{03}

129 8 0
                                    

Keesokan paginya jam 07:00

Aku di bangunkan Tanteku, entah kenapa hari ini aku terlambat. Tak seperti biasanya, aku selalu bangun awal.

"Tante kenapa tidak membangunkanku lebih awal!?" Tanyaku dengan nada agak tinggi.

"Tio sayang, tidak ada waktu untuk berdebat. Lebih baik kamu bergegas."

"Ck! Jika dia bukan Tanteku sudah kubunuh dia sekarang" ucapku dalam hati.

Aku bergegas mandi dan tidak sempat sarapan dan segera berangkat ke sekolah pukul 07:10. Aku berlari ke sekolah berharap gerbang belum di tutup. Sesampainya di gerbang sekolah aku bersyukur karena gerbang sekolah belum di tutup. Aku masuk dan berlari ke kelas. Terlambat tetap lah terlambat, sesampainya di kelas akupun di hukum.

"Tio kamu terlambat, beginikah sikap si ranking 1? Sekarang sebagai hukuman nya, kamu membersihkan WC laki-laki dan membersihkan kelas saat pulang sekolah. Kau mengerti!?"

"B-baiklah Bu."

"Baiklah Tio silahkan lakukan tugas mu."

"T-tapi Bu, apakah aku bisa melakukan semua itu sehabis pulang sekolah?"

"Asalkan kau memegang perkataan mu"

"Terimakasih bu!"

"Baiklah duduk! Kamu sudah membuang waktu berharga murid-murid di belakang yang ingin belajar"

"M-maaf teman-teman" aku meminta maaf sambil menundukkan kepalaku kepada semua orang di kelas

Aku mulai berjalan di kursi ku, tetapi Bu guru menegurku.

"Tio, kamu Mulai sekarang duduk di sudut belakang bersama Jergan."

"T-tapi Bu....."

"Silahkan pindah."

Aku memasang raut muka sedih sambil berjalan ke meja Jergan. Jergan dibelakang sudah menungguku, dia menopang dagunya dan tersenyum manis padaku. Melihat senyumannya aku mulai tenang, karena hukuman duduk di belakang ini bukan lah hukuman tapi sebuah kebahagian. Yah setelah pulang sekolah kebahagiaanku juga pulang.

"Halo Tio, kenapa kamu sedih apakah kamu tidak mau duduk dibelakang bersamaku?"

"T-tidak, aku senang kita bisa duduk bersama."

"Syukurlah." Jergan terus menatapku.

"Jergan, bisakah kamu berhenti menatapku? Aku harus fokus pada pelajaran."

"Apakah mataku berbicara? Sehingga suaranya membuatmu kehilangan fokus?"

"Berhenti menatapku!"

"Astaga Tio, baiklah baiklah." Ucapnya dengan senyuman.

Setelah pelajaran yang membosankan jam 09:00 aku pun kekantin. Perutku sangat lapar karena aku tidak sarapan sebelum berangkat. Aku memesan menu seperti biasa. Bubur, susu coklat botol, dan makanan ringan. Saat sudah selesai makan aku menyadari sesuatu.

"Ah... Perutku terisi lagi, baiklah saatnya membayar."

Aku meraba saku ku, dan menyadari aku tidak membawa uang jajan.

"Oh tidak, bagaimana aku akan membayar makananku?"

Jergan yang melihatku kemudian mendatangiku dan bertanya.

"Hey, ada apa Tio?"

"Aku tidak membawa uang jajan ku, aku harus membayar makanan ku, bagaimana ini?"

"Tenang tenang, kamu bisa pakai uangku dulu."

"Jergan, apakah tidak apa apa?"

"Tidak apa apa, ambillah." Kata Jergan sambil memberikan uangnya padaku.

"Tapi ini terlalu banyak, makananku hanya 15 won." Kataku sambil menerima uangnya.

"Itu untuk jajanmu saat pulang Tio." Ucapnya sambil mengacak-acak rambut ku dan tersenyum manis kepadaku.

"B-baiklah, aku akan menggantinya besok."

"Tidak usah Tio, sekarang bayar makananmu nanti Bu kantin bisa ngamuk ke kamu karena kelamaan bayarnya."

"Humm!" Kataku sambil menganggukkan kepalaku.

Setelah semua drama di kantin, kami mulai masuk kelas lagi. Jam 12.05 saat nya pulang, dan saatnya membersihkan WC dan kelas, aku memulai dengan membersihkan kelas dan di lanjutkan dengan membersihkan WC. Tetapi Jergan masih duduk di mejanya sambil menungguku.

"Kenapa kamu tidak pulang duluan Jergan?"

"Aku ingin pulang bersamamu Tio."

"Aku masih sangat lama, kamu nanti dicari orang tuamu jika pulang terlambat."

"Tidak apa apa jika terlambat bersamamu."

"Dasar!"

Selesai dari kelas aku mulai membersihkan WC dan Jergan mengikutiku. Dia menunggu di depan pintu WC.

"Hey imut, kamu sebaiknya hati hati karena lantainya licin."

"Iya iya aku tau itu."

Setelah semua beres kamipun pulang bersama, dan saat di persimpangan kami berpisah. Aku tidak tau dimana rumah nya, akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti nya dari belakang diam diam. Saat sudah sampai di depan rumah Jergan aku terkejut setengah mati karena yang keluar di depan pintu rumah seperti perempuan yang di bawa ayahku dulu. Atau itu hanya perasaan ku saja? Itu tidak penting karena aku sudah tau dimana Jergan tinggal.

*****

YANDERE BOY [JAEYONG]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang