21. Fire Flower

342 33 18
                                    

Warna warni lentera menghiasi tangga kuil pada malam ini. Suara ricuh dan keramaian mengisi sunyinya malam tahun baru. Aroma sedap dari para penjual yang memasak dagangannya, gadis-gadis yang mengenakan kimono cantik, kemudian sepasang kekasih yang sedang berkencan. Oikawa adalah salah satu dari sekian banyak love birds di sana.

Di lengannya, terdapat tangan mungil seorang dara bersurai merah muda; Sakura, pacarnya. Gadis itu menyanggul surai panjangnya dan memakai kimono bermotif bunga sakura. Wajahnya dirias dengan make up tipis. Cantik, seperti nama yang disematkan padanya.

Seharusnya, malam ini adalah malam yang spesial. Namun, entah mengapa, batin seorang Oikawa Tooru terasa berat. Sakura dan dirinya sudah mengelilingi dan menghampiri berbagai macam dagangan, tapi perasaan Sakura yang menari-nari hanya dirasakan oleh gadis itu saja.

"Oikawa-senpai?"

Sang brunette menoleh, manik lavender Sakura menatapnya khawatir. "Senpai daritadi melamun terus. Ada apa?" Pelukan pada lengan Oikawa terasa mengerat.

Lelaki itu memasang senyum tampan seperti biasanya, lalu terkekeh dan menangkis semua beban yang tersisa di hatinya. Surai merah muda diusap, "Aku nggak apa kok, Sakura-chan. Kamu mau mampir ke mana lagi?"

Sepasang lavender melirik ke berbagai stand yang ada. Maniknya seketika membulat dengan mulut yang membentuk o kecil ketika melihat sesuatu yang imut dan menarik. "Aku akan membelikan senpai sesuatu. Senpai tunggu disini, ya!"

Begitulah Oikawa berakhir dengan balon, topeng kitsune dan plastik berisi ikan di kedua tangannya. Lelaki itu tersenyum kecil menatap punggung sang dara yang semakin mengecil, dimakan oleh jarak.

Namun, seketika sungging tipisnya menjadi menipis. Kepalanya meneleng. Bukan hal yang aneh jika mereka ikut datang ke festival ini. Tapi, pasti aneh kan jika tidak ada jambul berwarna monokrom di antara mereka, 'kan?

"Ohh!! Oikawa dai ou-sama!"

"Oikawa-san."

"Lindungi Kiyoko-san!"

"Hentikan." Suara hancur dari hati si botak dan jabrik terdengar setelahnya.

"Apa yang sedang kamu lakukan disini? Tumben nggak bareng Iwaizumi-san!" Tanya Hinata sok akrab. Tentu saja sok akrab. Pemuda mana yang tiba-tiba mendekat pada musuhnya, apalagi dengan binar yang menghiasi matanya.

Oikawa melangkah mundur, menghindari tatapan super intens dari Si Pengumpan Handal Karasuno. Mengangkat bahu, menjawab pertanyaan tersebut dengan santai. "Aku sedang berkencan malam ini. Nggak mungkin kan kalau Iwa-chan aku bawa juga?"

"Ohh, gituu  ... " Hinata mengangguk paham seraya mengembalikan posisinya seperti semula. Kini, berganti menjadi Kageyama yang menatap Oikawa intens. "Oikawa-san punya pacar baru lagi?"

"Bukan urusanmu!!" Dia meringis sembari menoyor kepala Kageyama untuk segera menjauh. Sejak kapan Kageyama tertarik dengan dunia percintaan?!

"Pacaran dengan perempuan itu?" Berikan Kageyama penghargaan sebagai laki-laki paling-nggak-peka-dengan-situasi sedunia. Tidak heran jika Oikawa mendecih dan kembali menoyor si kepala bluberi.

"Kupikir kamu pergi dengan Suga," Daichi, sang kapten Karasuno menunjukkan dirinya setelah sekian lama tertutupi si botak dan jabrik yang melindungi Kiyoko dan mendesis pada Oikawa. "Habisnya, Suga menolak untuk ikut datang ke festival dengan kami."

"Dia akhir-akhir ini menjaga jarak dari kami. Apa kamu tahu penyebabnya apa?"

Manik hazel mengerjap. Pertanyaan yang memutari otaknya akhirnya terjawab. Koushi tidak datang ke festival. Kenapa?

Bintang SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang