2. Mengenai Oikawa Tooru

530 79 0
                                    

Sudah seminggu berlalu setelah babak penyisihan Inter-High prefektur Miyagi. Sayang sekali, Raja Oikawa Tooru tidak mampu membawa kerajaannya menuju kemenangan. Aoba Johsai kalah saat melawan Shiratorizawa kemarin. Sangat disayangkan, namun sang kapten bertekad untuk maju ke nasional saat Turnamen Musim Semi nanti. Jika dia gagal, maka selesai sudah masanya di ekskul voli. Dia sudah menginjak bangku akhir, walau memiliki banyak prestasi di bidang non-akademik, namun dirinya juga harus fokus untuk ujian kelulusan nanti.

Oikawa berjalan di koridor kelas 3, pikirannya melayang, mengkhayal apa yang akan terjadi jika waktu itu mereka menang melawan Shiratorizawa. Ah, pasti hari ini mereka sedang berada di Tokyo, mengikuti pertandingan Inter-High tingkat nasional. Apa boleh buat, yang sudah terjadi biarlah terjadi. Masih ada Turnamen Musim Semi dan dia (mereka) harus bisa maju ke pertandingan nasional.

"Oikawa," suara yang akrab di telinganya itu memanggil, Oikawa menoleh ke arah sang pemilik suara. "Ada apa, Iwa-chan?"

"Kau melamun terus sedari tadi." Ungkap Iwaizumi singkat. Dari gerak-gerik Iwaizumi serta kantong plastik yang dibawanya, Oikawa seketika tahu bahwa alpha bersorot mata tajam itu baru kembali dari kantin. Tangan si surai cokelat mengulur masuk ke kantong, namun segera ditepis oleh sang pemilik.

"Beli sendiri sana."

"Jahat sekali, Iwa-chan!!"

Iwaizumi melengos tidak peduli, meninggalkan Oikawa di tengah ramainya orang di koridor. Sementara yang ditinggal hanya mengerucutkan bibirnya sebal, tidak ada pergerakan pasti untuk pergi ke kantin. Jangankan pergi ke kantin, perutnya pun sebenarnya tidak meraung minta diisi. Jadilah ia lebih memilih untuk kembali merenung di jendela koridor walau para fans miliknya sudah berkerumun.

***

"Latih tanding bersama Karasuno?"

Seorang beta yang merupakan pelatih dari Seijoh, Nobuteru Irihata mengangguk menanggapi pertanyaan dari para anak didiknya. "Mereka meminta untuk latih tanding bersama kita. Kalian tidak masalah, kan?"

Semuanya kompak menggeleng. "Tidak masalah, pelatih!"

Nobuteru tersenyum simpul kemudian bertitah pada mereka untuk kembali berlatih. Semuanya mengangguk kompak dan segera berlari ke posisinya masing-masing kecuali sang kapten. Oikawa masih berdiri di hadapan Nobuteru.

Melihat tingkah aneh Oikawa, Nobuteru mengambil inisiatif untuk bertanya, "Ada apa? Ada yang ingin kau request lagi di latih tanding bersama Karasuno?" Namun anak didiknya itu menggeleng.

Nobuteru menghela nafas. "Kalau begitu, cepat sana berlatih. Jangan terlalu banyak melamun mengenai pertandingan kemarin, kalian sudah melakukan yang terbaik, khususnya kau Oikawa. Kerja bagus." Ucapnya dengan senyum, kemudian menepuk pundak si surai cokelat dengan bangga. Oikawa terperanjat, tapi membalas senyum yang diberikan.

"Terima kasih, Pelatih." Setelah berucap, Oikawa berlari kecil menyusul anggota timnya. Sadayuki Mizoguchi, yang juga seorang pelatih dari Seijoh membuka pembicaraan, "Bukankah Oikawa terlihat aneh akhir-akhir ini?"

Nobuteru mengangguk, "Begitulah ia. Meski terlihat serampangan, tapi sebenarnya dia tahu bahwa tanggung jawab sebagai Kapten itu berat. Jadi, tidak heran jika dia merasa terpukul saat tidak berhasil membawa timnya menuju nasional. Apalagi dikalahkan oleh Shiratorizawa yang selalu dia tunjukkan dendamnya."

Sadayuki juga mengangguk, menyetujui pernyataan mengenai Oikawa dari Nobuteru. Lalu, iris kehitamannya menelusuri sosok Oikawa yang sedang melatih jump service. Usaha yang besar selalu dipersembahkan kapten Seijoh tersebut untuk timnya. Sadayuki kembali mengangguk, semakin membenarkan perkataan dari Nobuyuki.

"Nobuyuki-san benar." Ujarnya dengan suara yang kecil.












Bintang SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang