Luar Angkasa, 2100
'Kiamat' telah melanda bumi. Bumi hancur akibat berbagai macam bencana alam. Tabrakan planet juga membumi-hanguskan planet yang sudah menjadi rumah bagi miliaran makhluk hidup. Para ilmuwan dan orang-orang kaya mengerahkan segala hartanya untuk membangun pesawat luar angkasa bermuatan besar untuk menyelamatkan hidupnya masing-masing. Kenyataan ini lebih mirip kehidupan-setelah-kematian, dimana orang-orang akan dibangkitkan dan orang-orang hanya akan mempedulikan keselamatannya sendiri. Menunggu perhitungan selesai, ke mana jiwa mereka akan berakhir selamanya.
Orang-orang yang beruntung adalah mereka yang memiliki keahlian, dengan kata lain, orang yang tidak memiliki keahlian dianggap beban. Lebih baik mereka hancur bersama planet kelahirannya itu saja. Begitu katanya.
Kedengarannya kejam, tetapi begitulah kenyataannya.
Saat kiamat terjadi, manusia-manusia terpilih sudah berada di dalam pesawat luar angkasa, menembus atmosfer. Melalui kaca besarnya, manusia-manusia memandangi planet kesayangan mereka, planet yang telah mereka tinggali sejak nenek moyang mereka hancur-lebur.
Seorang gadis di usia awal 20 tahunannya memiliki tiket emas menumpangi pesawat luar angkasa ini. Selain koneksi keluarganya, dia memang pantas mendapatkannya. Gadis itu tidak akan menjadi beban, dia akan berguna sebagai bagian dari prajurit yang melindungi orang-orang kurang berpengalaman dalam berkelahi. Dia adalah puteri bungsu salah satu keluarga kaya, Kim Minjeong.
******
Selama perjalanan, waktu di luar angkasa berbeda perhitungannya dengan di bumi. Sebuah robot keluar dari ruang kemudi pesawat sebagai pemandu manusia-manusia ini dalam perjalanannya menuju galaksi lain. Semua ini adalah hasil para ilmuwan jenius yang telah mengembangkan kinerja roket ini, tujuan mereka, dan tentunya tentang tabung hibernasi.
"Halo. Saya Frigg, robot yang akan menjaga Anda selama perjalanan melewati galaksi. Silakan berganti pakaian untuk memasuki tabung hibernasi."
Robot perempuan dengan nama Frigg, Dewi Kelahiran dan Kesembuhan dalam Mitologi Nordik, istri Odin, The All-Father. Orang-orang kaya dan ilmuwan mengikuti instruksi robot Frigg, kecuali Kim Minjeong. Dia menuju ruangan lain dari roket tersebut, ruang permainan. Ruangan yang bernuansa putih, dimana terdapat meja bilyard, arcade, dan permainan lainnya. Bar yang dihiasi warna emas pada dinding belakang tempat bartendernya berdiri. Tentu saja bartendernya adalah sebuah robot.
Minjeong mendatangi bar, memesan pelega dahaganya pada bartender tersebut. Sebagai robot yang sudah diprogram sedemikian rupa, dia menolak.
"Tidak bisa menerima pesanan. Tidak bisa menerima pesanan. Ini waktunya masuk tabung hibernasi, Anda tidak diperkenankan untuk memesan."
Robot itu memberikan beratus-ratus kalimat itu. Muak akan suaranya yang berulang-ulang, gadis itu menempelkan kartu identitas khususnya kepada pemindai di tangan robot, ia berhenti berkomat-kamit.
"Selamat datang di pesawat NT166, Nona Kim Minjeong. Saya siap melayani Anda. Mohon ditunggu pesanannya."
Kartu itu disimpan lagi dalam sakunya. Ayahnya berpesan, hanya gunakan kartu itu saat terdesak. Ya, dia terdesak sekarang, tidak tahan lagi mendengar ocehan robot yang kedengaran tidak natural itu. Robot itu bersenandungーatau lebih bisa dibilangーmemutar musik lama. Tiba-tiba saja sebuah suara lelaki terdengar bergabung bersama gadis itu, memesan minuman juga.
"Pesan Aperol Spritz, ya."
Suara yang tidak mungkin tidak dikenalnya. Lingkaran pertemanan orang kaya yang sepadan hanya kecil. Gadis itu menoleh ke sampingnya, lalu tersenyum padanya. Seorang lelaki sekitar seusianya sedang duduk di sampingnya, tersenyum balik kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Left Behind [Sungchan x Winter/Jake x Winter]
FanfictionDi tahun 2210, ancaman manusia dalam memulai hidup lagi di planet 'orang' merupakan sebuah perjuangan keras. Seorang pejuang yang tengah melawan musuh bersama prajurit lain, tertinggal rombongannya. Dia lalu bertemu salah seorang manusia sepertinya...