Promises are meant to be broken
"No, Ad! I don't want it!" Bentak Alana dengan tegas setelah mengetahui tarikh pemodelannya telah ditukar pada tarikh yang sama hari perkahwinannya bakal berlangsung.
"But this is your only chance Lana! Bukan senang kita nak dapatkan peluang ini. Dan you pula, nama you baru aje naik dalam industri modelling. Don't you know how hard it was for me untuk dapatkan this offer untuk you?" Kata Adham.
Pembantu peribadinya, yang turut merangkap sebagai sahabat Alana dari zaman belajar lagi.
"I know, Ad. I know... But this is crazy! How about my wedding? My future?" Soal Alana seakan mendesak sahabatnya itu.
Adham meletakkan Ipadnya sebelum dia bangun berdiri mendekati Alana.
"Lana, this is your future. Masa zaman kita belajar, hari-hari Lana, hari-hari you cerita dekat I how big your dream was. Sekarang sikit lagi Lana. Sikit lagi you nak capai semuanya. And please don't tell me yang sekarang you nak lepaskan?"
Alana mengangguk. Adham terpana.
"Alana..." Alana masih mengangguk. Berkali-kali.
"Exactly, I - I akan lepaskan semuanya..."
"Lana, please I nak you fikirkan-"
"No, don't say a word. Keputusan I muktamad, just pay them back. How much does it cost, I akan bayar." Pintas Alana dengan keras membuatkan Adham mengeluh hampa.
"You know what Lana... If dari awal I dapat tahu this is how it ends. I takkan rasa this much penyesalan sebab dah korban everything for years just to get you on this stage." Terkaku Alana yang mendengarkan apa yang baru sahaja dituturkan oleh Adham.
"Menyesal? You menyesal Ad?" Alana menyoalnya untuk mendapatkan kepastian.
"Absolutely Alana! Ke hulur ke hilir I tolong dapatkan job modelling untuk you! Masa you kena buang dari contract sebab ada orang tuduh you rosakkan baju photoshoot, siapa yang tolong you yang bayar ganti rugi? Yang tolong you dapatkan balik contract tu?" Ujar Adham yang semakin mendekat dengannya.
Alana pula hanya diam membisu. Tersentak dengan luahan amarah Adham.
"Is it Zayn, Lana? No! I yang tolong you! Haven't you see how much I put my efforts just to fulfill your fucking dreams?!" Semakin naik suaranya memarahi Alana.
Terlalu bengis muka Adham tika itu. Hingga tidak sanggup Alana untuk bertentang mata dengannya.
Adham tarik nafas dan hembus sebelum melabuhkan punggung kasar ke atas sofa. Melihat Alana yang masih kaku berdiri di tempatnya, terus rasa serba salah menebal dalam dirinya.
YOU ARE READING
OG | BEAUTIFUL DISASTER
RomanceTidak pernah terlintas di dalam akal fikirannya yang diri bakal menjadi mangsa dendam. Siapakah pendendam itu? Apakah alasannya? Dikahwinkan tanpa kerelaan diri sendiri, disakiti dan dikhianati. Segalanya dirasai sendirian. Sahabat? "𝘉𝘶𝘵 𝘸𝘩𝘺 �...