Chapter One: Community

67 7 0
                                    

Perjalanan antar galaksi itu memakan waktu bertahun-tahun lamanya, jika dihitung dengan perhitungan waktu di bumi. Suasana roket begitu tenang selama para manusia melakukan hibernasi. Tidak ada kehidupan, bahkan para robot terprogram untuk tidur jika tiada ancaman atau pekerjaan untuk dilakukan. Roket berlayar melewati luar angkasa dan keluar galaksi, mendekati planet baru yang disebut sebagai Gaia-44.

Manusia-manusia dibangunkan dari hibernasinya. Dari tabung hibernasi tempat mereka tertidur lama, manusia-manusia itu berdiri dan berjalan mendekati jendela. Robot dari roket tersebut memberikan informasinya.

"Hari yang baik, Manusia. Selamat bangun kembali dari hibernasi Anda. Kita sudah sampai di rumah baru kita, Gaia-44."

Singkatnya, roket-roket itu mendarat pada salah satu titik planet Gaia-44. Manusia-manusia dari bumi menuruni roket, menghirup oksigen langsung seperti saat berada di planet asalnya. Planet itu mirip seperti bumi, bedanya planet ini masih lebih hijau layaknya bagaimana manusia di awal peradaban. Beberapa pohon tumbuh besar nan tinggi, air jernih pada kolam di antara pepohonan, beberapa binatang asing bentuknya, dan langit yang begitu cerah namun tidak menyajikan panas menyengat seperti matahari.

Pada hari itu juga, manusia-manusia mulai membangun tempat tinggalnya. Dari menebang beberapa pohon terdekat. Sebagian mengumpulkan air menggunakan wadah yang tersedia dari roket, sebagiannya lagi berburu binatang, sebagiannya berkelana di hutan mencari-cari apapun yang bisa digunakan, dan yang berpengalaman dalam menggunakan senjata berjaga di sekitar. Minjeong menjadi salah satu penjaga yang berkeliling bersama kelompok orang yang berkelana di hutan. Dia tidak sendiri, tetapi bersama seorang lainnya yang merupakan seorang tentara pangkat masih tidak begitu tinggi. Gadis itu tidak mengenalnya, karena dirinya tidak pernah berkunjung ke markas militer di kota. Minjeong belajar ketangkasannya bersama pelatih privatnya, sampai akhirnya bekerja menjadi agen rahasia dari keluarganya. Jadi, keluarganya tidak akan bisa menyembunyikan sesuatu darinya. Hampir semuanya, Minjeong tahu.

Rombongan berisi dua penjaga dan tiga orang muda ahli tumbuh-tumbuhan itu berjalan berkelana di hutan. Pasangan penjaga Minjeong ini sempat tidak terima. Kelihatan dia memprotes atasannya yang mengirimnya bersama Minjeong sebelum mereka berangkat tadi. Sejujurnya, Minjeong tidak peduli selama beberapa menit perjalanan berlalu ini. Ketiga orang yang ahli tumbuhan itu juga sering meminta berhenti untuk sekadar mempelajari tumbuhan jenis baru itu atau memetik beberapanya untuk pelbagai keperluan. Selama itu juga, Minjeong mendengar pasangan penjaganya itu masih mengutuk nasibnya yang harus berjaga bersama seorang perempuan. Telinga Minjeong juga tidak bisa lagi menahan ucapan berbisik penjaga pasangannya itu. Gadis itu pun berjalan mendekatinya yang sedang bersandar pada sebuah pohon, lelaki itu langsung melipat tangannya melihat Minjeong menghampirinya.

"Bisa diem nggak lo?" ujar Minjeong pada lelaki yang menganggapnya bagai beban ini. "Gue laporin ke atasan lo juga lama-lama?"

Lelaki itu berdecak diikuti tawa mengejeknya, "Udah gue duga lo bakal bilang begitu. Anak mami-papi emang beda, ya? Orang yang selamat tanpa harus punya keahlian. Lo juga diakuin punya karena mereka cuma mau bikin fantasi di otak kopong lo itu jadi kenyataan! Mana bisa anak mami kayak lo berantem dengan benar? Apalagi lo cewek. Bisanya cuma ngabisー"

Tanpa aba-aba, Minjeong memukul dengan kuat wajah lelaki itu menggunakan kepalan tangannya. Dia muak setiap kali orang melihatnya, mereka akan meremehkan kemampuannya. Entah karena dia seorang anak orang kaya atau seorang wanita. Sungguh kalimat untuk merendahkan orang yang sudah kuno, ini sudah tahun 2207, manusia berkembang. Tapi, otak lelaki itu tidak berkembang.

"Aughh!!!" seru lelaki itu yang kini kesakitan. Hidungnya terlukaーdan mungkin patahーdengan darah mengalir dari sana. "Apa-apaan,....?!"

"Apa lo?! Masih mau ngatain gue anak mami?!" Minjeong memelototinya. Dia tidak akan diam sampai harga dirinya tidak ternodai karena laki-laki semacam ini. Laki-laki rendahan yang hanya berani merendahkan perempuan. "Ayo sini berantem. Siapa yang lebih anak mami?!!!"

Left Behind [Sungchan x Winter/Jake x Winter]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang