MFMH 11 - DRAMA DI PERJALANAN

7K 476 5
                                    

Sejak tadi Nafisa tidak berhenti memikirkan tentang obrolannya dengan Jaja saat di rumah makan tadi malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak tadi Nafisa tidak berhenti memikirkan tentang obrolannya dengan Jaja saat di rumah makan tadi malam. Dhaniar memberi tahu Jaja tentang kejelasan hubungan keduanya, sebenarnya bagus. Tapi kenapa Nafisa merasa cemas entahlah ia bingung. Pikirannya juga masih berkelana soal Rega, ia takut Dhaniar salah paham dengannya, apalagi kemarin Jaja juga mengatakan jika Rega itu senior mereka.

"Ntar kalau tuh anak salah paham gimana, aku harus jelasin." Gumamanya seraya menepuk-nepuk ponselnya.

"Ck, tapi buat apa juga, aku kan emang gak ada hubungan apa-apa sama Dhaniar."

"Huh, kenapa gini sih!" Kesalnya pada diri sendiri.

"Nduk!" Panggil Surya.

"Iya pak, bentar."

"Kenapa pak?" Tanyanya setelah berada di depan Surya yang tengah menyeruput kopinya.

"Itu di depan siapa?"

"Hah? Siapa pak?" Tanyanya lagi sembari mengikuti arah pandang Surya.

"Oh, eh? Itu temannya Mai kayaknya."

"Mai! Temanmu tuh!" Teriak Nafisa.

"Iya bentar!" Sahut Humaira dari kamar.

"Kamu mau berangkat reunian jam berapa sama siapa dari sini?"

"Satu jam lagi pak, aku berangakat sama temennya Davian, anaknya pakde Jaka."

"Daviannya?"

"Davian udah di kota dari minggu lalu."

"Siapa namanya?"

"Hah?"

"Kamu berangkat bareng siapa?"

"Dhaniar." Cicitnya.

"Anaknya siapa?"

"Dhaniar itu anaknya pakle Zaki."

Surya nampak mengangguk. "Kenapa gak sama nak Rega aja berangkatnya?"

Nafisa menatap kesal pada Surya, nampaknya sang ayah sudah memberikan lampu hijau pada Rega untuk mendekatinya sampai sejauh ini.

"Ini acara alumni SMP pak, mas Rega kan bukan alumni SMP1, ya gak boleh ikut." Balas Nafisa.

Surya hanya menganggukkan kepalanya. "Ya udah hati-hati dijalan, langsung pulang apa nginap di kos Sandra kamu?"

"Nggak tahu masih pak, lihat nanti aja."

"Hm, ya udah bapak mau berangkat ke kebun, kamu mandi, siap-siap. Bapak lihat bawaanmu banyak."

"Iya pak, siap!" Seru Nafisa.

Nafisa lantas berbalik menuju kamarnya, menyusun dua plastik besar yang isinya kue kering dan meletakkannya di motor matic-nya.

My Friend My Husband (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang