama. Seluruh bagian kertas ini ditempeli feromonnya, seolah-olah dia mempertegas "hak milik" nya pada Koushi. Lalu, feromon beraroma lemon dan laut ini ... terasa familiar.

Bintang SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang