[10]

1K 146 21
                                    

●HAPPY READING●

Pagi ini Akarsana kembali bekerja sebagai CEO.

Kali ini perempuan itu--- Meera selalu datang hanya untuk memastikan ia memakan makanan yang Meera bawa untuk nya.

Seperti saat ini, Meera tengah menyusun makanan yang sengaja ia buat untuk makan siang Akarsana.

"Aku masakin kamu udang asam manis, capcay, sama ayam goreng kesukaan kamu." Ucap Meera

"Hm"

Meera yang sudah terbiasa dengan sikap cuek Akarsana hanya tersenyum manis.

Setelah semua nya siap, Meera duduk di sebelah Akarsana untuk menyuapi nya makan.

"Aaa"

Akarsana melihat sebentar dan menatap wajah Meera yang sedari tadi tersenyum lalu melahap suapan pertama nya.

"Tidak makan?" Tanya Akarsana saat tidak melihat Meera makan dan malah fokus menyuapi nya.

Meera menggeleng pelan dan menjawab, "Setelah kamu selesai makan, aku juga makan kok"

Akarsana mengangguk dan kembali melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Sebenarnya ia risih namun ingin menolak pun tidak bisa.

Setelah makanan yang ia makan habis, seperti ucapan nya tadi kini gantian Meera yang memakan masakan buatan nya sendiri.

○●○

Jam berganti dengan cepat, sekarang sudah pukul 16.25 waktu nya para pekerja untuk pulang.

Akarsana sendiri kini tengah berada di dalam lift menuju lantai dasar.

Beberapa karyawan yang berpaspasan dengan nya membungkuk hormat.

Setelah sampai di parkiran akhirnya Akarsana masuk ke dalam mobil yang di kemudikan oleh Keenan.

Keenan memperhatikan Akarsana yang terlihat lelah, ia sebenarnya selalu merasa iba pada tuan muda nya ini yang dilimpahkan urusan perusahaan di usia muda nya.

"Tuan apa kita akan kembali ke Apartemen?" Tanya Keenan

Ah benar, ia lupa akan pulang kemana karna sekarang ia memiliki Apartemen walaupun miliki Akarsana asli.

"Ke mansion saja."

Setelah mengatakan kalimat itu akhirnya mobil melaju membelah jalanan kota yang mulai ramai.

Akarsana memperhatikan kendaraan lain yang melaju di samping mobil nya dengan bosan, hanya bapak-bapak saja yang lewat di samping nya padahal Akarsana ingin melihat bidadari pulang kerja naik motor.

"Bosan" gumam nya pelan namun masih terdengar oleh Keenan

"Ya tuan?"

Akarsana menggeleng pelan untuk menjawab Keenan.

Keenan membelokan mobil melewati jalanan yang lumayan sepi.

"Kok sepi?" Tanya Akarsana agak ngeri melihat sepanjang jalan hanya mobil milik nya saja yang lewat.

"Saya mengambil jalan lain agar cepat sampai di mansion dan tuan bisa istirahat." Ucap Keenan setenang air.

Suasana jalan yang sepi dengan langit yang hampir gelap benar-benar membuat Akarsana merinding dan entah kenapa perasaan nya mulai tidak enak.

Sebuah mobil hitam tiba-tiba berada di belakang mobil milik Akarsana.

Setelah Keenan membuka jalan untuk mobil hitam dibelakang mereka bukan nya pergi mobil itu malah semakin memepet mobil Akarsana.

"Apa-apaan? Apa orang itu tidak bisa menyetir?" Tanya Akarsana kesal entah pada siapa

"Saya tidak tahu tuan."

Bruk

"Akh sialan!"

Akarsana hampir saja terlempar ke depan begitu mobil hitam di belakang nya sengaja menabrak mobil milik nya.

"Untuk berjaga-jaga saya akan menghubungi bodyguard yang berjaga di mansion." Ucap Keenan sambil menekan benda kecil di telinga nya

"Datang ke alamat ini xxx"

Bruk

Lagi mobil Akarsana di hantam dari belakang.

"Keenan awas!!" Ucapan kencang itu reflek keluar dari bibir nya ketika sebuah mobil mendadak menghalangi jalan mereka berdua.

"Tuan anda baik-baik saja?"

"Ya" ucap Akarsana pelan

Jujur saja Akarsana tidak pernah mengalami hal mengerikan seperti ini.

"Saya akan mengecek keadaan di luar."

Keenan keluar dari mobil dan berjalan menghampiri mobil yang menghadang jalan nya tanpa takut.

Bukan nya meminta maaf pria yang keluar dari mobil tersebut langsung memukul Keenan tanpa aba-aba.

"Brengsek" gumam Keenan pelan sambil mengusap kasar sudut bibir nya yang sobek

Bugh

Bugh

Mereka akhirnya berkelahi di jalanan sepi itu, ya mereka Keenan dan 4 pria berbadan besar.

Walaupun terlihat tidak seimbang tapi Keenan sudah menumbangkan 2 pria sekaligus.

Akarsana yang berada di dalam mobil ingin sekali membantu Keenan namun---ia tidak bisa berkelahi.

Setelah memikirkan dengan matang akhirnya Akarsana keluar dari mobil.

"Tuan kenapa anda keluar?!" Teriak Keenan dengan kencang

Akarsana semakin panik ketika mendengar teriakan Keenan, ia mulai berpikir jika Keenan tengah kesulitan dan membutuhkan bantuan.

"Aku...aku harus apa? Cepat berpikir--Akhh"

Seseorang baru saja memukul kepala Akarsana!

Semua nya gelap, Akarsana tidak sadarkan diri dengan kepala berdarah.

Bersambung....

Janganupa vote dan komen ya !!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKARSANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang