● HAPPY READING ●
Sore ini pemandangan sunset dari balkon Apartemen Akarsana terlihat begitu cantik.
Langit jingga yang menyatu dengan putih nya awan menjadi perpaduan sempurna ketika dilihat sore menjelang malam hari.
Apartemen mewah milik Akarsana berada di lantai 14 dari 25 lantai lainnya dan penghuni Apatemen tersebut bukanlah orang-orang biasa.
Seperti nya kebiasaan yang sering Akarsana asli lakukan kini berpengaruh pada jiwa Ryanzee.
Ryanzee tidak pernah menyentuh benda nikotin selama hidup nya dan sekarang ia terlihat sangat menikmati benda tersebut dengan satu botol penuh alkohol.
Uhuk uhuk
Meera yang kebetulan masih bersama nya terbatuk saat menghirup kepulan asap yang keluar dari bibir tebal Akarsana.
"Minum" ucap Akarsana sambil menyerahkan air kemasan yang berada disamping minuman alkohol milik nya
"Terima kasih"
Walaupun sudah meminum air pemberian Akarsana tapi Meera masih terlihat tidak nyaman dengan ada nya asap rokok tersebut, ingin menegur tapi dia terlalu takut.
Akarsana yang peka akhirnya mematikan rokok yang tersisa sedikit itu dan membuang nya ditempat sampah.
"Kapan pulang?" Tanya Akarsana basa basi
"Uhm terserah kamu"
Akarsana mendengus pelan saat Meera menjawab pertanyaan nya dengan kalimat terserah yang sangat menyebalkan ditelinga nya, Perempuan memang sama saja.
"Keenan akan mengantarmu pulang." Ucap Akarsana tanpa berpikir
Setelah memanggil Keenan dan menyuruh nya untuk mengantar Meera pulang, kini Akarsana berbaring diatas ranjang dan memandang atap kamar nya dengan perasaan campur aduk.
Perasaan nyaman ketika berdekatan dan mengobrol dengan Meera terasa sangat familiar, seakan ia sudah pernah mengobrol dengan wanita itu sebelum nya.
Terlalu fokus mencari tahu perasaan aneh itu Akarsana sampai tertidur tanpa membersihkan tubuh nya.
●○●
19.00
Pukul 7 malam Akarsana terbangun dengan tubuh yang terasa lebih segar.
Akarsana keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit bagian pinggang hingga bawah dan berhenti tepat di depan cermin full body.
Bagian tubuh atas nya terhias oleh beberapa tatto, bagian samping tubuh nya terdapat sebuah tatto nama yang memanjang dengan ukiran indah.
Di lengan bagian kiri nya ada sebuah tatto angka yang sengaja Akarsana tempat kan disana.
1404 hanya sebuah angka biasa.
Dibagian punggung hanya ada satu tatto, gambar burung elang dengan sayap melebar disetiap sisi nya.
Setelah puas melihat bentuk tubuh nya yang sempurna, Akarsana mengambil kaos dengan celana panjang yang tersimpan dilemari kamar ini.
Akarsana berjalan ke arah dapur dan melewati ruang tamu yang terlihat sepi.
Setelah sampai di dapur Akarsana melihat-lihat bahan apa saja yang bisa ia jadikan makanan. Hanya ada beberapa telur dan sayuran sawi putih di dalam kulkas.
"Ck. Kenapa tidak ada daging atau sayuran yang lain?!" Gerutu nya kesal
Setelah mendapatkan ide, kini Akarsana tengah mencuci sawi putih itu dan memotong nya sesuai keinginannya.
"Ayo ber-experiment"
Langkah pertama yang Akarsana ambil adalah memasak beberapa telur lalu diorak-arik dan menunggu sampai warna nya kecoklatan.
Kedua, masukan air yang sudah ia siapkan dan masukan bumbu penyedap seadanya. (Hanya garam)
Ketiga, aduk masakan tadi hingga merata dan masukan sawi yang sudah terpotong-potong lalu tutup wajan dan tunggu hingga matang.
Setelah menunggu 5 menit akhirnya masakan yang Akarsana buat sudah matang dan siap untuk di hidangkan.
Akarsana menyiapkan masakan nya diatas mangkuk dan membawa nya ke arah ruang tamu.
Menelan ludah dengan cepat Akarsana segera duduk diatas karpet berbulu dengan perut kelaparan. Aroma yang tercium dari mangkuk dihadapannya sungguh membuat Akarsana semakin kelaparan.
Saat ingin menyuapkan suapan pertama bel Apartemen nya berbunyi.
"Bangsat" umpatnya jengkel
Siapa yang datang ke Apartemen nya malam-malam begini? Keenan? Tukang pos? Satpam? Masa bodo dengan orang diluar, kini perut nya lebih penting.
Setelah menghabiskan makanan yang enak kini Akarsana membuka pintu Apartemen dengan santai nya.
Kosong.
Tidak ada siapapun saat Akarsana membuka pintu dan--- ada kotak hitam berpita dibawah pintu Apartemen nya.
"Hadiah? Dia ulang tahun?" Dia yang dimaksud Akarsana adalah Akarsana asli.
Dengan tidak tahu malu Akarsana membuka kotak tersebut di depan pintu Apartemen nya.
"Wah apanih? Surat cinta?"
Hanya ada satu surat dengan tulisan tangan.
Sayang sekali, kau selamat dari peluru ku.
-Ar
"Jelek banget tulisan nya."
Tulisan shaming ya guys.
Akarsana meremas surat tadi dan membuangnya ke tempat sampah disamping kamar Apartemen nya dan membawa kotak tadi kedalam. Bagus katanya untuk menyimpan uang kembalian diwarung, lumayan.
_TBC_
Jangan lupa vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARSANA
Short StoryRyanzee Bagaskara. Tentang lelaki yang memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis. Selama Zee hidup di dunia ini ia tidak pernah sekalipun merasakan kasih sayang orang tua bahkan perhatikan kecil seperti menanyakan kabar pun tidak pernah. Di sekola...