HAPPY READING BESTIEEE 🥰
basa - basinya di akhir aja yaaa, kuyy baca!.
.
.
.
.Dekorasi sederhana sudah mengisi ruang tamu dan ruang tengah kediaman Surya sejak kamis malam. Aroma berbagai bumbu mulai menyeruak. Beberapa tetangga pun datang secara suka rela untuk membantu kelancaran acara tiga hari kedepan.
Usai sesi lamaran dan pengajian hingga waktu shalat jum'at berlalu, Nafisa sudah bersiap di ruang tengah. Ia duduk manis dikelilingi bunga dan beberapa properti akad nikah termasuk segala jenis seserahan. Gaun muslimah berwarna putih tulang dan riasan natural melekat sempurna di tubuhnya.
Di depannya sudah banyak sekali kerabat hingga tetangga dan juga keluarga Dhaniar. Sekarang adalah menunggu Ahmad Dhaniar Diwangga mengucapkan janji suci dalam ijab qobul di ruang tamu.
"Saya terima nikah dan kawinnya Nafisa Kanza Mufida binti Surya Admadja dengan maskawin tersebut. tunai."
"SAH."
"Alhamdulillah," sahut seisi rumah yang mendengar ucapan lantang dari Dhaniar.
DEG
Nafisa mulai menunduk, netranya memejam sempurna sekaligus menitikkan air mata. Secepat itu ia melepas masa lajangnya dan memulai kehidupan baru sekaligus menjalankan misi menua bersama Ahmad Dhaniar Diwangga,
"Alhamdulillah," ucap Nafisa dengan lirih sembari mengamati tangannya.
Tidak lama, Humaira menggandeng tangannya.
"Mas Dhaniar mau jemput, jangan nangis nanti jadi jelek," Nafisa mengangguk saja, andai ini tidak hari bahagia bisa aja adu bacot akan terjadi.
Dhaniar sendiri diperintahkan untuk menjemput Nafisa diiringi oleh Aisyah. "Kenapa Mas? kok gemeter gini," celetuk Aisyah usai memegang lengan kakaknya. Hal itu lantas dihadiahi gelak tawa dari Surya, Zaki juga para saksi.
"Diem Is, grogi ini tuh mau ketemu istri baru."
"Biasanya juga ketemu---"
"Nahan rindu satu bulan tuh---"
"Perasaan cuma tiga minggu yg benernya," sindir Aisyah membuat Dhaniar mendengus sebal.
"Is, Icanya dimana, di kamar ya?" tanya Dhaniar saat berada di pembatas antara ruang tamu dan ruang keluarga.
"Otak Mas gak gesrek kan, perasaan tadi pakle Surya udah ngomong deh," selidik Aisyah, Dhaniar tersenyum kaku.
"Tuh, mbak Caca, digandeng Maira," tunjuknya pada Aisyah di depan sana.
"Masyaallah, bidadari Is."
"Ya kalau bidadara sih laki, Mas," sahutnya, Dhaniar berdecak.
Langkah kaki gagah itu berhenti tepat di depan perempuan cantik yang kini tengah menunduk malu, diiringi dengan sorakan dari para tamu dan keluarga.
"Ca, gak mau salim?"
"Mbok yo salam to Le." tegur Mila yang Dhaniar baru sadari ada di barisan paling depan. Dhaniar hanya nyengir salah tingkah.
Nafisa tertawa kecil beriringan dengan rasa haru dalam benaknya.
"Assalamu'alaikum istriku."
"Wa'alaikumussalam Mas," balas Nafisa tanpa menengadah.
"Liat aku mbul, udah sah loh."
Nafisa menggeleng, kenapa dirinya malah sangat malu. Dhaniar mengulurkan tangannya pada Nafisa, berniat menggandeng tangan sang istri untuk diajak ke ruang tamu, menandatangani buku nikah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend My Husband (Selesai)
Художественная прозаBAB TER-ACAK, MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA🙏 cerita ini hanya ada di wattpad BLURB Acara reuni sekolah menengah pertama ternyata membawa berkah tersendiri bagi gadis pemilik nama Nafisa Kanza Mufida yang baru saja menyandang gelar sarjana, kar...