08.ingin tidak??

1.9K 59 2
                                    

Helowwwww..

Semakin rumit.

Kalau kamu tidak ingin,tolong jangan tunjukan rasa yang membuat aku salah mengartikan.




Hepoy rwiding 🦖


Malem ini, dirumah yang cukup dibilang mewah sangat sunyi senyap dan tak berbicara tentang hal apapun. Tidak ada yang membuka pembicaraan keduanya mendadak bisu dalam satu ruangan,Aga yang sibuk memandangi layar tv didepannya dan Rara yang sibuk mengutak-atik ponselnya.

Sesekali Aga melirik Rara yang sedang cengengesan Karna sesuatu di ponselnya,panas?tidak. Tapi sepertinya Aga ingin memukul sesuatu.

"Gue mau keluar". Ucap Aga tanpa melirik ke arah Rara sedikitpun.

"Hmm". Rara mengangguk lalu memandangi ponsel nya lagi, Aga yang berada diujung pintu mengepalkan  tangannya kuat. Adaapa dengannya? Cemboro kah?ah tidak ah gatau

Aga membanting pintu utama cukup kencang membuat Rara tersentak kaget,"Astaghfirullah bgt tu cowo". Ucap Rara lalu beranjak dari duduknya menuju kamar.

🦖🦖🦖🦖🦖


Ditempat yang berbeda,Aga membuka helm nya lalu berjalan memasuki area gedung tua. Disana,sudah ada kedua kurcaci beserta dengan adik nya,Ale. Aga melihat Ale yang tengah cengengesan sama seperti Rara tadi dirumah membuat kekesalan Aga menjadi bangkit lagi.

Aga yang penasaran lalu menghampiri Ale,Ale yang merasa diperhatikan buru-buru menutupi ponselnya di dalam bajunya,"Ngapain?". Tanya Ale dengan muka yang sedikit panik.

"Ga".

Ale beranjak dari duduk nya, mengambil jaket serta kunci Motornya lalu berpamitan pergi. Aga menatap adik kandung nya itu dengan tatapan tajam hingga kedua kurcaci melihat itu merasa ingin lari juga. Aga laki-laki kalem dan irit bicara tapi jika seseorang sudah mengusik ketenangannya habis lah orang itu, entah koma atau sudah beda alam.

"kayanya ada something". Ujar Gilang bisik, lalu Dianggukan oleh Bima.

jam menunjukkan pukul 1 malam, belum ada tanda-tanda kepulangan Aga, Rara menatap jam dinding berkali-kali. Rara takut kesendirian, Rara takut sunyi itu sebabnya hingga saat ini Rara belum bisa memejamkan matanya padahal Rara sudah beberapa kali menguap.

Tak lama,suara motor Aga memasuki halaman rumahnya suara motornya terdengar hingga ke kamar atas. Rara yang mendengar itu buru-buru berlari keluar kamar menuju ruang bawah,hingga diakhir anakn tangga kaki Rara tersandung dengan kaki sebelah nya. Untung aja,Aga dengan sigap menahan tubuh Rara yang hampir terjungkal ke depan.

Rara memeluk erat Aga, menenggelamkan wajahnya didada bidang Aga,"Jangan pergi". Ucap Rara.

Aga membeku seketika,ada apa?kenapa dengan dirinya?jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya,nggak nggak mungkin. Dia benci gadis dihadapannya ini,sangat benci.




Tapi...





Gadis dihadapannya bener-bener menunjukkan rasa takutnya,tanpa ragu Aga membalas pelukan Rara lalu membawanya lebih dalam lagi.

"Jangan pergi".

"Nggak akan". Jawab Aga tanpa ragu.

Aga menggendong Rara berjalan kearah tangga menuju lantai atas,Aga memandang wajah lugu Rara, Aga melihat kepolosan diwajah itu hatinya merasa tersentuh melihat wajah tenang Rara, tapi mengingat pernikahan yang dibuat papa nya dan papa nya Rara itu membuat kebencian Aga terhadap Rara kembali muncul.

Sesampainya dikamar, Aga naruh tubuh mungil Rara pelan agar tidak membangunkan Rara yang sudah tertidur dipelukannya. Tangan kiri Aga terangkat untuk mengelus rambut hitam panjang milik Rara,cantik itu yang ada dipikirannya.

Aga menggelengkan kepalanya pelan,saat hendak memutar tubuhnya untuk keluar kamar tapi tangan kirinya ditahan Rara,"Jangan pergi,disini aja". Ucap Rara sayup-sayup disela tidur nya.

"Ganti baju dulu". Rara mengangguk pelan lalu menarik selimut.

Setelah mengganti pakaian,Aga melihat Rara yang sudah pulas kedalam mimpi, Aga memutuskan untuk keluar kamar dan berjalan kekamar sebelah nya. Alasannya, Aga tidak ingin tidur dengan Rara Karna menurut nya dia laki-laki normal,dia tidak ingin menyentuh Rara lebih jauh sebelum waktunyag

Aga berjalan kearah balkon, mengeluarkan rokok dan pematik nya, mengisapnya dengan santai. Ingatannya kembali pada 3 bulan yang lalu,itu bener-bener sangat Aga benci.

"you have to die!".





Next?
Aku lagi tidak baik.






Salam dari Istri AGASARA AJI DIRGANTARA 💖

AGASARA [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang