Pukul delapan, Rintarou sudah bangun dari tidurnya. Rintarou menoleh ke arah kanannya dan melihat Osamu masih tertidur dengan lelap. Rintarou memiringkan tubuhnya, menatap Osamu yang masih tertidur lamat-lamat.
you are beautiful but you are out of my league — gumam Rintarou
Siapa sih yang tidak suka dengan Osamu Miya? Hanya dalam sekali lihat sudah bisa membuat orang tertarik. Tapi kembali lagi, Rintarou sadar diri. Rintarou tidak ingin membuat keadaan menjadi semakin rumit. Because he hates getting involved in complicated things and situation.
Lagipula, bagi Rintarou, dirinya masih ingin fokus dengan goals yang sudah Ia susun rapi. Jadi, secara tak langsung, Ia berharap dirinya tak perlu berurusan dengan Osamu lagi.
Rintarou pun bangkit dari tidurnya berganti posisi menjadi duduk dan bersandar di kepala kasur. Memainkan ponselnya untuk melihat ada notifikasi apa saja.
"Rin"
Rintarou menoleh, Osamu memanggilnya namun matanya masih terpejam. Rintarou pun menghiraukan panggilan tersebut.
"Riinn ih aku panggil juga"
"aku kira kamu cuma ngigo"
"engga. aku udah bangun cuma lagi ngumpulin nyawa aja"
"hmm"
Setelahnya, Rintarou menaruh ponselnua ke atas nakas lalu turun dari kasur dan pergi menuju kamar mandi. Mencuci muka dan juga sikat gigi saja. Mandi di kontrakan saja pikir Rintarou.
Saat masih sibuk menggosok giginya, Osamu masuk ke dalam kamar mandi dan mengambil sikat giginya. Rintarou melihat Osamu bingung karena saat ini Osamu sedang menggosok gigi sambil memejamkan matanya.
"sikat gigi yang bener, Miya. kalo masih ngantuk tidur lagi" ucap Rintarou saat sudah selesai dengan urusannya
Rintarou itu bisa dibilang penuh persiapan. Ia selalu membawa baju ganti dan peralatan mandi untuk berjaga-jaga saja jika dibutuhkan. Belajar dari pengalaman tentunya.
Rintarou membereskan alat mandinya dan meninggalkan Osamu yang masih disana.
"Rin sarapan dulu baru pulang ya"
"gak usah, aku pulang aja. nanti brunch di kontrakan aja"
"yauda. mau pamitan sama Papa, Mama aku?"
"iyaa"
"Rin" panggil Osamu
"hmm"
"aku suka, suka wanginya Rin"
Rintarou mengerutkan keningnya dan memilih untuk tidak menjawab pernyataan Osamu barusan. Pikir Rintarou mungkin Osamu masih belum sadar sepenuhnya. Karena setelah itu Osamu tidak mengucapkan protes apapun.
Rintarou pun membereskan barangnya dan sudah menggantungkan tas di bahunya. Osamu meminta Rintarou untuk turun lebih dulu maka Rintarou menurut.
Saat tiba di bawah, pas sekali Rintarou bertemu dengan orangtua Osamu.
"temen Osamu ya?" tanya Mama Miya
"iya, Tante"
"sini sarapan dulu"
"gapapa, Tante. saya sarapan di kontrakan aja"
"udah, sini sarapan bareng aja" ajak Papa Miya
Maka dari itu, Rintarou lagi-lagi menurut. Rintarou duduk di meja makan itu bersama kedua orangtua Osamu. Sudah pasti akan membuat Papa dan Mama Miya bertanya, ya hal-hal standar yang sudah biasa ditanyakan saja.
"oh kamu marketing consultant? itu repot kan kerjaannya, kamu harus kreatif" ucap Papa Miya
"begitulah, Om. tapi saya seneng kok sama kerjaan saya"
"ngobrol apa?" tanya Osamu yang tiba-tiba sudah duduk di sebelah Mamanya.
"cuma kenalan sama aja Rintarou" ucap Papanya
Sarapan pun dimulai dengan sesekali adanya pertanyaan dari kedua orangtua Osamu. Agak panik karena Osamu takut kalau Rintarou tak nyaman. Tapi setelah dilihat, Rintarou terlihat biasa saja.
Selesai sarapan, Rintarou berdiri dan ingin membawa piringnya ke dapur.
"gak usah, Rin. nanti Osamu bisa bawain kok" cegah Mama Miya
"gapapa, Tante. saya cuci saja sekalian, gak sopan soalnya udah dijamu"
"eh?" kedua orangtua Osamu saling bertatapan
Rintarou pun berjalan ke arah dapur. Meninggalkan keluarga Miya itu di meja makan. Osamu pusing, berapa kali Ia harus dikejutkan oleh sosok bernama Suna Rintarou ini.
Tak perlu waktu lama, Rintarou sudah kembali ke meja makan. Segera mengambil tasnya dan berpamitan pada Osamu dan orangtuanya.
"Om, Tante, terima kasih udah izinin saya menginap dan sarapan bersama. saya mau izin pulang ya. saya mau pergi ibadah siang nanti" ucapnya
"Rin ibadah tiap minggu ya" tanya Mama Miya
"iya, Tante. kalo Sabtu kadang masih ada client yang tiba-tiba ajak meeting dadakan"
"oh. jaga kesehatan loh, Rin. makasih ya udah anterin Samu pulang semalem"
"sama-sama, Tante. saya juga makasih udah disambut dengan baik. saya pamit pulang ya" pamitnya lalu, "Miya, saya pulang ya"
"aku anterin sampe depan, Rin"
"iyaa"
Rintarou membungkukkan badannya untuk berpamitan pada orangtua Osamu. Rintarou mengikuti Osamu yang berjalan di depannya.
"kabarin ya kalo udah sampe" ucap Osamu
"iyaa"
"kamu iya-iya tapi ntar gak ngabarin"
Rintarou saat ini 🤨
"kamu tuh gitu. kamu bilang iya tapi habis itu gak ngabarin apa-apa"
"Miya"
"Samu, panggil Samu"
Rintarou menghela napasnya. "Samu, iya nanti kalo udah sampe aku kabarin"
"janji?"
"iyaa"
"yauda, hati-hati ya Rin. makasih udah anterin aku semalem"
"iyaa, sama-sama"
Rintarou pun memasuki mobilnya. Osamu menunggu di teras sampai Rintarou melajukan mobilnya keluar dari halaman rumahnya.
Lagi, Osamu merasa senang. Paginya hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Feels
Fanfictiona certain feeling that undescribeable and that's what fem!Osamu Miya feels when she met "him" note : • gender bend characters • some cross over characters • bxb & bxg area • ooc • be a wise and supportive readers • votes / comments are very appre...