Happy reading.
Di sebuah rumah sakit swasta, kini terlihat dua orang pasien yang keadaan nya cukup parah.
Yang satu terlihat diantar oleh beberapa pria berjas hitam dan satu lagi hanya diantar oleh seorang bapak-bapak yang mungkin hanya orang baik yang ingin menolong.
Keduanya dalam kondisi berdarah-darah, entah kejadian apa yang menimpa dua orang tersebut. Kedua nya berjenis laki-laki.
Suster dan dokter terlihat berlalu lalang keluar masuk dari ruang operasi.
Di dalam ruang operasi terlihat dokter tengah menangani pria yang seperti nya tertembak dibagian dada kiri. Dokter tersebut sangat cekatan dalam menangani pasien kritis tersebut dan ia juga takut jika operasi ini gagal maka kepala nya akan terpenggal oleh orang-orang diluar sana. Mengerikan.
Sedangkan pasien satu lagi ia sedang ditangani oleh dokter dan beberapa suster. Mereka terlihat kewalahan menangani pasien kali ini, tubuh pasien seakan menolak untuk diselamatkan. Tak lama tubuh itu kejang-kejang dan henti jantung.
Dokter dan suster terdiam menatap tubuh pucat pemuda yang sekarang sudah tidak bernafas.
"Pasien telah meninggal. Catat tanggal kematian, 11 Maret 2055, 02.45 wib"
Mereka menutup tubuh pemuda tersebut dengan kain putih transparan dan segera memindahkan jenazah tersebut ke kamar mayat untuk di urus kelanjutannya.
Para pria berjas tersebut hanya melihat sekilas jenazah tersebut dengan biasa saja, namun satu orang yang terlihat paling menonjol dari yang lain nya memperhatikan cukup lama sosok manis dibalik kain putih tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Permisi apa ada keluarga pasien?"
Pertanyaan yang ditanyakan oleh suster menarik kembali perhatian sang pria.
"Ya, saya teman pasien"
"Baik. Mas nya bisa ikut saya sebentar"
Si pria hanya mengangguk. Ia mengikuti langkah suster itu dan masuk ke dalam ruangan bertuliskan Dr. Kamillia Ridwan.
"Silahkan duduk tuan"
"To the point" ucap si pria singkat
Sang dokter akhirnya menjelaskan secara garis besar dan intinya pasien tersebut sempat mengalami henti jantung selama 12 detik dan sekarang dalam keadaan koma yang entah kapan akan terbagun lagi atau mungkin tidak akan bangun?
"Koma?"
"Ya tuan. Kemungkinan pasien bangun dari koma hanya 45% saya sarankan agar keluarga nya selalu berada disamping pasien dan memberinya semangat. Percobaan seperti ini sudah banyak dilakukan kepada pasien koma lain, walaupun mereka tertidur tapi indera pendengaran mereka masih berfungsi dengan baik."
Setelah membicarakan hal tersebut si pria yang memiliki jabatan sebagai tangan kanan pun keluar dan pergi ke depan ruang VVIP.
Keenan merogoh ponsel mahal nya dan segera memberi kabar kepada tuan besar yang sekarang tengah berada di negara lain.
"Halo tuan"
"......."
"Tuan muda terluka saat menjalankan misi yang anda minta."
"......"
"Baik. Saya akan menjaga tuan muda"
Tut
Sambungan dimatikan secara sepihak oleh pria yang keenan sebut tuan besar.
Kalian penasaran mengapa hal ini bisa terjadi?
Biar saya jelaskan agar kalian yang membaca tidak bingung, mungkin akan sedikit panjang.
Flashback
Siang ini seorang pemuda tengah duduk menghadap jendela yang langsung disuguhi pemandangan pohon-pohon tinggi menyerupai hutan mini.
Drett drett
Getaran ponsel mengalihkan pandang pemuda tersebut. Ia melihat siapa penggangu yang menelpon nya siang-siang begini.
"Tua bangka"
Nama itu tertera sebagai penelpon, segera saja ia angkat.
"Hm"
Belum saja si penelpon berbicara pria itu sudah mendahului seakan tau maksud si penelpon.
"Aku belum bicara son"
"Aku tau"ucap pria tersebut
"Tolong bantu ayah sekali saja" ucap si penelpon dengan nada merayu
"Aku tidak mau" ucap nya penuh penekanan
"Ayolah sena"
"Berhenti memanggilku dengan nama busuk itu ayah!!"
Akarsana. Pria itu bergidik ngeri mendengar panggilan dari sang ayah.
"Oh ayolah, hanya kali ini saja bantu ayah mu ini"
"Ck. Baiklah kirim saja semua lewat email ku"
"Hahaa akhirnya kau luluh juga sen-"
Tut
Singkat cerita tenyata sang ayah hanya menyuruh nya untuk menyelidi kasus hilanganya balita 18 tahun lalu. Akar tidak habis pikir dengan tingkah sang ayah yang malah memberikan misi tidak berguna seperti ini, untuk apa ia mencari orang yang sudah hilang belasan tahun. Mungkin saja orang itu sudah mati kelaparan setahun setelah menghilang. Begitu pikirnya.
Akar memerintahkan sang tangan kanan untuk segera mencari informasi mengenai balita hilang itu dan mengirim lewat email jika sudah dapat.
Ting
2 notifikasi masuk ke dalam jajaran email nya. Ia membuka terlebih dahulu yang paling teratas dan ternyata itu hanya sebuah biodata biasa yang berisikan :
Nama : Mikailla Prince Reheart
Tanggal lahir : 27 Februari 2035
Jenis kelamin : Laki-laki
Ciri-ciri : putih, rambut pirang, memiliki tanda dibelakang paha kanan
Tinggi badan : 82 cm
Gol darah : BHanya ini? Pikir nya.
Akar beralih ke satu email lain dan ternyata berisi sebuah foto balita berusia 2 tahunan yang nampak menggemaskan tengah berdiri diatas ranjang bermotif beruang.
Foto itu kenapa sangat manis saat diliat terus menerus.
Singkat cerita akhirnya mereka sampai dilokasi pemimpin yang dulu menculik balita tersebut, namun tidak mudah untuk menerobos bangunan tua itu karna banyaknya penjagaan disetiap sudut.
Semua berjalan dengan lancar, namun sebelum Akar sempat mengambil sebuah map merah yang mungkin saja bisa dijadikan petunjuk penting itu seorang wanita paruh baya tiba-tiba saja menembakan peluru ke arah nya.
Semua peluru memang meleset namun entah datang dari mana satu peluru terlihat diarahkan kepada Keenan tangan kanan nya. Karna tidak ingin orang-orang nya terluka tanpa pikir panjang Akar menjadikan tubuh nya sebagai tameng.
Dan ya satu peluru menembus dada kiri. Tepat posisi jantung berada.
Karena itupula sekarang Akar harus terbaring lemah dan koma.
Flashback off
_TBC_
Halo guyss
Gimana part pertama nya?
Seru ga? Seru lah ya pastinya eheheKalo udah baca berarti tau dong harus ngapain? Yap betul vote dan comment nya dipersilahkan 🙂👍
Kalian baca part ini jam brp guys?
Komen ya >>>Bye muachh 😘💅
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARSANA
Short StoryRyanzee Bagaskara. Tentang lelaki yang memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis. Selama Zee hidup di dunia ini ia tidak pernah sekalipun merasakan kasih sayang orang tua bahkan perhatikan kecil seperti menanyakan kabar pun tidak pernah. Di sekola...