Chapter Nine: Drink and Relations

32 5 0
                                    

Pintu ganda otomatis terbuka di hadapan keduanya yang berjalan berdampingan. Genggaman tangan sudah tidak lagi terjadi, selepas Winter memberi Sungchan pelukan menenangkan; yang tidak manjur. Dengan kepala tertunduk, Winter meregangkan jari-jarinya yang telapaknya sudah dingin. Mereka pun memasuki ruangan.

Ketika di dalam ruangan, Winter melihat sekitarnya. Matanya menangkap beberapa makanan dan sejenis botol wine terlihat telah disajikan pada meja kecil yang seingat Winter belum ada sebelumnya. Meja itu jelas-jelas baru saja dibawa ke ruangannya.

Winter beralih pandang kepada jam tangannya; betul saja, pesan dari Pelayan Lee dan Pelayan Na diterimanya. Melalui ear-innya, isi pesannya didengarkan. Duo pelayan, yang diduga memang sebagai pasangan, menyampaikan telah menyediakan beberapa makanan dan minuman lebih baik untuknya daripada hanya air mineral saja. Makanan yang kebetulan cukup untuk mereka berdua. Wajah Winter berubah sumringah.

"Sungchan, lihat. Duo pelayanmu memang penuh kejutan!" Ia mendekati meja kecil berisi beberapa makanan dan sebotol anggur yang berada tidak jauh dari ranjang tempatnya berbaring. Kali ini, dirinyalah yang menarik Sungchan untuk duduk bersamanya. Namun, raut wajah lelaki itu masih kusut. "Hei Sungchan, isi tenaga dulu. Tur, kepanikan, serta kejadian tadi membuat lapar. Ini, cobalah masakan yang saya tidak tahu namanya,... tetapi kalau di planet saya, hewan yang punggung bengkok dengan kumis banyak seperti ini namanya udang."

Winter menusuk salah satu hidangan yang ia jelaskan bentuknya dan membawanya ke piring Sungchan. Ia meninggalkan lelaki itu sejenak untuk menikmati makanan baru baginya dan bagaikan hasil impor dari planet bumi langsung. Selagi melahap makanannya, Winter mencuri pandang pada Sungchan. Perlahan dan perlahan, lelaki itu mulai makan lahap sepertinya. Baguslah! Pemikiran berlebihannya bisa teralihkan sementara dengan makanan. Tak lupa, mereka juga meminum dari botol yang diduga wine. Benar saja warna dan tekstur minumannya mirip wine, bedanya mereka menyebut ini,

"Eirinish Delight! Minuman terbaik di Eirin. Bagaimana menurutmu?"

Jujur saja, minuman ini sangat sopan saat indera perisa Winter pertama merasakannya. Lalu, turun ke kerongkongannya memberi sensasi kehangatan menuju lambungnya. Baik Winter maupun Sungchan sudah sama-sama bersandar pada dinding; kakinya disejejarkan lurus ke depan, memandangi ranjang tempat siapapun yang tinggal di sini mengistirahatkan punggungnya; dengan tangan masing-masing menggenggam segelas wine. Pikiran mereka sudah setengah jalan terkena efek dari anggur yang mereka tegak, cerita-cerita pun mulai terucap dari mulut masing-masing.

"Kamu tahu, Sungchan? Wanita tadi sempat datang ke ruangan ini, dua hari sebelum kamu tiba." ucap Winter yang memandangi cairan wine di dalam gelasnya. Berpikir apakah perlu menceritakan apa yang dilakukan wanita itu padanya kepada Sungchan.

"Yang mana?" tanya Sungchan, meletakkan gelas di genggamannya, "Mama?"

"Ya." jawab Winter singkat.

Sungchan tersenyum miring, "Apa yang dia lakukan? Rasanya tidak mungkin kalau Mama datang tanpa membuat kekacauan." Ia menoleh menatap Winter yang sedang menegak habis wine di gelasnya.

"Tidak ada." Winter tersenyum, kemudian membalas tatapan lelaki itu. "Dia hanya datang. Terkejut akan keberadaan saya di sini. Dia tidak membuat kekacauan, Sungchan."

Winter mengalihkan pandangannya, sementara masih merasa mata Sungchan mengarah padanya. Sejenak terjadi keheningan diantara keduanya. Suara kecil hanya berasal dari ketukan gelas kaca Winter pada lantai marmer, ketika meletakkan gelasnya. Gadis itu ragu, kalau-kalau Sungchan tidak mempercayainya, mengingat kesannya pada ibunya tak begitu bagus.

"Kamu yakin? Mama menuduhmu tadi sebagai pencuri."

Untungnya, Winter cukup cepat menyela dan menjual cerita.

Left Behind [Sungchan x Winter/Jake x Winter]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang