Grey 7

462 86 75
                                    

💙🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💙🤍

Buket bunga krisan putih ditaruh di atas masing-masing gundukkan kecil yang terpampang dua foto seorang wanita dan pria. Dua makam itu adalah makam orang tua tiri Taehyung. Dan hari itu, Taehyung tidak datang sendiri. Lelaki itu datang bersama Yoongi, Hoseok dan Joohyun yang menemaninya.

"Eomma, Appa... Aku datang..." Ujar Taehyung bersuara lirih membuat Joohyun menggenggam tangannya untuk memberikan kekuatan saat melihat Taehyung meneteskan air mata, "Eomma, Appa... Kalian tidak perlu khawatir lagi, aku sudah baik-baik saja. Jadi Eomma dan Appa tenanglah di sana. Aku sudah menepati janji bahwa aku baik-baik saja, akhir-akhir ini pun aku sudah tidak mimpi buruk dan bisa tidur dengan nyaman. Dan maaf..." jeda sebentar dari Taehyung yang terisak pelan sampai kedua bahunya gemetaran, "Maaf aku tidak bersama kalian di saat-saat terakhir. Maaf jika selama ini aku selalu membuat kalian khawatir dan kerepotan. Maaf Eomma... Maaf Appa..."

Joohyun ikut menangis mendengar isakan Taehyung. Perempuan itu mengelus punggung Taehyung pelan dan sesekali menepuk-nepuknya. Yoongi juga menangis saat mendengar ucapan Taehyung yang selalu sama di saat hari pertama melepas kepergiaan Ayah dan Ibu membuat hatinya sebagai seorang kakak merasa terenyuh mendengarnya. Setelah memberi doa, mereka pun pergi dari makam itu dan kembali ke dalam mobil. Tidak ada tujuan lain, selain ke rumah lagi. Toh, memang di sana bukan untuk liburan. Joohyun juga memaklumi sebab suasana duka masih sangat terasa di sekeliling Taehyung yang masih belum mengikhlaskan kepergian orang tua angkatnya.

"Maaf, aku ingin beristirahat dulu." Ujar Taehyung kala sudah sampai di rumah dan langsung pergi menuju lantai dua.

Joohyun membiarkan Taehyung yang sepertinya membutuhkan waktu sendiri. Perempuan itu pun memilih ke taman samping rumah kala Yoongi datang sambil membawa segelas orange juice. Joohyun tersenyum dan menerimanya, "Terima kasih."

"Apa ini yang kedua kalinya kau ke Malta?" Tanya Yoongi membuat Joohyun sedikit terkejut sebab lelaki berkulit putih pucat itu tau, "Ne, tapi bagaimana kau bisa tau?"

Yoongi terkekeh, "Yah, aku pernah menonton variety show Red Velvet sewaktu kalian di Eropa dan sejak itu aku sering menontonnya."

"Wah, aku senang mendengarnya." Balas Joohyun, "Acara itu sudah lama sekali."

"Selain itu, aku juga sering mendengar lagu-lagu Red Velvet dan membeli semua albumnya. Ya, bisa dibilang aku seorang reveluv?" Ujar Yoongi membuat Joohyun tersenyum.

"Taehyung adalah adik angkat ku yang sangat ku sayangi. Dia anggota keluarga ku satu-satunya yang ku miliki saat ini. Taehyunglah menjadi alasanku untuk tetap kuat karena sejak kecil dia selalu terlihat lemah dan aku ingin melindunginya sebagai seorang kakak." Ujar Yoongi yang mendadak mengubah topik pembicaraan dan suasana berubah menjadi sedikit mellow membuat Joohyun mendengarkannya serius, "Aku tidak tau apakah kau tau tentang traumanya. Dia selalu bermimpi buruk dan takut dengan tidur. Dia juga selalu merasa cemas sampai harus mengonsumsi obat penenang. Kenangan buruk dari masa kecilnya selalu menghantui hingga saat ini dan dia akhirnya berani untuk menghadapi kenangan buruk itu setelah beberapa tahun terlewati penuh penderitaan. Tapi saat ini aku merasa bersyukur sekaligus merasa buruk untuknya. Aku takut kalau kehilangan orang yang disayanginya saat ini semakin memperparah traumanya."

Blue and GreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang