Hehehe, salah pencet.
Happy Reading!
.
.
."Aaa-duhhh Bu, sakit telinga Dhaniar," ujar Dhaniar sembari ikut memegang telinganya yang dijewer oleh Mila.
"Kamu ngelamar anak orang pake cincin perak?"
"Ya itu 'kan, soalnya Dhaniar cuma ada---"
"Mbok ya dibelikan cincin emas putih, kamu tuh, kayak gak niat ngelamar."
Dhaniar mendengus. "Baru sempat kebeli pas pulang Bu, ya waktu itu idenya muncul gitu aja. Sebenarnya cincin peraknya punya temen Dhaniar Bu, dia mau kasihin ke pacarnya, ya karena dadakan jadinya Dhaniar beli aja dari dia, untungnya pas di tangan Ica."
"Aaaaaawwssss ... Ibu sakit Bu," adu Dhaniar usai jeweran di telinganya semakin kencang.
"Kamu tuh ya Le," ujar Mila sambil melotot.
"Ayah, lihat Ibu nih," adunya lagi pada Zaki yang baru saja masuk ke dalam rumah dan menahan tawa melihat anak pertamanya.
"Kenapa kamu sampai dijewer Ibu gitu?" tanyanya.
"Masa Mas, udah ngelamar anak orang baru ngomong, terus ngelamarnya bawa cincin perak aja," beritahu Mila, sejenak Zaki melotot.
"Astagfirullah Le, ya mbok dipikir dulu kalo ngelamar tuh, emang diterima? siapa yang dilamar?"
"Diterima lah Yah, kan' Ica yang Dhaniar lamar."
"Tck, baru diterima sama Cacanya 'kan, belum diterima orang tuanya," Balas Zaki membuat Dhaniar cemberut.
"Kamu udah dewasa, udah berani ngelamar anak orang aja masih suka kayak anak kecil Le, manja," ujar Zaki membuat Dhaniar semakin cemberut.
"Gak malu kamu dilihat adikmu kalau---"
"Assalamu'alaikum, Ais pu--- ahahahahahhahaa ... kenapa Mas?" tanya Aisyah usai menyudahi tawanya melihat Dhaniar dengan ekspresi wajah tak karuan.
"Malam ini kamu jaga rumah, sendirian," ujar Zaki pada Aisyah membuat Dhaniar menerbitkan senyumnya. Ternyata Ayahnya ini sangat peka.
Aisyah menaikkan sebelah alisnya, "Memangnya pada mau kemana Yah?"
"Tanyain Mas mu tuh, Ayah sama Ibu mau berangkat dulu ke rumahnya bukle Usi, kondangan sebentar."
Usai kedua orang tua mereka berpamitan, kini Aisyah menatap Dhaniar.
"Emang mau kemana mas? Kok Ais gak diajak?"
"Ngelamar calon kakak ipar buat kamu," balas Dhaniar.
"Mbak Caca 'kan, awas yang lain," balas Aisyah, Dhaniar menaikkan alisnya sebelah.
"Emang kenapa kalo bukan Ica?"
"Gak suka, Ais gak setuju, gak sayang lagi sama Mas," balasnya lantas meninggalkan Dhaniar dengan menghentakkan kakinya saat berjalan.
"Iya, Ais, Mbak Caca kok, yang Mas lamar!" seru Dhaniar, mendengar itu, Aisyah kegirangan.
"Yes! punya temen ngobrol sama tempat pengaduan kalo mas nyebelin!" teriak Aisyah membuat Dhaniar melotot ditempatnya.
***
"Mba beli cincin lagi?" tanya Humaira saat melihat Nafisa menyimpan cincin lamanya mulai dari zaman SMP dan cincin yang beberapa waktu lalu ia beli, kini hanya cincin pemberian Dhaniar yang menghiasi jarinya.
"Gak beli, dikasih."
"Sama?"
"Temen," Humaira mengangguk saja menanggapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend My Husband (Selesai)
Fiction généraleBAB TER-ACAK, MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA🙏 cerita ini hanya ada di wattpad BLURB Acara reuni sekolah menengah pertama ternyata membawa berkah tersendiri bagi gadis pemilik nama Nafisa Kanza Mufida yang baru saja menyandang gelar sarjana, kar...