{08}

82 5 1
                                    

*Jam 16:30 sore*

Aku bersiap berangkat ke sekolah, aku tidak bisa membawa semua persiapan ku. Baju, topeng, sepatu, sarung tangan, dan lain lain.

Aku melihat sekeliling dan melihat tas besarku yang sudah lama tidak aku pakai, tanpa basa basi aku mengambil tas itu dan memasukan semua persiapan ku ke dalam tas.

Sebelum pergi aku harus menyamar, aku mengambil masker dan menutupi rambutku dengan kupluk merah milik tanteku. Dan juga aku memakai kacamata lamaku. Tidak ada yang mengenaliku seperti ini.

*Jam 17:00 sore*

Aku bersembunyi di depan gerbang sekolah dan bersembunyi dari CCTV sambil menunggu club masak keluar sekolah. Satu persatu orang keluar dari sekolah, guru dan para anggota club masak.

*Jam 17:30 sore*

Merasa sudah tidak ada orang lagi sekolah aku pun masuk. Aku berusaha menghindari CCTV dan aku berjalan menuju gudang, dan memakai topeng kelinci pemberian Jeremy.

Setelah masuk kedalam gudang ternyata peti besar itu masih ada di sana dengan semua benda di atas nya kecuali kantong plastik.

Tidak berselang lama, aku mendengar suara langkah kaki dari luar gudang. Aku mengambil tali yang ada di gudang dan keluar dari gudang untuk mengintip.

Ternyata itu mawar, sepertinya dia ingin ke kamar mandi untuk memakai lipstick. Aku menyelinap dari belakang nya, tiba-tiba aku menginjak bungkus permen.

Untungnya Mawar fokus dengan handphone nya, dia tidak berbalik badan. Aku tetap menyelinap dari belakang nya dan tanpa basa basi aku lilit tali yang aku bawa ke leher nya sampai dia kehabisan nafas.

Mawar menggeliat, dan memohon agar tali nya di lepas. Agar dia diam aku menyumpal mulut nya dengan sapu tangan yang dia lempar padaku kemarin.

"Apa ini!!?? Lepaskan, aku mohon! Aku sulit bernafas!!" Teriak Mawar.

"Sssttt... Percuma kamu berteriak jalang, tidak akan ada yang mendengarmu." Ucapku sambil mengencangkan lilitan tali di lehernya.

"Aargghhh!! K-ku mohonn..." Ucapnya sambil melihat ke arahku.

Mawar sempat melihat ku, untungnya aku memakai topeng kelinci. Mawar sudah tidak bergerak, aku pun menyeret Mawar kegudang dengan perasaan yang campur aduk dan dengan tali yang tetap di leher nya.

Aku menyingkirkan semua barang yang ada di gudang dan mulai menggelar terpal. Aku meletakan tubuh mawar di atas terpal. Aku membuka topengku.

Untuk memastikan Mawar sudah benar-benar mati, aku memotong lehernya terlebih dahulu dengan circular saw. Saat circular saw nya sudah menembus setengah lehernya, mata Mawar tiba-tiba terbuka. Bahkan matanya tetap terbuka saat lehernya sudah putus. Itu membuatku tertawa, aku mengambil sapu tangan yang ada di mulut nya dan meletakkan nya di sakuku.

"Ssssttt... Ini tidak akan sakit jika kamu tidak bergerak."

"Haha, bahkan eyeliner mu masih tajam, setajam circular saw ini."

"Hahahahahahaha!! Matamu masih terbuka Hahahahaha!! Aduhhh... Perutku sakit, Mawar kamu tidak perlu melotot seperti itu."

"HAHAHAHAHA!!"

Kepala Mawar yang sudah terlepas itu aku letakan di atas peti besar, karena aku ingin dia melihat tubuh nya yang di potong-potong.

"Hey Mawar, kamu harus melihat aku memotong tubuh mu, tenang saja aku akan memotongnya dengan lembut. Hmm... Ternyata kulit mu halus juga."

Aku mengambil sebuah tongkat dan menusukkan nya di vagina nya. Dan darah pun mengalir dari vagina nya.

"HAHAHAHA!! JALANG YANG MALANG."

Sebelum aku memotong-motong kecil bagian tubuhnya, aku menguliti semua bagian tubuh nya lalu aku mulai memotong-motong kecil bagian tubuh nya, mulai dari tangan, kaki, dan memisahkan nya organ tubuhnya.

Menyenangkan sekali, karena setiap kali aku memotong-motong bagian tubuhnya darah segar mengalir dan menyembur di wajahku.

Aku tidak bisa menahan senyumku saat melakukan hal itu.

"Baiklah, sepertinya ini sudah selesai. Aku akan membersihkan darah dari wajahku dan membersihkan ruangan ini."

Aku mengambil alat pel, pewangi, dan lainnya di WC untuk membersihkan darah kotor si Mawar. Entah kebetulan atau keberuntungan sedang berada di pihak ku, aku menemukan satu pack kantong plastik besar lalu aku keluar dari WC dan melihat tas Mawar. Aku mengambilnya dan membawanya nya kegudang.

Saat di gudang aku membersihkan darah yang bertebaran. Dan memasukan potongan-potongan kecil bagian tubuh mawar kedalam kantong plastik, dan juga aku pisahkan untuk kaki, tangan, organ tubuh, dan kepalanya.

Aku mencabut tongkat yang menancap di vaginanya dan memasukan badan nya ke dalam kantong plastik. Aku meletakkan semua kantong plastik yang berisikan mayat mawar di atas peti besar.

"Hmm... Apa yang harus aku lakukan dengan semua ini??" Aku berfikir, dan melihat ke tas Mawar yang aku bawa dari WC.


*****

YANDERE BOY [JAEYONG]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang