08

914 110 6
                                    

    Jaemin meremas jari nya cemas, saat ini didepan nya, ada orang orang penting bagi kehidupan nya, ralat sekarang ia ada di hadapan keluarga besar lumba lumba nya itu.

Huang Renjun, lee Jeno, dan ada park Jisung juga disana.

Jujur saja ini rasanya lebih gugup, lebih baik Jaemin membicarakan bisnis atau apapun itu!

Jaemin menoleh ke samping nya, ada dunia nya disana, Chenle menggenggam tangan Jaemin di bawah meja makan, Chenle tersenyum menenangkan lalu mengusap usap tangan Jaemin lembut, seolah berkata tidak apa apa.

"jadi apa pekerjaan mu? " Suara Renjun nampak tenang sambil menatap lawan bicara nya yang sudah gugup setengah mati.

"enggak banyak kak, main saham-"

"kita semua yang ada disini juga." sela Jisung.

Jeno mengangguk setuju, kali ini ia akan berada dipihak adik nya itu, Jeno tak akan mungkin melepaskan Chenle si lumba lumba, bukan karena ia takut Chenle kenapa kenapa, tapi Jeno lebih mengkhawatirkan Jaemin, ingat Chenle adalah spesies langka.

Sakarepmu aye :)

Jaemin menghela nafas gusar, keadaan nya sangat kritis disaat ia harus meyakinkan Renjun dan Jeno, Jisung malah membuat keadaannya jauh lebih rumit, siapa pun bisa tolong bawa Jisung? Kemanapun!

"mungkin harta saya memang jauh dari kalian, tapi saya janji akan membahagiakan Chenle." Jaemin bersungguh sungguh dengan ucapan nya.

Chenle hanya mengulum senyum, jujur saja pipinya sudah merona hanya karena beberapa kata patah yang keluar dari mulut Jaemin.

"janji saja tidak cukup" Renjun memijat pangkal hidung nya.

"dasar anak muda" Jeno membantu Renjun memijat pundak nya lembut.

Jaemin tersenyum canggung, niat hati ingin membuktikan rasa sayang dan cinta nya pada Chenle, tapi lihatlah kedua orang itu yang nampaknya lelah dengan jawaban dirinya.

Renjun bangkit dari duduk nya, dan hendak berlalu, namun tangan nya di genggam oleh adik nya sendiri Chenle.

Renjun menatap Chenle, seolah bertanya apa yang Chenle ingin katakan.

"kak lowjin, duduk. " Chenle berucap sambil menunjuk kursi Renjun.

Jeno ingin protes namun hal itu dicegah oleh Renjun, ia penasaran apa yang ingin adik kecilnya itu katakan, banyak pria yang sering dibawa Chenle kerumah, namun Chenle tak pernah protes jika Renjun meninggalkan nya karena tak setuju akan hubungan Chenle dan pria itu.

Renjun duduk kembali, sambil menatap Chenle penasaran.

"jeno bisa bawakan coklat dikulkas? "

Renjun ingin mendengarkan ucapan Chenle dengan memakan coklat, entahlah mungin bawaan sikecil.

Jeno beranjak dari duduk tanpa bertanya untuk apa coklat itu, hello Jeno adalah pria terpeka no 1 di hati Renjun.

"lanjutkan " saat Renjun sudah mendapatkan coklat dari sang suami ia langsung meminta Chenle untuk melanjutkan ucapannya.

Suasana cukup hening, mereka semua menunggu Chenle membuka suara, termasuk Jaemin dan Jisung.

"ucapan jaemin ga cuman omong kosong doang, dia sama lele emang terpaut usia yang jaraknya jauh, tapi kak lowjin" Chenle menggenggam tangan Jaemin lalu mengangkat nya tinggi tinggi.

"lele sayang bahkan cinta sama jaemin."

Jaemin tak sanggup melihat lumba lumba kecilnya itu membantu dirinya meyakinkan Renjun, dan tanpa sadar mendekap tubuh Chenle kedalam pelukan nya yang sangat hangat dan menenangkan.

[√] Claoumba <jaemle> Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang