Grey 9

460 88 28
                                    

💙🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💙🤍

"Saengil chukkae, Taehyung-a." Suara serak khas Yoongi terdengar di seberang telepon membuat Taehyung yang baru turun dari mobil tersenyum kecil, "Gomawo, hyung."

"Maaf kita tidak bisa merayakannya seperti biasa."

"Hyung, gwaenchana. Kenapa kau yang meminta maaf? Harusnya aku yang meminta maaf tidak ada bersamamu saat ini." Ujar Taehyung sambil melangkah tegas pergi dari kawasan parkir. Kedua hazelnya mengitari sekitar, melihat gedung-gedung tinggi nan besar yang memiliki halaman luas serta beberapa mahasiswa yang masih berlalu-lalang walau saat ini menjelang akhir tahun.

"Saat ini kau ada dimana?" Tanya Yoongi.

"Universitas Seoul." Taehyung sesekali membungkuk sopan pada beberapa mahasiswa yang lewat menyapanya karena saat ini sosok lelaki berpakaian mantel cokelat itu menjadi pusat perhatian, terutama dari mahasiswa perempuan yang penasaran melihat paras Taehyung yang tampan. Setelah percakapan singkat, telepon berakhir. Taehyung memasukkan ponsel ke saku dan melanjutkan langkah menuju gedung fakultas seni. Sudah ada sosok Jimin di depan gedung membuat Taehyung tidak tersesat di kampus yang super luas itu. Lantas Taehyung pun dibawa masuk ke dalam gedung oleh Jimin bagai tourguide yang memberitahu lokasi-lokasi di dalam gedung.

Taehyung sesekali merespon seadanya, meski dirinya memperhatikan setiap detail di dalam gedung fakultas yang dipenuhi oleh karya-karya para mahasiswa yang dipajang sepanjang koridor. Ada berupa patung, karya tulis, bahkan lukisan. Namanya fakultas seni, tentu isi gedungnya dipenuhi oleh karya seni membuat Taehyung yang pertama kali mengunjungi pun merasa seperti berada di dalam galeri. Tapi disisi lain, hati Taehyung terasa mencelos sebab dirinya tidak melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi. Taehyung hanya belajar home schooling selama berada di Malta. Taehyung jadi iri dan ingin merasakan rasanya memasuki kehidupan perkuliahan walau umurnya saat ini mungkin tua untuk menjadi mahasiswa baru.

"Tae, di sini." Jimin menyadarkan Taehyung yang sempat berhenti di depan mading berisi puisi-puisi mahasiswa. Taehyung pun mengikuti Jimin memasuki ruang penyimpanan yang luas seperti ruang auditorium dan didalamnya lebih banyak lagi karya-karya seni yang terpajang di dalam lemari-lemari kaca besar begitu rapi dan mengesankan. Dan yang menjadi atensi Taehyung adalah sosok lelaki berperawakan tinggi yang begitu ramah segera menyapanya, "Annyeong haseo, saya Kim Namjoon. Salah satu dosen di fakultas seni."

"Ne, saya Kim Taehyung." Taehyung membalas jabatan Namjoon yang kelihatan senang dengan kehadiran seseorang yang selama ini dikaguminya. Bahkan Namjoon masih tidak menyangka bisa bertemu dengan sosok seniman secara langsung seperti ini membuatnya merasa canggung dan segan terhadap Taehyung yang kini melihat-lihat karya seni yang terpajang.

"Karya seni yang ada di sini adalah peninggalan-peninggalan dari para seniman yang sudah wafat atau pun barangnya sudah terlupakan di galeri dan yang mengumpulkan semua karya ini adalah para mahasiswa dibantu oleh para dosen." Ujar Namjoon memberitahu agar ada percakapan diantara dirinya dengan Taehyung.

Blue and GreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang