Alden sangat kesal pada saat melihat Arsan,ia ingin sekali memukuli wajah pria tersebut tapi ia berhenti seketika ia bertanya-tanya kepada dirinya ada apa dengan dirinya? mengapa ia sangat sensitif terhadap pria tersebut,ia pun merasa malu berbuat hal seperti itu,akan tetapi setelah dipikir-pikir ia baru sadar bahwa ia mencintai Senja.Alden baru menyadari nya bahwa ia menyimpan rasa yang lebih dari sekedar persahabatan karena setiap ia melihat Senja berbicara dengan laki-laki lain ia merasa cemburu.
Disatu sisi Arsan tidak terima akan omongan Alden yang diucapkan kepadanya,ia menyukain Senja dan ia berniat akan lebih dalam lagi mengenal Senja,akan tetapi dengan seenaknya pria datang menghalangi ia ,siapa dia? Akhirnya Arsan tidak menghiraukan ucapan Alden ia tetap akan mendekati Senja ia pun segera menghampiri kelas Senja karena ia akan memberikan sesuatu.
"Senja,gue mau ngomong sama lo." Ucap seseorang yang tiba-tiba mendatangi Senja.ia menoleh kearah suara itu berasal dan ia melihat Arsan,Dia lagi dia lagi.
"Eh iya kenapa."Balas Senja
"Ini gue mau ngasih snack sama minuman buat lo biar hari-hari lo tambah semangat." Ucap Arsan Sambil tersenyum. Senja merasa aneh akan tingkah laku Arsan ia tidak suka laki-laki tersebut tapi Arsan selalu mendatangi Senja ia sangat tidak nyaman.
"Eh sorry,tapi gue udah makan jadi ini kenyang banget." Ucap Senja karena ia tidak mau jika ia menerima makanan tersebut itu tanda nya ia berhutang budi kepada Arsan.
"Terima aja,gue ngasih ini ke lo gaada maksud apa-apa gue cuman pengen gift for someone gitu aja sih,gue simpen ya byee."Ucap Arsan sambil meninggalkan Senja ia tak menghiraukan percakapan Senja walau sedikit mengecewakan karena ini sebuah perjuangan.Alden se dari tadi melihat kejadian tersebut ia mengepalkan tangannya sangat kuat,ia sedang dipuncak emosi karena melihat seseorang yang dicintai diperlakukan seperti itu oleh cowok brengsek tersebut.Alden pun tanpa basa-basi langsung menghampiri Arsan.
"Mau lo apa sat?." Ucap Alden sambil menahan emosi nya yang sedang memuncak.
"Lah emang masalahnya apa sama lo?,tenang dong gue gangerti tiba-tiba lo kaya gini aja ke gue." Balas Arsan terbata-bata karena ia sangat bingung akan tingkah laku Alden yang seperti itu.
"Pokonya lo jauhin Senja sekarang juga,gue gasuka." Ucap Alden dengan tatapan dingin.
"Gabisa dong gue suka sama Senja,lo gabisa seenaknya kaya gitu emang lo pacarnya dia." Balas Arsan.
"Gue juga suka sama dia,gimana kalau kita taruhan?." Ucap Alden sambil tersenyum sinis.
"Apa taruhannya?!."Balas Arsan dengan nada menantang.
"Kita by one di ring,kalau gue menang lo harus jauhi Senja dan kalau lo menang gue gaakan ganggu kalian lagi."Ucap Alden.Akhirnya mereka pun menyetujui taruhan tersebut,sepulang sekolah mereka pun akhirnya berkelahi di dalam ring,setelah sekian lama karena mereka selalu mendapatkan nilai yang seri,akhirnya taruhan pun selesai,dan yang memenangkan pertandingin ini adalah Alden.
Arsan pun tidak bisa berbuat apa-apa karena ia sudah berjanji kepada Alden,jadi mau tidak mau Arsan pun harus merelakan Senja.